"Tugas saya sudah selesai Bu, tolong jangan ganggu saya lagi. Saya mohon."
"huh iya iya terserah, nikmati saja uang yang saya berikan, tapi saya ga yakin yah gak minta bantuan dari malaikat baik ini." wanita itu menyentuh dagunya dan tersenyum lalu pergi meninggalkannya.
"maafin ibu Rey."
...
Riki dan Jun masih berada di depan sebuah pintu yang mana didalamnya ada sang kakak dan anak kesayangannya. Mereka menunggu dokter keluar dan menjelaskan tentang keadaan Rey.
"gimana dok keadaan anak saya?"
"Begini, anak bapak tidak sadarkan diri karena tidak makan. Lain kali ingatkan dia agar makan dengan teratur ya pak. Saya khawatir Gerd-nya akan lebih parah.
"iya dok saya akan mengawasi dia dengan lebih baik lagi."
"oiya bapak sebelumnya saya mau tanya apakah lagi ada masalah di rumah? sebaiknya anak bapak jangan dibiarkan stres karena bisa mempengaruhi kesehatannya."
"kalau itu saya kurang tau dok, soalnya dirumah kita ga pernah ada pertikaian, karena kita biasanya saling mengutarakan kesalahan dari masing-masing dan langsung minta maaf." Memang benar apa yang di katakan oleh Jun mereka sangat terbuka ini adalah pertama kalinya Rey bertindak seperti ini.
"Baiklah kalau begitu saya permisi." pria ber jas putih itu pergi meninggalkannya
jun memasuki ruangan yang mana kedua anaknya sudah ada di dalam. Riki sudah berada di samping rey masih terlelap.
"kak Reyey kenapa kak Rey ga mau cerita tentang masalah kak Rey ke iki? apa karena iki?" anak umur 14 tahun itu mengelus tangan kakaknya dan dia mengeluarkan sebuah benda melingkar dari kantongnya dan memasangkan benda itu ke tangan Rey.
"Dipake terus yah kak supaya kak Rey bisa inget Iki terus.” anak itu mengelah nafas sebelum melanjutkan perkataannya. "walaupun nantinya kak Rey bakal benci Iki, tolong jangan dilepas gelangnya, agar kak rey ingat janji kita yang harus bersama-sama, walaupun iki hanya dalam bentuk gelang.” anak itu menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya
“pah iki mau pulang.” anak itu menghampiri ayah nya tak sanggup melihat kakanya yang terbaring.
"Kenapa Riki ga mau nunggu kakak?"
"nggak pah iki mau istirahat dulu."
maafin papah yah ki, semuanya ini salah papah.
"Surya bisa tolong antarkan Riki."
"iya om bisa." Surya yang tadinya ingin berlama di rumah sakit untuk menemani Rey harus segera pulang karena ia harus mengantar Riki kerumahnya. Tadinya ia ingin balik lagi kerumah sakit namun dilarang oleh Jun karena dia diberi amanat untuk menjaga Riki.
"Tolong banget yah, jagain Riki di rumah"
"iya om santai saja."
"Terimakasih yah surya." Jun pun kembali ke kamar rawat untuk menunggu rey membuka matanya.
Dengan segelas kopi yang menemani jun agar tidak terlelap karena iya sedang membuat laporan untuk kantornya yang telah iya tinggal karena ia lebih memilih anaknya.
Tidak sesekali ia melirik ke ranjang anaknya untuk memastikan anak nya baik baik saja. Selang beberapa jam tanpa disadari jun pun terlelap dan pergi menuju alam mimpi. Pada saat itu juga sebenernya rey sudah membuka matanya dan menganalisis apa yang sudah terjadi padanya
"ayah, maafin rey rey sayang sama ayah tapi rey masih marah sama ayah. apa yang sebenernya ayah sembunyikan dari rey." dan rey pun kembali melanjutkan tidurnya karena hanya itu yang bisa ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥
Fanfiction"𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐠𝐚𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐡,, 𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐢𝐤𝐢. 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢.' -Riki Update tiap sabtu.