1. SMA GARUDA
Mobil Sport Roadster merah dengan atap mobil yang dibiarkan terbuka memasuki area SMA Garuda. Murid-murid yang ada di sana jadi menunda niat awal mereka yang akan masuk ke kelas masing-masing. Mereka semua menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya, itu siapa?
Seorang gadis berkulit putih, bersurai hitam kecoklatan dengan model rambut kriting gantung dan seragam yang sedikit ketat serta kacamata hitam yang bertengger sempurna di hidung mancungnya, turun dari mobil tersebut. Semua orang menatap gadis itu kagum, sangat cantik dan sudah dapat dipastikan dari golongan orang kaya raya.
Gadis itu melepas kacamatanya lalu menatap sekitarnya, ia berdecih melihat berbagai pandangan yang tertuju kearahnya, banyak yang memandangnya kagum, namun tak sedikit juga yang memandangnya tak suka.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung melangkahkan kakinya memasuki gedung besar itu. SMA Garuda, salah satu sekolah swasta yang elit dan termasuk sekolah terfavorit di Jakarta. Sebenarnya ia sangat malas sekolah di sini. Sudah dapat di tebak isinya pasti dipenuhi oleh murid kaya raya, yang hobinya pamer harta. Belum lagi drama bullying yang dilakukan senior kepada junior, ataupun penguasa kepada rakyat jelata. Bagi Ayla, murid seperti itu sesekali harus diberi pelajaran agar tidak terlihat angkuh dengan segala sifat penguasanya. Ya walaupun ia juga tidak jauh dari murid-murid seperti itu, tapi Ayla tidak pernah berperilaku semena-mena kepada orang yang lebih lemah darinya, ia akan melawan orang yang sepadan dengannya.
Tujuan pertama Ayla adalah Ruang Kepala Sekolah. Karena tidak tahu dimana letaknya, ia memutuskan untuk bertanya pada salah satu siswi yang sedang melewatinya.
"Eh. Mau nanya, ruang Kepsek di mana, ya?"
"Anak baru, ya? Kamu tinggal lurus aja terus belok kanan. Tiga ruangan setelahnya itu ruangan Kepala Sekolah, kalau masih bingung cari aja di atas pintunya nanti ada papan namanya," jelas siswi tersebut.
"Oh oke. Thanks."
****
Kringg
Bel masuk telah berbunyi, pertanda bahwa semua murid harus segara masuk ke kelas masing-masing.
Suasana di kelas XII IPS 1 sangat ramai, ada yang uring-uringan tidak jelas, ada yang bersantai dengan earphone di telinganya, ada yang sedang lari-larian saling mengejar, ada yang berdebat karena masalah sepele, dan ada juga yang sedang bergosip ria. Bayangkan seberapa berisiknya kelas itu.
Alister sedang fokus dengan benda pipih di tangannya tanpa memperdulikan kelima temannya yang dari tadi tidak berhenti ribut.
"Baru juga sampe udah bel masuk aja," ucap Galang terlihat kecewa. Bagaimana tidak, niat awal meraka yang ingin melihat murid baru yang katanya cantik itu jadi terhenti karena bel masuk berbunyi.
"Iya, mana penasaran banget lah anjir," ujar Devan sambil membuka tas nya mengeluarkan alat tulis.
"Udah punya cewek juga, masih aja nyari cewek lain," sindir Karrel pada Devan.
"Manusiawi kali."
Karrel memutar bola matanya malas. Ia tidak habis pikir dengan sikap playboy Devan yang tidak pernah hilang.
"Kelas berapa tuh cewek?" tanya Galang pada Brama.
"Tadi gue denger sih tuh cewek anak IPA, tapi gak tahu kelas berapa, kayaknya kelas 11 deh," ucap Brama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...