6. Married

89.3K 5.7K 175
                                    

Yuhu, I'm Comeback nih. Gimana kabar kalian, semoga dalam keadaan baik-baik saja ya 😉

TERBIT JUNI 2024 INI YA GUYS ... YUK BERITAHU YG LAIN AGAR KITA WAR BARENG ... JANGAN LUPA NABUNG DARI SEKARANG. FOLLOW INSTAGRAM @fiyaseni. Karena aku kasih info disana dan di cerita ini. 🥰🤗

Jangan lupa votement
Happy reading gyus 🥰
.
.
.

Tetesan air mengalir diwajahnya, dan ia masih memerhatikan dirinya dicermin tersebut. "Apakah ini amanah Mamah, yang harus gue penuhi?" batinnya. Ia menutup kedua matanya, mengusap seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sekali lagi, ia membuang napasnya dengan gusar, mencoba untuk tetap tenang, dan menerima keadaan ini. Alex membuka pintu toilet tersebut, dan segera berjalan dengan langkah perlahan menuju ke ruang rawat Temy.

Di ruangan rawat Ayahnya, Bianca masih menolak permintaan sang Ayah. Ia benar-benar tak ingin memenuhi keinginan tersebut. "Kenapa Yah, kenapa harus sekarang? Kenapa nggak nunggu Bianca lulus dulu, kenapa harus seperti ini Yah? Kenapa?" tanyanya

"Bianca, Ayah takut. Kalau harus menunggu terlalu lama, Ayah nggak bisa lihat kamu lagi nak," jawabnya dengan nada lemah

Bianca kian erat memegang tangan sang Ayah. "Ayah jangan bicara seperti itu, Ayah pasti kuat."

"Kondisi Ayah, makin hari semakin menurun Bianca. Ayah ingin, harus ada sosok pengganti Ayah, yang selalu melindungi kamu nak,"

"Tapi Bianca maunya Ayah, yang selalu jadi pelindung Bianca," tuturnya yang semakin deras airmata itu mengalir di pipi mulusnya.

Tangan sang Ayah, perlahan mengusap lembut rambut putrinya. Ia tersenyum seraya terus melihat sang anak. "Bahagia seorang A-yah, adalah ketika melihat putrinya menikah dengan lelaki yang akan menggantikan dirinya dihidupnya nanti," ucap sang Ayah.

Mendengar perkataan sang Ayah, membuat airmata Bianca semakin tak berhenti mengalir. Ia mengerjapkan kedua matanya, perlahan gadis itu pun menanggukkan kepalanya kearah sang Ayah.

Alex membuka pintu ruangan tersebut secara perlahan. Sontak, atensi mereka pun langsung tertuju pada Alex yang kini telah masuk ke dalam ruangan itu. Alex mengatur napasnya beberapa kali, ia mencoba menormalkan suasana hatinya. Sedangkan Bianca, mencoba untuk menahan tangisnya, dan masih tetap setia berada disamping Ayahnya.

Alex melangkahkan kakinya menuju Ayah Bianca, ia berdiri tepat disamping Bianca. Sebelum ia mengucapkan sesuatu, Alex kembali menghela napasnya. "Saya akan menikahi Bianca," ucapnya dengan tegas seraya melihat kearah Temy.

Semua mata tertuju pada Alex, termasuk Bianca yang langsung bangkit dan berdiri didepan Alex dengan menatapnya. Mereka saling bertatap dalam waktu hampir satu menit lamanya. Thomas, berjalan menghampiri Alex, ia menepuk pelan pundak sang anak. "Papah sangat berterima kasih padamu nak, Karena kamu mau menerima perjodohan ini," ujarnya

"Saya menerima perjodohan ini karena Mamah saya, bukan karena anda," balasnya.

Papahnya mengangguk, lalu ia berjalan kembali menuju istrinya. Bianca melihat kearah Ayahnya, sang Ayah tersenyum tipis kearahnya seraya mengangguk pelan. Bianca pun memberikan lengkungan kecil di bibir indahnya, mencoba agar tetap tersenyum didepan sang Ayah. Namun, jauh didalam lubuk hatinya, ia merasa sangat sedih.

Beberapa menit telah berlalu, mereka membicarakan pasal pernikahan antara Alex dan Bianca. Perdebatan kecil pun terjadi di ruangan tersebut, perihal masalah usia Bianca yang masih terlalu muda, dan pula sekolah yang ia jalani. Gadis cantik dengan rambut diikat satu itu, duduk disamping Ayahnya, namun padangannya tertuju pada kedua orangtua Alex dan juga Alex.

Om Alex (My Cold Husband) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang