Bab 32 Bayanganmu~

1.1K 41 4
                                    

Rasya Parveen ~

The light is on, tell me where you are. The candlelight begins to dim, but your shadow never dims. Oh love, how can I miss him every day. I don't know how to forget your face. Oh god, I miss him every day but, he's gone so far away

Translate :

Cahaya menyala, katakan padaku dimana kau berada. Cahaya lilin mulai meredup, tapi bayanganmu tak kunjung redup. Oh cinta, bagaimana bisa aku merindukannya setiap hari. Aku tidak tau melupakan wajahmu. Oh tuhan, aku merindukannya setiap hari tapi, dia pergi begitu jauh.

~

Sedikit demi sedikit, siang telah berganti malam. Angin yang begitu terasa sejuk, membuat setiap inci kulit Gadis tersebut begitu dingin. Tak terasa waktu terus berjalan. Kamar gelap yang hanya bernyalakan lilin itu perlahan mulai meredup. Apakah ini akhir dari segalanya?

"Aku tidak bisa melupakannya. "

Yah, sepintas kata yang terus terngiang-ngiang dalam benaknya.

Pria yang selalu menemaninya, Pria yang bertahun-tahun di kenalnya, Pria yang selalu di nantinya, Pria yang selalu menjadi harapannya dan segalanya baginya ... yah, dia Edrick.

Gadis itu tampak bersedih. Seharusnya, ia berbahagia. Mempunyai harta yang melimpah, kedua orang tua yang menyayanginya dan mempunyai kekasih yang begitu perhatian padanya. Namun, seperti hampa. Yah, rasanya begitu hampa, tanpa seseorang yang dicintainya.

Tapi seketika, ia merebahkan diri di lantai yang begitu dingin dan jendela yang terbuka memperlihatkan malamnya hari dan juga gelap gulita.

Seketika, lintasan ingatannya terlewat. Gadis itu tampak merasa sangat bersalah terhadap Pria yang kini bersamanya-Gland.

Bayangan-bayangan Pria yang dicintainya itu, terus saja masih menghantuinya. Ia tidak bisa melupakannya, dan ia benar-benar begitu merindukan Sesosok dirinya yang telah menghilang begitu saja. 

***

"Aku ... baiklah, aku akan menerimamu Gland." Yah, kalimat itulah yang diucapkannya terhadap Gland. Hanya saja, ia belum siap menerima Gland sepenuhnya.

Kini mereka telah sepenuhnya menjadi sepasang kekasih. Bahkan mereka telah menjalaninya sudah seminggu. Tapi, perasaan Rasya hanyalah kehampaan terhadapnya.

***

Namun, lamunannya terhenti begitu saja,

Drrrtt!

"Ah, Gland ...." Gadis itu pun membuka ponselnya dan membaca pesan yang di kirim Gland dengan mengatakan,

{"apa kau sibuk hari ini? Bagaimana jika kita berjalan-jalan sebentar, aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan orang yang sangat ku cintai ini."}

Sejenak, ia menghela nafas dan tengah bersiap-siap lalu mengambil tas kecilnya.

Langkahnya terhenti, disaat melihat sebuah kotak merah yang begitu mewah yang di mana, isinya adalah kalung pemberian Edrick di saat umurnya 15 tahun.

Tak terasa, senyum kecil menghiasi dirinya. Ah, entah mengapa ia begitu ingin memakai kalung indah itu.

Ketika ia membuka pintu untuk keluar, betapa dinginnya hari di malam ini. Sejenak, ia melihat rumah di depannya yang tampak kosong dan tak berpenghuni. Tapi, tepukan tangan di pundaknya membangunkan pikirannya yang melayang.

"Ah, Gland ...."

"Hey ...." Dengan tersenyum lalu memeluk Rasya. Tapi, gadis itu segera melerai pelukannya.

Pria itu menaiki motornya dengan Rasya. Tapi, cuaca yang begitu dingin dan juga berangin, tak memungkinkan untuk mereka.

"Ah, aku sudah tau jika cuaca akan begini. Tenang saja, aku menemukan tempat yang begitu bagus." Senyumnya lalu mengendarai motor besarnya itu. Yah, mereka tampak saling berpelukan.

"G-Gland, kita akan pergi kemana?"

"Ah, tempat yang bagus. Pasti kau akan suka. Aku sangat mencintaimu, Rasya."

Semakin ia laju, maka semakin berangin pula. Oh astaga, betapa dinginnya malam ini.

Hingga akhirnya, mereka telah sampai dalam perjalanan. Betapa tingginya gedung yang ingin mereka kunjungi. Tapi, itu gedung apa?

"Ah, kau pasti bertanya-tanya gedung apa ini? Ini adalah restoran mewah dan katanya makanan di sini sangatlah lezat. Baiklah, nyonya Rasya saatnya kita masuk." Tunjuk Pria tersebut.

Rasya pun tersenyum dan mengangguk, mengikuti perkataan kekasihnya itu. Yah, seperti restoran pada umumnya, mendapatkan tempat kursi lalu memilih menu makanan. Hanya saja tempat ini sedikit ... mahal dan elegan. Seperti tempat tak biasanya.

Ketika Rasya duduk, tak terasa pelayan tersebut menuangkan yang di yakini Rasya adalah soda. Ia pun meneguknya dan terus meneguknya. Gland pun tersenyum manis melihat tingkah laku Rasya yang begitu menggemaskan.

"Pelan-pelanlah, tidak ada yang mengambil sodamu." Senyum Gland.

"Ah, kurasa aku terlalu menikmatinya. Maafkan aku, Gland."

"Tidak apa-apa, apa kau ingin soda lagi? Kurasa kau menyukainya," ucap Gland dengan menyodorkan gelasnya pada pelayan.

Rasya hanya terdiam begitu saja selama 10 menit, dan bibirnya begitu pucat, begitu banyak keringat!

"Hey Rasya, are you okay?"

Yah, seketika juga Gland memegang kening gadisnya dan betapa terkejutnya! keningnya begitu panas dan bahkan mengeluarkan begitu banyak keringat. Ah, kurasa ia demam!

"Come on, Rasya. Sebaiknya kita bergegas pulang!"

Gland pun menggandeng Rasya dan membawa Rasya pergi dari tempat itu.

"Ahh, Gland. Kemana kau akan membawaku? Mengapa di tempat ini sangat panas? Aku sangat panas Gland! Kepalaku begitu pusing."

"T-tenanglah, Rasya! Aku di sini, kita akan pulang Rasya!"

Tapi, tiba-tiba saja ... Pria itu tersenyum melihat Gadisnya itu.

"Kita, akan pulang ... Ah, maksudku kita takkan pulang. Tenang saja, Gadis polosku. Aku akan membawamu melayang dan menikmatinya."

Dengan memegang pinggang Rasya agar tak terjatuh ke bawah.

Gland pun berbisik di telinga Rasya, "kau akan menikmatinya."

~TBC~

Baby Girl[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang