"Surya Lo bisa berantem kan? biar gue telepon polisi, nanti kita masuk serang mereka. Bukan, Lo aja." ucap Aiden yang sedari tadi mengintai sambil mengunyah permen karet
"Masa tiba tiba masuk terus berantem sih? Ntar warga kira kita mau ngerampok lagi."
"oke." Aiden dengan polosnya pergi menuju rumah itu. Rumah yang agak besar namun terlihat berantakan
"Aiden bego lo mau ngapain anjirr?" Surya kaget melihat temannya dengan berani maju tanpa memberitahu apapun
"udah ikut gue aja."
"Permisi, ada orang gak?"
Kedua pria berbadan besar itu diam menatap Rey dengan telunjuk di depan bibir mengisyaratkan untuk tetap diam diam.
"Ada tunggu sebentar." Bukannya diam Rey malah menjawab pertanyaan tadi tamu tersebut. Sebenarnya Rey tidak takut dengan mereka, dia hanya takut jika adiknya akan menjadi sasaran selanjutnya. Pria itu kesal mau gak mau mereka harus membukakan pintunya. "Kalo bukan karena duit gue ogah deh nyulik bocah kayak lo!! nambah dosa aja."
Dia pun membuka pintu menyambut dua orang pria yang entah tujuannya apa."ada apa ya?"
"Gini kami adalah mahasiswa tingkat akhir ingin melakukan survei."
"Maaf om sebelumnya saya boleh numpang ke kamar mandinya tidak?"
"gabisa."
"Sebentar aja om ini udah diujung om, om mau rumah om bau tinja? maaf sebelumnya om saya minta tolong" Pria itu memberikan isyarat untuk bersikap normal kepada dua orang yang di dalam agar tidak melakukan hal yang mencurigakan.
"Yaudah jangan lama lama." akhirnya dia menyerah dan membiarkan Surya memasuki rumah itu.
"terimakasih pak"
"Saya juga numpang duduk yah sekalian kita berbincang mengenai survei yang akan kami lakukan" Aiden mengajak pria itu duduk di sebelahnya dan mulai mempertanyakan pertanyaan yang sebenarnya tidak ada. Untung saja dia pintar
Surya memasuki ruangan itu dia melihat Rey duduk diam di samping pria bertopi merah. Rey nampak terkejut melihat Surya berada di rumah itu namun dia tidak bisa berbuat apa apa karena sebilah pisau tajam di tangan pria itu yang tidak jauh dari perut bagian sampingnya. Surya mengedipkan matanya lalu dia menuju toilet sebagai alibinya. Sebenarnya mereka sudah melaporkan ke polisi atas dasar penculikan. Tugas mereka hanya mengulur waktu sampai polisi tiba.
Setelah 30 menit Surya tidak keluar dari kamar mandi mereka mulai curiga. pria bertopi itu itu meninggalkan Rey untuk menghampiri pemuda yang tiba tiba datang mengganggu aktivitas mereka.
"Tetep duduk disini, awas kalo pergi adik Lo yang bakal nanggung." Rey meneguk salivanya tetapi dia tidak takut dengan dua pria yang nampak bodoh. Namun mendengar Riki akan kena imbasnya dia menjadi khawatir. Lagian juga ada Aiden dan Surya di sisinya dia merasa aman
"Permisi yang dikamar mandi mohon dipercepat yah kami mau ada urusan."
Anjing lama banget polisi datengnya
"SEBENTAR LAGI MASIH MULES 5 MENIT LAGI DEH."
"Gada waktu lagi kalo sampe 2 menit gak keluar saya dobrak paksa." pria itu semakin tidak sabar
"BUSET BANG PELIT BANGET!!!"
Udah ga bisa nunggu lagi deh ini kayaknya
"Den siap siapa yah." Surya menekan benda yang berada di telinganya, ya sebenarnya dia tersambung melalui telepon dengan Aiden. Mereka menggunakan earphone bluetooth untuk berkomunikasi
"Aiden yang masih mengobrol dengan satu diantara mereka mulai menutup buku kecil yang biasa dibawa di sakunya. Aiden selalu membawa buku kecil dan pulpen.
Akhirnya Surya keluar dari kamar mandi "Makasih yah om, sayang banget kamar mandinya ga ada sabunnya. Oiya om sebagai ucapan terima kasih saya mau kasih sesuatu." ucap Surya membuat pria bertopi itu penasaran
"ini om terimakasih." Surya menendang dada pria itu sampai tersungkur lalu menghampiri Rey " Rey Lo gak papa? berdiri di belakang gue jangan jauh jauh" mendengar suara berisik pria yang tadinya di luar bersama Aiden masuk ke dalam rumah saat itu juga aiden memukul belakang kepalanya dengan sebuah kursi yang sedari tadi dia dudukin "maaf banget ya tuhan Aiden terpaksa."
"Rey ayo keluar." Aiden menarik tangan Rey keluar saat mereka berhasil keluar pria itu kembali sadar lalu menyerang balik Surya. sudah lama Surya tidak menunjukkan kemampuan taekwondo nya terakhir saat dia ada pertandingan di SMP. Surya terlihat kewalahan melawan dia pria yang badannya lebih besar darinya tak lama polisi datang ke rumah tersebut dan menangkap dua pelaku itu. Mereka sudah aman.
"Terimakasih telah melaporkan kejadian ini, kami meminta keterangan kalian sebagai saksi dan korban. Untuk melengkapi laporan."
"baik pak, tapi tidak sekarang karena ada satu hal yang harus kami urus, orang yang menyuruh mereka untuk menculik saya masih berada di rumah Bu Shana disana juga Bu Shana tidak aman."
Mereka bergegas kembali ke rumah Shana karena Rey berkata keadaan di sana sangat kacau. Surya juga memberitahu bahwa ayahnya berada di sana. Rey berfikir keadaannya semakin kacau
"Tapi ya, masa iya kita boti?" tiba tiba Aiden menyadari sesuatu bahwa sejak awal dirinya tidak mengendarai motor
*𝙱𝚘𝚝𝚒: 𝙱𝚘𝚗𝚌𝚎𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚐𝚊"lagian lu knp ga bawa motor sendiri."
"ya kan lu sendiri yang nyuruh buru-buru."
"Sudah kalian berdua naik motor biarkan saudara Rey bersama kami." Polisi menengahi pertengkaran kecil yang terjadi untuk mempercepat waktu
"oke ayo cepet berangkat."
…
"Emangnya Tante yakin kak Rey ada sama Tante?"
Wanita itu terdiam mendengar perkataan Riki, dia mengambil telepon genggamnya. Nomor yang dituju tidak menjawab. Dia mengulangi hal tersebut hingga Surya dan Aiden memarkirkan motornya di halaman dan memasuki ruangan disusul dengan Rey dan anggota polisi yang mengantarkannya.
"Kak Rey?" Riki menghampiri Rey dan langsung memeluknya
"Maafin Kakak yah Ki."
Polisi langsung menghampiri Celine "Mohon maaf anda kami tangkap atas tuduhan penculikan untuk keterangan lebih lanjut kami bicara di kantor."
"Sialan, ingat yah saya tidak akan menyerah!!!"
...
Hallo gaiss... eheheh
Kalian kangen aku gak?
Maaf banget yang buat yang udah nunggu huhu batu bisa update sekarang🙏🙏
semoga kalian suka💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥
Fanfiction"𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐠𝐚𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐡,, 𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐢𝐤𝐢. 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢.' -Riki Update tiap sabtu.