Bab 9 Hubungan Intim?

1.6K 69 3
                                    

"Mommy, it's okay. Aku baik-baik saja Mom," ucap Rasya.

"Baiklah kalau begitu sayang, ingat kata-kata Mommy, sayang. Apa pun yang terjadi kau harus tetap kuat okey? Di mana putriku yang kuat itu?"

"Aku di sini Mom. Rasya sekarang sudah kuat dan tidak akan menangis lagi, Mom," ucap Rasya

"Wah, kau sangat hebat sekali ... ini baru putriku yang sangat-sangat tercinta."

Drrrttt ...

Tiba-tiba ponsel sang mommy pun berbunyi,

"tunggu sebentar yaa, sayang," ucap sang Ibu dan pergi meninggalkan Rasya yang sedang murung.

Yah, dia bahkan menyembunyikan kemurungannya itu di depan sang ibu dan dia tak ingin ibunya khawatir dengannya.

"Aku membencimu Edrick, kau sangat menyakiti hatiku,"(batin Rasya)

"Apa yang harus ku lakukan?"

Bahkan kepalanya pun mulai pusing berpikir apa yang harus dia lakukan ?

***

Hari ini begitu cerah, bahkan kecerahannya membuat siapa saja takjub akan keindahan alam ini, seakan-akan menunjukkan kebahagiaannya, tapi tidak dengan Rasya.

Berpura-pura senang dan tertawa di depan kedua orang tuanya, semakin membuat gadis kecil itu terpuruk. Apa ia harus berbohong dengan kedua orang tuanya ?

Walaupun mata Rasya sedikit membengkak dan kepalanya sedikit pusing, akan tetapi ia tetap memaksakan diri untuk ke sekolah.

Sedih, kecewa, marah itulah yang Rasya rasakan tuk saat ini, bahkan ketika ia masuk ke dalam mobil, Rasya sedikit pun tak berbicara dan hanya memandangi kaca jendela mobil tersebut.

Hingga ia melihat gedung-gedung sekolahnya. Yah, gadis itu sudah sampai pada tujuan.

Mata gadis itu tak terfokus dan terus berjalan dengan pandangan dan fikiran yang kosong.

Hingga seseorang menarik dirinya ke pelukannya,

"A-apa yang kau lakukan? Mengapa kau menarikku?" tanya Rasya dengan mendongakkan wajahnya ke atas dan langsung menjauh dari lelaki itu.

"Aku ... aku ... maksudku temanku, tak sengaja memantulkan bola basketnya ke arahmu dan kebetulan aku di belakangmu jadi ... emm ... maafkan aku, aku tak sengaja memelukmu?" Sedikit menggaruk kepalanya yang tidak begitu gatal.

"Tapi kau seharusnya tidak boleh memelukku, nanti Daddy akan marah." 

Gadis itu memperlihatkan wajah manisnya yang sedang merona. Ah, itu benar-benar menggemaskan bagi Gland.

"Maafkan aku Rasya, aku hanya ingin menyelamatkanmu dari bola yang terpantul itu." Sedikit menunjuk ke arah teman-temannya.

"Baiklah aku memaafkanmu tapi jangan di ulangi lagi yaa, Gland."

"Baiklah Rasya," ucap Gland dengan tersenyum.

"Aku duluan yaa byee-byee, Gland."

Meninggalkan Gland yang tersenyum dengan gadis itu. Bahkan, ketika Rasya menghilang pun Gland tetap tersenyum.

"Kau sangat menggemaskan Rasya," (batin Gland)

"Gland ... Gland ... lemparkan bolanya ... Glanddd." Teriak teman-temannya pada Gland.

"Mungkin aku sedikit menyukaimu," (batin Gland)

Buggg!

"Awww ... siapa yang melempar bola?!" teriak Gland.

***

"Huuffttt."

"Apa yang terjadi denganmu Rasya? Biasanya kau selalu ceria," ucap Lana.

"Katakan, apa yang terjadi denganmu? Kau murung sekali," ucap Freya.

"Aku ... aku hanya tidak tau apa yang harus kulakukan? Karena orang yang kusukai sudah mempunyai kekasih."

"Hah, apa? Kau menyukai seseorang," ucap Lana.

"Siapa dia? Siapa pacarnya?" ucap Freya.

"Apa kau pernah mencium dia? Apa kau pernah tiduran dengannya?" ucap Lana dengan sedikit berteriak dan langsung menutup mulutnya.

"Mengapa kalian memberiku banyak sekali pertanyaan?" Gelisah Rasya

"katakan ... apa kamu pernah mencium dia? Apa kamu pernah tiduran dengannya?" Gumam Lana dan dianggupi dengan Freya.

"Hmm ... tiduran ... sepertinya aku pernah bahkan aku sering memeluknya dan sering ke rumahnya juga, aku bahkan menonton Televisi sama-sama dengannya .... Cium ... aku tak pernah melakukannya ... aku hanya mencium kedua orang tuaku saja." Dengan wajah polosnya.

"A-apa kalian berhubungan intim tanpa berciuman dulu?" ketus Freya.

"Hubungan intim?"

~TBC~

Baby Girl[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang