Saat itu Rey sedang berjalan menuju supermarket untuk membeli keperluan mingguan. Saat ini Rey sedang berjalan sendirian karena Riki sedang bermain bersama si kembar untung saja, jika Riki ikut dia akan meminta banyak camilan dan jika dituruti ia akan mendapatkan teguran dari ayahnya namun jika tidak dia akan terus merengek bahkan dia memasukkan nya ke keranjang secara diam diam.
setelah selesai berbelanja ia menaruhnya ke dalam tas dan menaruhnya di bagian depan motornya karena tidak terlalu banyak yang di bawa.
namun saat keluar dari supermarket dia melihat seorang wanita yang sedang kesusahan membawa barangnya hingga barang nya jatuh berserakan Rey mendekati wanita itu untuk membantunya
"ibu gapapa? mari saya bantu bawakan." Rey menawarkan bantuan karena ia tidak tega melihat seorang wanita yang sedang kesusahan.
"oh maaf yah jadi ngerepotin kamu"
"Nggak apa apa Bu, mari saya antar ke rumah ibu." Rey menenteng barangnya dan siap untuk berjalan
"ehh ga usah sampe rumah nak ibu bisa sendiri." merasa tidak enak ibu itu berusaha untuk menolak tawaran Rey namun Rey tetap kekeh untuk membantunya.
"engga bu gapapa nanti ibunya repot sendiri."
"terimakasih ya, kamu baik sekali nak."
Mereka berdua pun akhirnya berjalan setelah melakukan tolak menolak hampir sepuluh menit. Rey membantu membawa barang wanita itu ke rumahnya, tentunya rumahnya tidak jauh dari supermarket itu jadi mereka menempuhnya dengan berjalan kaki dan Rey meninggalkan barangnya di supermarket
"terimakasih kasih banyak ya nak, melihat kamu ibu jadi kangen anak ibu deh." ucap wanita itu murung karena mengingat anaknya
"emang anak ibu di mana kalo boleh tau?" mendengar pertanyaan dari Rey ibu itu menatapnya dengan tatapan sendu seolah olah dia meminta Rey untuk mendengar keluh kesahnya.
"kamu mau denger cerita ibu ga?"
"kalo ibu keberatan ga usah deh Bu gapapa."
"tidak nak ibu senang kalo kamu mau mendengar cerita ibu. ibu ga punya siapa siapa buat berkeluh kesah kecuali kepada Tuhan."
"kalo ibu tidak keberatan saya bisa jadi pendengar buat ibu, ibu juga boleh kok mengajak saya mampir kerumah ibu kapan saja." tawarnya karena dia merasa iba melihat wanita itu hidup sendirian tanpa seorang anak dan suami, dan ia juga sedikit teringat dengan ibunya yang sudah berada di tempat yang indah.
Mendengar kisah wanita itu Rey tidak sanggup menahan air matanya karena kehidupan ibu itu cukup rumit. Dia harus kehilangan anaknya karena kelalaiannya dan suaminya marah padanya hingga memukulinya hingga meninggalkannya dan menikah dengan perempuan lain.
ibu itu harus membanting tulang untuk memenuhi kehidupannya dan selalu berdoa kepada Tuhan untuk mengambil nyawanya agar bisa bertemu anaknya dan meminta maaf.
"duh maaf yah nak ibu jadi berlebihan nangis begini." ucap ya merasa tidak enak
"eh tidak apa apa Bu, ibu ternyata orang hebat yah Bu." ucapnya sambil menghapus air mata dan kemudian menatap wajah ibu itu dengan senyuman tulus
"ibu jangan terlalu merasa bersalah, kejadian itu semua ada dalam skenario tuhan, dan tuhan tidak akan pernah menguji hambanya dengan ujian yang tidak bisa dihadapi oleh hambanya. Jadi saya yakin sesuatu yang indah bakal terjadi pada ibu suatu saat nanti."
"nak ibu terharu mendengarnya, kalau boleh tau nama kamu siapa nak?? dari tadi kita ngobrol ibu belum tahu namamu." tanya ibu itu dengan senyuman hangat
"Nama saya Rey Aditya, ibu boleh panggil saya Rey."
"Nama yang bagus seperti orangnya" tawa kecil keluar dari mulutnya karena melihat Rey malu malu saat dipuji.
"Nama Ibu Shana kalo Rey penasaran. panggil ibu saja tidak apa apa."
"Nama ibu juga cantik Bu." Rey membalas godaan yang sama dengan yang disampaikan oleh ibu Shana.
"oiya ibu lupa masa tamu ga disuguhi hidangan, Rey tunggu sini yah ibu mau menyiapkan minuman."
"eh gausah bu, Rey mau pamit pulang saja. belanjaan dan motor Rey masih Rey tinggal di supermarket takut menghalangi pengendara lain yang mau parkir."
"minum dulu aja sedikit nak, tidak baik menolak tawaran."
"yaudah deh bu." Pasrah Rey karena merasa tidak enak menolak.
"sebentar ibu siapkan, Rey lebih suka susu apa jus?"
"susu saja Bu."
wanita itu menyiapkan minuman berupa susu coklat di dapur sedangkan Rey sedang di ruang tamu ia ingin bermain hp namun saat ia mengeluarkan handphonenya benda itu mari total dan tidak bisa menyala, Hadi dia hanya berdiam diri melihat seisi rumah sang ibu yang tertata rapi.
Tak lama wanita itu keluar dari dapur dengan nampan berisi susu dan biskuit kelapa. "ayo nak Rey di cicipi."
"terimakasih bu sudah repot repot"
"gada yang repot kok, ibu malah senang rumah ibu jadi gak terlalu sepi dan ibu jadi ada temen ngobrol."
"nanti kalo Rey sering mampir kesini boleh gak Bu?"
"Boleh banget Rey ibu sangat senang."
...
Berkali kali pria paruh baya itu mondar mandir dengan sebuah benda pipih di telinganya, orang yang dia hubungi tidak menjawab panggilannya sehingga membuatnya khawatir.
Rey kamu dimana si nak? kok kamu gak jawab telpon ayah??, saya takut wanita itu Berniat menyakiti anakku, wanita itu benar benar gila. Aku harus pulang sekarang.
Jun pun bergegas merapikan barang barang dan pergi ke rumahnya, di jalan dia menelepon Riki untuk menanyakan kabar kakanya apakah dia sedang bersamanya, namun Riki menjawab tidak dan Riki tidak tau kemana kakaknya pergi karena sedari tadi dia hanya bermain di rumah si kembar bintang dan hari.
"Ada apa sih pah kenapa panik gitu??" saat ini Jun sudah ada di dalam rumah dengan kondisi panik
"itu ki tadi si wanita gila itu mengirim pesan kepada papah dia bilang di bakal ngelakuin sesuatu, gak lama dia kirim foto Rey papah khawatir. sekarang Rey ga bisa dihubungi."
"pahh Riki takut" mendengar kata wanita itu tubuh Riki merinding
"tenang aja Ki semuanya baik baik aja."
"Riki takut kalo nanti kak Rey bakal kaya Riki, kita harus cari ka Rey ayo pahhh."
"iya Riki kita cari kak Rey, Riki tenang dulu yah."
setelah tenang mereka berdua hendak pergi keluar untuk mencari Rey namun saat membuka pintu terdapat sosok pemuda yang sedang menenteng tas belanjaan di kedua tangannya.
"loh kalian mau kemana?? tumben ayah ada dirumah,ayah ga kerja??" Rey terheran mengapa ayahnya berada di rumah dan terlihat ingin pergi bersama Riki. Yang dia tahu ayahnya bukan tipe orang yang gampang membolos kerja
Jun menarik nafas lega melihat anaknya yang sepertinya tidak terjadi apa apa. Jun pun menatap Riki dan mendapat anggukan lalu menjawab pertanyaan Rey
"oh ini tadi riki telepon ayah bilang kak Rey gada ada dirumah, terus hpnya ga bisa dihubungi, Riki telepon Aiden juga gada sama kamu jadi Riki takut ditinggal sendirian." Jun mengarang alasan supaya Rey meyakini
"oh tadi kan Riki lagi main sama bintang-hari kakak pikir ga bakal nyariin."
"abisnya kakak abis ke supermarket ga bilang sama iki si??" anak itu menampilkan wajah kesal bahwa sudut bibirnya sudah turun kebawah
"ah lu nanti rewel minta ini itu kakak cuma mau beli beginian doang. sudah ya Rey mau nyimpan ini dulu berat." Rey pun meninggalkan mereka berdua
"untung saja bikin khawatir aja, Riki lain kali hati hati yah wanita itu sulit di tebak."
iya pah...
...
HALOO...
Segini dulu deh hihihu
semoga sukaaa
kalau ada kritik saran boleh kok komen saja.☺️🙏
babayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥
Fanfic"𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐠𝐚𝐮𝐬𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐡,, 𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐢𝐤𝐢. 𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐤 𝐑𝐞𝐲 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢.' -Riki Update tiap sabtu.