ᴇɴᴀᴍ ʙᴇʟᴀs : ʟᴏʟɪᴘᴏᴘ

438 61 0
                                    

"Shana apa yang kau lakukan???" Suara hentakan semakin mendekat. Benturan heels dengan lantai terdengar sangat nyaring dapat diartikan bahwa dia sedang marah. Wanita itu masuk kediaman Shana ditemani dua orang lelaki berbadan besar. "Apakah yang yang kuberikan tidaklah cukup?? beraninya kamu mengacaukan rencana saya??" Dia menghampiri Shana yang sedang berada di ruang tengah.

"Maaf bu saya kasihan melihat Rey, hingga sakit seperti itu, saya akan kembalikan uang yang sudah ibu kasih ke saya. Rey sudah seperti anak saya sendiri." merasa kesal karena rencananya gagal wanita itu menampar Shana sehingga ia tersungkur.

"Saya gak butuh uang!! yang saya butuhkan itu bagaimana agar Jun bisa menjadi milikku. Sekarang semuanya hancur cuma karena wanita penghianat seperti kamu." Mendengar suara keributan, seorang remaja keluar dari kamar dengan muka bantal. Tidurnya terganggu karena keributan yang terjadi.

"Ada apa ini? kalian siapa?" Rey menghampiri Shana yang masih terdiam memegangi pipi kirinya di lantai.

"Nah kebetulan sekali ada anaknya disini, pasti nanti bapaknya akan datang kemari menjemput anaknya." Wanita itu tersenyum dia menempati sofa dengan pondasi kayu jati kualitas bagus. Seakan memberikan pertanda kedua pria berbadan besar itu menghampiri Rey dan menariknya secara paksa.

"LEPAS!!! Kalian siapa??" Rey berusaha berontak namun tenaganya belum cukup kuat karena dia masih sakit, tentunya dia tidak bisa melawan.
"Jangan bawa Rey saya mohon jangan bawa Rey." Wanita itu menangis memegangi kaki jenjang dengan heels berwarna merah maroon milih Celine untuk meminta permohonan agar tidak menyakiti Rey. "Bawa dia." Seperti anjing yang patuh dengan tuannya, kedua pria itu membawa Rey kedalam mobil dan melaju meninggalkan kedua wanita yang masih berdiam di tempatnya masing-masing.
"Berdiri!! kau membuatku seperti wanita yang tidak punya sopan santun." Shana pun menuruti perkataannya "Saya tau kalau Jun pasti akan datang kemari untuk menjemput anaknya, mau lihat sebuah sandiwara???"

"Riki udah siap belum?"

"Sebentar pah kak Surya sama kak Deden mau ikut, kak Surya lagi jemput kak Deden dulu."

"Ngapain mereka berdua ikutan? kan kita cuma jemput Rey"

"Kata kak Surya mereka bosen jadi mau ikutan, takut kalo ada apa apa juga mereka bisa bantu gitu katanyanya." Jun mengangguk benar juga, dia ga tau bagaimana sifat perempuan bernama Shana itu seperti apa? Mungkin saja dia berniat melakukan sesuatu yang licik.

Mereka berangkat ke rumah Shana yang letaknya tidak terlalu jauh hanya 20 menit jika menggunakan kendaraan roda empat.
Saat sampai di depan rumahnya Surya melihat mobil hitam yang melaju kencang, tanpa pikir panjang dia langsung mengejar mobil itu. "Suryaaa!!!! rumahnya udah kelewat Lo mau kemana???" Aiden memegang pinggang Surya karena dia tiba-tiba melajukan kendaraannya dengan cepat.

"Gue curiga sama itu mobil tadi jalannya dari rumah yang mau kita samperin."

"Ish nanti kalo om Jun kenapa Napa gimana??"

"Percaya sama gue den" Surya pun melajukan kendaraannya membuntuti mobil hitam itu

"iya dehh percaya"

Rey kamu dimana? ini ay- yah...

"T- Tante?"

"Hallo cintaku, hallo anakku"

"Dimana Rey" Jun menghampiri wanita itu dengan tatapan marah. Riki masih terdiam di tempatnya mencerna apa yang terjadi "kak Rey dimana?" tak lama Riki mengeluarkan suara pelan dengan nada ketakutan seakan-akan dia menahan tangis.

"ohh santai sayangku. Rey aman sama saya, kalau kalian tidak percaya tanya saja sama wanita tua ini. "Ya kan Bu?" wanita itu menunduk malu dan bergumam "maaf.."

𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang