47. Ungkapan Hati Alex

51.3K 3.8K 144
                                    

Hallo, siapa nih yang nungguin Alex sadar. Di part ini Alex udah mulai sadar 😃

Maaf ya, karena novelnya udah Terbit. Maka beberapa part-nya aku hapus secara acak. Yang mau pesen novelnya kalian bisa cek linknya di akun Instagram @fiyaseni ada beberapa review juga tentang novelnya di Ig tersebut 🙏😉


Votement dong 👌
Happy reading guys 🥰
.
.
.

"Mah, Alex butuh Mamah ... Mah!" panggilnya dengan mata berkeliaran mencari sosok yang ia panggil tersebut.

Ruangan putih yang sangat terang ditambah kebulan asap yang sangat tebal membuat lelaki tampan dengan tubuh tegap itu tak mampu melihat seseorang dibalik kebulan asap tersebut, namun ia bisa mendengar suaranya.

"Alex, jangan ikut Mamah Nak, Bianca membutuhkan kamu," ucap seseorang itu yang tak dapat Alex lihat.

"Mah ... Mamah dimana Mah? Alex mau ketemu sama Mamah," panggilnya

"Sayang, jangan Nak. Kita sudah berbeda, Bianca membutuhkan kamu disisinya,"

"Nggak Mah, Alex mau sama Mamah. Alex sayang sama Mamah,"

"Om," panggil seseorang yang berdiri tak jauh dibelakangnya.

Alex menoleh, ia melihat gadis cantik berambut panjang hitam lurus tengah tersenyum kearah dirinya seraya mengulurkan satu tangan kearahnya. Dia adalah Bianca.

"Pergi Nak, Pergi bersama Bianca," ucap sang Mamah yang hanya terdengar suaranya saja.

Gadis cantik itu tersenyum lebar kearahnya, ia berjalan menghampiri Alex lalu menggapai tangannya dengan lembut.

*****

Masih di ruangan Alex. Bianca mengusap butiran bening yang mengalir dipipi mulusnya, ia mencoba menahan airmata itu mengalir lagi. Ia terus memandangi wajah sang suami.

"Om ingat nggak? Om pernah janji sama saya, kalau Om akan ngajarin saya berenang," lirihnya.

"Lain kali saya ajarin kamu berenang, supaya nggak ngerepotin orang banyak."

Bianca tersenyum menahan tangis mengingat kata-kata Alex itu.

"Om masih inget kan, Om? Terus Om ingat juga nggak. Kalau Om pernah nolongin saya waktu saya digodain sama salah satu pengunjung Cafetaria Lexy."

"Bisa anda lepaskan dia. Saya Brianno Alexander Thomas, pemilik Cafe ini sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Thomas."

Mengingat perkataan itu membuat Bianca lagi-lagi mengeluarkan butiran bening itu.

"Om ingat kan, Om. Waktu itu Om marah banget sama pengunjung Cafe itu dan Om bilang nggak ada yang boleh bentak saya, kecuali Om." lirihnya lagi

"Satu lagi Om. Om pernah bilang, kalau nggak boleh ada satu orangpun yang nyakitin serta menghina saya. Om ingat kan janji, Om."

"Dia adalah Bianca Olivia, dan adalah istri saya! Siapapun yang berani menyakiti serta menghina istri saya, akan berhadapan dengan saya langsung!"

Kali ini, airmata Bianca sudah benar-benar tak dapat dibendung lagi. Berkali-kali ia mencoba untuk menahannya, namun butiran itu semakin deras membasahi pipinya. Hingga suara monitor detak jantung Alex tergantikan oleh suara isakan tangis Bianca.

Gadis itu tertunduk, dengan tangan yang senantiasa menyentuh punggung tangan sang suami.

"Om saya mohon bangun, Om. Tepattin janji Om, saya mohon." tangisnya

Om Alex (My Cold Husband) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang