WARNING !!!
Terdapat perkataan serta perlakuan yang tidak patut untuk ditiru 🙏
Cerita ini Open PO 06 Juni 2024. Bisa di cek di IG @fiyaseni. Sekian terima kasih.
Follow dulu boleh lah ya 😌
Jangan lupa untuk votement. Happy reading guys 🥰
.
.
.Alex mendorong Bianca dengan kasar, hingga gadis itu pun jatuh dan kepalanya hampir terbentur lantai.
"Bodoh! Saya kan sudah bilang dengan kamu. Untuk hati-hati menaruh minuman itu, DASAR BABU!"
Deg,
Demi apapun dan semua perkataan yang pernah Alex ucapan pada dirinya, kata-kata ini adalah ucapan yang paling menyakitkan untuk dirinya. Butiran bening pun mengalir dipipi mulusnya.
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Alex langsung pergi menuju ruang tamu kembali.
Bianca mengusap airmatanya, ia meredam rasa sedihnya, walaupun beberapa kali suara sesegukannya masih terdengar. Gadis itu berjalan menuju dapur menaruh nampan tersebut, lalu berjalan menuju tangga kearah kamarnya.
Di pertengahan tangga, ia berpapasan dengan Alex yang baru saja turun seraya membawa beberapa berkas ditangannya.
Gadis itu melihat Alex namun lelaki itu tak mengubrisnya."Om, bisa kita bicara sebentar,"
Lelaki itu mendengarnya, bahkan ia sempat menghentikan langkahnya, namun dirinya hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan langkahnya lagi.
Bianca menghela napasnya, ia kembali berbalik dan menuju ke kamarnya, melewati ruang kerja Alex dengan pintu yang masih terbuka lebar.
Di ruang depan. Alex dan rekan kerjanya sudah slesai membicarakan obrolan bisnis mereka, Alex pun mengantarkannya ke depan pintu rumah.
"Baik, kalau begitu saya pamit ya," ucapnya yang dianggukan oleh Alex dengan senyuman tipis diwajahnya.
Rekan kerjanya pun berbalik, dan berjalan menuju mobilnya. Tiba-tiba, ia menghentikan langkahnya dan berbalik kembali kearah Alex. Sehingga Alex pun bingung, dan menghampirinya.
Rekan bisnisnya melihat Alex. "Em, saya penasaran, siapa nama gadis tadi yang di rumah anda?"
Alex tersenyum tipis. "Nggak penting juga anda tau namanya. Memangnya kenapa?"
Ia tertawa kecil. "Nggak papa, saya Cuma mikir aja. Daripada dijadikan sebagai pembantu, mengapa tidak anda jadikan dia seorang istri." ucapnya yang bergurau, namun Alex hanya tersenyum basi menanggapi hal itu.
"Kalau saya diperbolehkan untuk poligami oleh istri saya, akan saya jadikan gadis tadi istri kedua saya," lanjutnya yang bergurau.
Alex yang awalnya tak merespon ucapannya, mendengar ia berkata seperti itu membuat wajahnya berubah. Sorot matanya menatap orang itu dengan tatapan yang berbeda.
"Urusan kita sudah selesai, lebih baik anda pergi dari sini," usir Alex secara halus.
Mendengar nada bicara Alex yang berbeda, membuat rekan bisnisnya pun mengangguk seraya berbicara. "Oke-oke, kalau begitu saya permisi," pamitnya yang tak digubris oleh Alex.
Ia segera pergi dengan menaiki mobilnya. Alex terus menatapnya hingga mobil tersebut tak terlihat lagi. Tak lama dari itu, ia pun berjalan dan masuk kedalam rumah, membawa beberapa berkas yang berada dimeja depan kearah ruang kerjanya.
Alex keluar dari ruang kerjanya dan menutup pintu itu rapat-rapat. Ia berbalik dan sedikit tersentak karena melihat Bianca yang sudah berdiri didepanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Alex (My Cold Husband) ✓
Teen Fiction[Beberapa Part di hapus acak. PO 06 Juni 2024!] Masa SMA adalah masa yg paling indah. Katanya. Namun, tidak bagi Bianca Olivia. Diusianya yg menginjak 17 tahun, atau yg sering disebut sweet seventeen. Ia harus mengalami banyak masalah dalam hidupnya...