10. Alister Reygan Melvano
Hari ini Ayla datang cukup pagi, tidak seperti biasanya yang sangat mepet dengan jam masuk. Sekolah masih sangat sepi, baru beberapa orang yang datang. Ayla merutukki dirinya karena sok-sok datang pagi-pagi sekali seperti ini. Ia berniat tidak akan mengulangi hal bodoh ini lagi, mending ia datang seperti biasa.
Ketiga sahabatnya belum datang, padahal mereka sudah bilang 'otw' tapi belum saja sampai. Biasalah temen, bilangnya on the way padahal baru saja mau mandi.
Ayla memutuskan untuk pergi ke rooftop sekolah untuk menghilangkan rasa bosannya. Sesampainya di rooftop, Ayla langsung mendudukkan tubuhnya pada salah satu sofa yang ada di sana. Rasanya sangat tenang dengan udara segar di pagi hari.
Ayla memejamkan matanya sejenak untuk menikmati suasana ini. Namun, tiba-tiba suara berat menginterupsi yang tentu saja mengganggu ketenangannya.
"Siapa yang ngizinin lo duduk di tempat gue," ucap seseorang di depan Ayla.
Ayla membuka matanya perlahan. Betapa terkejutnya Ayla saat mengetahui bahwa ternyata orang itu adalah si kulkas dua pintu. Ya itu, Alister.
"Emang harus izin ya?" tanya Ayla sambil melipat kedua tangannya di depan dada, kelewat santai.
Alister tidak mengindahkan pertanyaan Ayla. "Bangun."
"Apaan sih Kak ganggu aja deh."
Ayla memutar bola matanya malas. Baru kemarin ia memuja Kakak kelas yang telah menolongnya itu, sekarang malah membuatnya kesal.
"Gue masih pake cara halus," tegas Alister dengan wajah tidak bersahabat.
"Mau Kakak pake cara kasar pun gue gak bakalan pergi, gue duluan di sini. Siapa cepat dia dapat," balas Ayla tanpa takut sedikitpun
Enak saja ia yang duluan di sini malah ia yang diusir oleh pria itu.
Sialan, Ayla berhasil membuat Alister kesal setengah mati. Baru kali ini ada gadis yang berani melawannya.
"Cewek aneh."
Alister pergi dan membanting pintu rooftop kelewat kencang, hal itu tentu saja membuat Ayla terkejut. Dasar cowok sialan! Apa tadi ia bilang? Cewek aneh? Dia gak ngaca apa kalo dia yang aneh- batin Ayla.
Ayla pun memilih turun dari rooftop karena ketiga sahabatnya sudah sampai di sekolah.
****
"Hai bestie," sapa Metta pada Ayla.
"Bacot." Ayla menjawab dengan nada yang terdengar seperti orang yang sedang kesal.
"Apaan sih lo, Ay. Pagi-pagi udah badmood aja." Leona mengeluarkan suara.
"Iya. Kenapa sih lo?" tanya Jessica, ia menduga bahwa telah terjadi sesuatu pada Ayla sehingga membuat sahabatnya ini sensi.
Ayla memutar ekor matanya saat segerombolan laki-laki yang tidak lain adalah Alister dan kawan-kawannya melewati lapangan hendak menuju kelas mereka.
"Tuh kulkas berjalan pagi-pagi udah buat mood gue ancur aja," jawab Ayla.
"Lo kali yang buat dia marah," ucap Metta yang langsung disenggol oleh Jessica membuat Metta mengernyitkan dahinya menatap Jessica, kenapa.
"Kok lo malah belain tuh kunyuk sih?" Ayla tidak terima karena Metta berkata seolah-olah ia yang salah.
"Bukan gitu, Ay."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Ficção AdolescenteIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...