12. Locked

62.6K 4.8K 189
                                    

Warning !!!

Terdapat beberapa kata sindiran dan juga perlakuan yang tidak patut untuk ditiru 🙏

OPEN PO 06 JUNI 2024 INI YA GUYS ... YUK BERITAHU YG LAIN AGAR KITA WAR BARENG ... JANGAN LUPA NABUNG DARI SEKARANG. FOLLOW INSTAGRAM @fiyaseni. Karena aku kasih info disana dan di cerita ini 🥰🤗

Votement jangan lupa 👌
Happy reading gyus 🥰
.
.
.

Bianca membrontak, ia mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Alex dipergelangan tangannya. Namun, apalah daya tenaganya tak mampu menyaingi cengkraman Alex, hingga ia pun masih merasa kesulitan untuk melepaskan genggaman itu. Alex menatapnya tajam, seolah-olah akan menerkam mangsanya.

Bianca semakin merintih kesakitan. "Om, le-pas. Lepasin tangan saya."

Lelaki itu mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah gadis cantik itu. Matanya memerah, dan rahangnya kian mengeras menatap tajam mata Bianca. "Kamu kan, yang bilang saya adalah seorang iblis. Sekarang, kamu harus rasakan hukuman dari seorang iblis," decak Alex yang makin erat menggenggam tangan Bianca.

Gadis bergigi gingsul itu, tak dapat berkata apapun, cengkraman tangan Alex begitu membuatnya kesakitan.
"Sekarang kamu ikut saya!" desis Alex seraya terus menarik tangan Bianca.

Ia berjalan dengan ritme cepat menuruni tangga, hingga beberapa kali Bianca hampir terjatuh karena tak mampu mengejar langkah cepat dari Alex. Namun, Alex tak mempedulikan hal tersebut, ia masih terus menggenggam tangan gadis itu dengan erat dan terus ditarik entah kemana. Bi Inah, melihat dari arah dapur, bahwa Alex menarik tangan Bianca dengan sangat kasar. Ia penasaran, kemudian mengikuti langkah kemana Alex akan membawa Bianca.

Bianca terus memohon pada Alex agar mau melepaskan tangannya. Ia merintih serta meringis kesakitan atas cengkraman tersebut. "Om, saya mohon lepasin, Om. Ini sa-kit, saya minta maaf atas perkataan saya tadi," Airmata gadis itu mulai membasahi pipinya, ia menangis menahan rasa sakit itu. Namun, berkali-kali Bianca memohon, Alex tetap saja menariknya dengan kuat dan terus memaksa Bianca mengikuti dirinya.

Sampailah mereka diujung dari rumah itu. Tempatnya sangat gelap dan hanya ada satu lampu penerangan dibagian pintu luarnya saja. Tempat itu berada sedikit jauh dari rumah Alex namun masih berada disatu perkarangan rumahnya. Bola mata Bianca berkeliling melihat sekitaran tempat itu, rasa takut pun mulai merasuki dirinya. Perasaan trauma saat ia kecil kembali muncul pada dirinya.
"Om, hiks. Saya mau dibawa kemana Om?" tanya Bianca dengan suara gemetar.

Sepertinya rasa kesal dan marah Alex tak dapat dibendung lagi, hingga ia tak menggubris pertanyaan Bianca. Kini, dirinya tengah sibuk membuka pintu dari ruangan yang gelap itu.
Alex mendorong Bianca dengan kasar masuk kedalam ruangan tersebut. Bianca yang didorong pun terjatuh, hingga kepalanya pun hampir menyetuh lantai. Kemarahan Alex kian menggebu-gebu didalam dadanya, hingga ia benar-benar tak peduli apa yang akan terjadi pada gadis tersebut.

Bianca mencoba untuk bangkit, namun dengan cepat Alex menutup pintu tersebut dan mengunci gadis itu didalam gudang.

"Om, jangan kurung saya Om. Saya takut gelap Om, hiks ... hiks ... hiks ... Om buka Om, saya takut," tangis Bianca seraya terus menggedor-gedor pintu tersebut.

"Bianca! Kamu dengar baik-baik, ini adalah hukuman untuk kamu. Karena kamu berani membantah saya!" bentak Alex dari luar pintu itu.

Bianca terus mengedor-gedor pintu itu dengan tangisan dan memohon pada Alex agar dibukakan pintunya. "Om, saya takut Om. Sa-saya minta ma-af Om. Saya mohon buka pintunya, saya nggak mau dikurung Om, hiks."

Om Alex (My Cold Husband) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang