8. Agrasa Vs Cardosa
Jam sekolah telah usai, Alister dan kelima temannya sudah berada di parkiran sekolah, mereka berencana untuk pergi ke warmas, tempat anak-anak Agrasa berkumpul. Saat Alister hendak menyalakan mesin motornya, satu notifikasi berbunyi dari benda pipih miliknya di saku celananya. Alister langsung meronggah saku celananya, terdapat satu pesan dari nomor tidak dikenal, ia pun lantas mengeceknya.
Rahangnya tiba-tiba mengeras dengan sorot mata yang begitu tajam. Galang yang menyadari itu pun langsung menepuk bahu Alister seraya bertanya.
"Kenapa lo?"
Alister tidak membalas, ia hanya menyodorkan ponselnya agar teman-temannya yang lain pun melihat isi pesan itu.
+628**********
Kalo Agrasa bkn banci, gue tunggu lo semua di tmpt biasa, di gedung kosong bekas gudang miras , skrang!!
-CardosaKelimanya memberikan ekspresi yang sama, rahang mereka mengeras dengan kobaran amarah dimata mereka masing-masing.
"Gila! Gak ada kapok-kapoknya tuh geng sialan!" sarkas Galang.
"Terus gimana?" tanya Karrel yang sudah tidak sabar ingin segera berolahraga.
"Serang lah. Ya kali dikatain banci diem aja," ucap Devan.
"Kasih tau anak-anak, jangan ke warmas langsung aja ke lokasi." Alister memberikan perintahnya yang langsung di patuhi oleh Brama.
"Gak bisa dibiarin nih, gak bisa! Berangkat woy, gaskeun!" pekik Jojo sambil menyalakan motornya.
Keenam inti Agrasa keluar dari area sekolah yang dipimpin oleh Alister sebagai ketuanya. Para murid yang melihat itu pun sudah jelas paham, bahwa akan terjadi bentrok lagi antara Agrasa dengan geng sekolah sebelah, SMA Cendrawasih. Siapa lagi kalau bukan Cardosa, musuh bebuyutan Agrasa dari generasi pertama.
****
Ayla dan Metta sedang menunggu Leona dan Jessica di parkiran. Pandangan Ayla sedari tadi terus terfokus pada Alister dan teman-temannya, mulai dari saat di parkiran sampai mereka keluar. Metta yang melihat itu pun langsung tersenyum jenaka, terbesit dalam pikirannya untuk menggoda Ayla.
"Lo suka sama Kak Alister, Ay?" tanya Metta sambil menyenggol bahu Ayla menggunakan bahunya.
Ayla mengalihkan pandangannya pada Metta. "Gak sama sekali," jawabnya cepat.
"Dari tadi gue perhatiin lo liatin Kak Alister terus," ucap Metta berniat memojokkan Ayla.
"Gue punya mata, hak gue dong."
Leona dan Jessica yang baru saja selesai dengan urusan mereka pun langsung menghampiri keduanya. Keduanya ikut penasaran dengan apa yang sedang Ayla dan Metta bicarakan.
"Kenapa nih kenapa? Baru juga bentar udah ketinggalan info aja gue," ucap Leona dengan kekeh-an kecil yang ia buat.
Ayla tidak menjawab. Ia lebih memilih menanyakan hal lain, lagi pula itu tidak penting.
"Lo berdua ngapain aja sih, lama banget." Ayla menggerutu.
"Yah ngalihin pembicaraan," ucap Metta.
"Sorry tadi abis dari Bu Mutia kita ke toilet bentar," ucap Leona sambil menyengir.
Leona teringat kembali dengan hal yang tadi. Dengan sifatnya yang kepo-an membuat gadis itu akan terus bertanya sampai tahu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Ficção AdolescenteIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...