sᴇᴍʙɪʟᴀɴ ʙᴇʟᴀs : sᴇᴘᴏᴛᴏɴɢ ʀᴏᴛɪ

558 56 4
                                    

Rey memasuki rumah setelah pulang sekolah. Dia berniat untuk tidur sebentar namun dia mengurungkan niatnya setelah melihat sepiring roti ikan yang terletak di meja. "Ki roti yang di meja Kaka makan yah." Teriaknya sambil mengambil sepotong roti itu. "Iya kak itu buat kakak. kak Iki ijin kerumah bintang dulu yah." anak itu muncul dari tangga sambil membawa bola sepak di tangannya. "Iya ki hati-hati." Rey memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri, lalu tidur.

"Kak Rey" Rey membuka mata dia melihat sosok Riki yang berada di sampingnya. Rey tersenyum "kak Rey ayo kita main" sebentar lagi makan malam, tapi makannnya belum matang. Mari kita tunggu sambil bermain video game." Rey menyetujui ajakan Riki mereka berdua turun ke bawah. Saat Rey ingin menoleh ke arah dapur untuk menyapa ayahnya Namun yang muncul dihadapannya bukan ayahnya melainkan sosok perempuan aneh itu. "Tante Celine?" sosok perempuan itu menoleh menatap Rey dengan hangat "Rey panggil aku ibu. Kau masih belum terbiasa ya nak?" ucapnya sedih. Rey sangat bingung dengan keadaan ini "Kak Rey ayo kita bermain." Riki yang sudah menunggu dari tadi bingung melihat Rey terdiam seperti patung. "Riki!!" Rey langsung menghampiri Riki memeluknya panik dia langsung menjaganya dari wanita itu. "kakak kenapa si?" Riki yang ditarik pun bingung."kamu ga inget apa yang dia lakuin ke kamu?? wanita itu jahat Ki."

"kak dia itu ibu kita." Riki melepaskan tangan Rey darinya

"Apa? ibu?"

"iyaa walaupun ibu tiri kakak, tapi dia ibu kandung Iki kak. Kita udah lama hidup bersama. kakak kenapasi?" Riki pun terheran dengan kelakuan kakaknya.

"Riki maksudnya gimana jelasin Ki?" Riki hanya menjauhi Rey yang terus memanggil namanya.

"Riki!! jawab Kaka Ki!"

"Kak Rey kenapa??" Rey membuka matanya dia berada ditempat tidurnya diapun meyadari bahwa itu hanya mimpi buruknya.

"Kaka gapapa?" Riki panik melihat Rey yang terus memanggil namanya dalam tidurnya

"gapapa Ki, cuma mimpi buruk"

" yang benar?? kalo gitu ayo kita makan kak papah sudah nunggu."

"iya sebentar Kaka cuci muka dulu "

Saat Rey menuruni tangga dia menoleh ke dapur hanya ada sang ayah yang sedang menyiapkan makanan bukan wanita itu. Rey merasa bersyukur bahwa kejadian itu hanya mimpi. Dan Rey memutuskan untuk menanyakan hal itu kepada ayahnya hari ini juga.

"ayo anak-anak di makan." Jun menghidangkan makan malam kepada kedua anaknya.

"terimakasih ayah."

Mereka menikmati makanan yang di sajikan oleh ayahnya. Hening tidak ada percakapan diantara mereka. Setelah semua selesai makan Rey udah siap menanyakan kepada ayahnya.

"Ayah" panggilnya ragu.

"Apa yang selama ini ayah sembunyikan dari Rey dan Riki." Jun terdiam dia menoleh ke arah Riki. mungkin udah saatnya Rey tau semuanya.

"Rey yakin ingin mengetahui?"

"iya Rey sudah lelah dengan semua pikiran buruk itu menyiksa Rey, Rey berhak tau apa yang terjadi akhir-akhir ini." tanpa berfikir panjang dia menjawab dan sudah yakin dengan tindakannya.

Jun menghela nafas kasar "Baiklah jika kau ingin mengetahui, tapi Rey janji sama ayah Rey harus siap dan harus menerimanya."

"maksudnya? apa yg selama ini Rey takutkan benar?" sejujurnya Rey masih sedikit takut dengan kenyataannya

"Ayah gatau apa yang Rey takutkan tapi dengerin ayah dulu oke?"

"Baiklah" Rey memberikan kesempatan kepada ayahnya untuk bericara.

"Jadi selama ini Riki itu adalah adik kandung kamu Rey." Rey terkejut dia menatap Riki yang hanya menampilkan wajah datar karena Riki sudah mengetahui itu sebelumnya.

"Maksudnya? bagaimana mungkin dia adik kandung Rey? bukankah Rey liat sendiri mereka berdua di kubur bersamaan? walaupun saat itu Rey masih kecil"

"Rey, awalnya juga yah tidak percaya. Dr. Wisnu yang yang memberitahu bahwa adik kamu yang dalam kandungan selamat."

"Saat itu ayah benar-benar bingung mencari kemana perginya anak ayah. Selama bertahun-tahun ayah menyelidiki sendiri kemana anak ayah menghilang. Sampai suatu saat ayah bertemu dengan mantan perawat yang berkerja disana dia melihat seorang wanita yang membawa bayi Riki dan membuat orang mengira Riki telah tiada. Sejak saat itu ayah berusaha untuk meminta salah satu teman ayah yang bekerja di rumah sakit itu untuk melihat CCTV. Pada hari itu dan saat itu juga ayah mengetahui bahwa orang yang menculik Riki adalah Celine." Rey semakin terkejut dengan pernyataan ayahnya. Jun pergi meninggalkan mereka berdua untuk mengambil sesuatu.

"jadi selama ini kamu?" ucap Rey untuk memperjelas

"Iya kak, Iki sebenernya udah tau dari awal." Riki menatap Rey takut

"Terus kamu kenapa gak bilang dari awal."

"iki takut Kaka benci sama Iki soalnya Iki yang bunuh ibu harusnya Iki gausah lahir." Riki menundukkan kepalanya dia tidak sanggup menatap Rey karena rasa bersalah itu.

"Iki gk boleh ngomong gitu, Iki bukan pembunuh. Iki tau kan kak Rey bisa sayang banget sama Riki seperti sekarang."

"Maafin iki."

Saat itu Jun daang membawa amplop putih di tanggany menyerahkan kepada Rey. Saat Rey membuka amplop itu terdapat surat tes DNA yang menyatakan bahwa Riki adalah anak kandung dari jun.

"Ayah kenapa gak bilang dari awal?"

"itu semua permintaan Riki." Rey menatap Riki dengan wajah sendu lalu dia memeluknya. "Riki dengerin kak Rey, kak Rey udah nerima Riki disini, kak Rey udah sayang sama Riki bahkan sebelum mengetahui kalau Riki adalah adik kandung Kaka. jadi Riki gausah merasa bersalah kita adalah saudara sekarang."

"Riki membalas pelukan Rey, Mereka pun menangis bersama." Rey merasa lega semua pertanyaan yang menggangu sudah terjawab walaupun dia sedikit kaget dengan kenyataan yang sangat mengejutkan. Tapi dia bersyukur bahwa kenyataan itu tidak membuatnya menjauhi Riki.

...

HALOO

😢😢😢

Selamat Membaca Semoga Suka😁😁

Sampai Jumpa Sabtu Depan Lagi Geheheh

Dadaahh👋👋

𝐑𝐨𝐭𝐢 𝐈𝐤𝐚𝐧 || 𝐞𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧 𝐥𝐨𝐤𝐚𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang