👑chapter 6💙💙

61 7 0
                                    

POV AUTHOR

RUMAH BAYU
Sesampainya di rumah Bayu hanya duduk termenung di ruang tamu tanpa mengganti baju nya. Via yang telah sampai lebih dulu di rumah karena ternyata rencananya untuk pergi dengan Lintang gagal, begitu keheranan melihat kakaknya yang terlihat serius memikirkan sesuatu padahal kakaknya itu bukan orang yang mudah kepikiran sesuatu.

Namun bukan Via kalau tidak suka usil, ia pun segera berjalan mengendap-endap bersiap untuk mengagetkan Bayu, "Dorrrr! " Seketika Bayu pun terperanjat karena terkejut oleh suara keras adiknya. "Dasar, ngagetin aja. Kalau jantung kakak copot gimana ha, mau tanggung jawab! " Via yang mendengar omelan kakaknya itu bukannya merasa takut atau merasa bersalah justru ia mulai tertawa puas.

Namun tak lama Via pun segera duduk di samping Bayu, "Lagian kak Bayu kenapa sih, kelihatannya lagi banyak pikiran banget? "
"Eh, enggak tau. Mangkanya jadi adik gak usah sok tau, udah ah kakak mau ke kamar mau mandi, bye! " Sambil menyentil dahi adiknya.
                           
                               💙👑💙
"Dista, mending kita makan aja di cafe deket sini kebetulan aku tau cafe yang enak banget makanannya! " Ucap Rani bersemangat karena akhirnya ia dan Dista dapat menikmati waktu bersama di luar sekolah.
"Bukannya kita mau ke rumah kamu ya Ran? " Ucap Dista dengan wajah keheranan tapi tidak membuat kecantikannya hilang justru lebih terlihat imut. "Iya sih cuma aku pikir lebih baik kita jalan-jalan aja, jadi lain kali aja main ke rumahku. "

"Ya udah gak papa. " Mendengar jawaban tersebut segera saja Rani menarik tangan Dista sambil berlari menuju ke cafe yang dimaksud, tak lama akhirnya mereka sampai karena sebenarnya cafe tersebut tidak terletak jauh dari sekolahan mereka dan cafe tersebut juga bukan sebuah cafe besar hanya sebuah cafe kecil namun menyajikan rasa nyaman dengan interior yang sederhana namun menarik dan semua disusun dengan rapih.
"Wah, ini cantik banget! " Ucap Dista dengan kagum melihat berapa indahnya cafe yang mereka datangi.
"Benarkan, cafe nya emang cantik terus disini juga tempat aku sama Hug,,, " tiba-tiba ucapan Rani terhenti dan matanya mulai terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis, sontak Dista yang melihat hal itu langsung memeluk Rani dan mengelus rambut Rani. Meskipun Dista tidak mengerti apa yang terjadi namun ia hanya tidak bisa melihat orang yang ia sayang menangis di hadapannya.

"Makasih ya Dista, maaf ya. " Dista yang melihat Rani mulai tersenyum lagi merasa lega, "gak papa kok, tapi maaf ya kalau aku salah bicara tapi apa yang terjadi tadi sama kamu? "
Rani kemudian menceritakan semuanya, bahwa sebenarnya dulu ia tidak jutek seperti saat ini sebenarnya dulu dirinya adalah sosok yang ceria dan selalu tersenyum setiap saat dan pada siapapun yang ia temui, namun semua berubah ketika ia melihat pacarnya yang bernama Hugo berselingkuh di belakang nya dan saat ia ketahuan bukannya meminta maaf justru Hugo mengatakan kepada Rani bahwa dirinya itu terlalu polos sehingga mudah ditipu.

Maka sejak saat itu lah Rani mulai merubah sikapnya menjadi gadis yang cuek dan tegas serta lebih memikirkan semua dari logika bukan hanya perasaannya.

Mendengar kisah Rani, Dista pun mulai teringat akan kisah cinta nya yang juga sama seperti Rani. "Oh iya emang kamu gak punya pacar Dista? " Seketika lamunan Dista pecah, dan mendengar pertanyaan itu ia hanya menggeleng dan tersenyum.
"Yang bener kamu gak ada pacar? " Rani merasa heran mana mungkin gadis seperti Dista tidak memiliki pacar.

"Iya, aku emang belum punya pacar kok! " Ucap Dista dengan senyuman manisnya.

"Yang bener nih, masak gak ada sih? " Ucap Rani yang berusaha menggoda Dista. "Iya, tapi dulu aku memang punya pacar tapi sekarang kita udah putus. " Tiba-tiba air mata mengalir dari mata Dista tanpa ia sadari, Rani yang yang melihat Dista mulai meneteskan air mata merasa bersalah telah menyakan hal itu padanya.
"Dista, maaf aku bener-bener gak tau kalau pertanyaan aku tadi bikin kamu sedih. " Dista pun dengan cepat menghapus air matanya, "gak papa kok Ran, kamu gak salah apa-apa. Ya udah yuk makan aja! " Rani pun mengangguk dan mereka berdua segera memakan makanan yang telah mereka pesan dan tak lama dari rasa bersalah dan sedih kini mereka mulai membahas hal lain dan terlihat senyuman di wajah kedua gadis itu.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang