15. Aneh
Jessica sedari tadi menekan-nekan ponselnya berusaha untuk menghubungi sahabatnya, Ayla. Sudah beberapa kali ia men-telpon gadis itu, namun nihil tidak ada jawaban sama sekali hanya ada jawaban dari oprator.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif
"Gak aktif woi! Udah gue telpon berkali-kali tapi tetep aja sama," ucap Jessica membanting tubuhnya kasar di atas sofa.
"Duh. Mana udah hampir malam lagi." Leona merutukki dirinya sendiri karena menyetujui ide konyol Metta.
Mereka tadi sempat kembali lagi ke sekolah untuk menjemput Ayla karena hari sudah menjelang sore tapi gadis itu belum juga pulang. Namun yang mereka dapati hanyalah kekosongan di seluruh penjuru sekolah dan gerbang sekolah pun sudah ditutup.
"Lo sih Met!"
Metta panik bukan main. Apalagi ia terus disalahkan oleh kedua temannya. Tapi ini semua memang salahnya dengan rencana konyol yang ia buat. Pikirannya kemana-mana. Takut sesuatu yang buruk terjadi pada sahabat tersayangnya itu.
Bagaimana kalau Ayla diculik?
Ah tidak! Ia tidak boleh berpikir seperti itu. Ayla pasti baik-baik saja.
BRAK
Suara pintu yang ditutup secara kasar membuat ketiga gadis yang sedang berada di dalam apartemen terlonjak kaget.
"Anjing!"
"Bangsat!"
"Setan!"
Berbagai pekikan kata-kata kasar meraka ucapkan secara bersamaan. Atensi mereka teralihkan pada seorang gadis yang sedang berdiri di depan mereka.
"AYLA!"
Meraka bertiga langsung berdiri dan menyambar tubuh Ayla. Meraka memeluk Ayla erat yang membuat gadis itu hampir oleng.
"Ay. Maafin gue." Metta berucap lirih dengan air mata yang sudah mengalir deras.
hiks...hiks...hiks
"Gue juga, Ay. Sumpah gue gak ikut-ikutan. Meraka berdua yang paksa gue." Jessica berucap seperti mengadu pada orang tuanya.
"Maafin gue juga. Tapi gue juga dipaksa sama Metta. Ini semua ide dia," ucap Leona.
Metta yang mendengar itu pun menjadi kesal dan mendaratkan jitakan di atas kepala Leona.
"Sialan lo!" ucap Metta.
Ayla menggeram kesal. Niat awalnya yang hendak mengeluarkan semua amarahnya pada meraka malah musnah begitu saja.
"Lepas. Gue sesak!"
Meraka langsung mengurai aksi pelukan mereka.
"Lo maafin kita kan?" tanya Metta.
Ayla hanya menganggukkan kepala. Jujur rasa kesal pada ketiga sahabatnya masih ada.
"Ah yang bener?" tanya Metta sekali lagi.
Emang ngeselin tuh anak
Ayla memutar bola matanya malas. Ia sedang tidak ada mood untuk bercanda sekarang ini.
"Ih Ayla! Lo maafin kita gak sih?!" pekik Metta dengan bibir yang dimajukan ke depan.
"Iya tai!" ketus Ayla.
Leona saja jengah dengan tingkah laku Metta, apalagi dengan Ayla. Sudah tahu kalau Ayla sedang badmood dan berusaha menahan amarahnya. Tapi Metta malah semakin membuat Ayla kesal.
"Dari pada lo bertingkah gak jelas kayak gitu. Mending lo ambil semua belanjaan kita tadi di pantry," ucap Leona pada Metta.
Tanpa menjawab lagi Metta langsung pergi untuk mengambil semua makanan dan minuman yang sudah mereka beli tadi.
Meraka kembali menjalankan rencana awal mereka, yakni party tonight. Mood Ayla juga sudah mulai membaik sekarang.
"Ah. Seger banget gila!" Ayla meneguk minuman soda kaleng hingga tandas.
Jessica meletakan botol minuman miliknya di atas meja. Ia menatap lekat Ayla. "Lo pulang sendiri?"
Ayla yang merasa pertanyaan itu untuknya pun menatap si penanya. "Ngga," jawabnya.
"Terus sama siapa?"
"Cowok."
Jessica sedikit kesal dengan jawaban Ayla. Bukan itu yang dia maksud.
"Ih lo mah. Maksud gue namanya," ucap Jessica.
"Kepo."
Sungguh Jessica ingin menyeret Ayla ke rooftop apartemen lalu mendorongnya ke bawah. Tapi sayang ia tidak berani dan terlalu sayang kepada sahabatnya itu.
"Gue pulang bareng Alister."
"OH MY GOD!!" Ayla tersedak saat mereka menjerit. Sialan memang. Begitu saja heboh.
****
Alister merebahkan tubuh ke tempat tidurnya. Punggung disandarkan pada sandaran kasur dengan tangan yang diletakkan dibelakang kepala, sambil menatap langit-langit kamar.
Pikirannya sedang berkeliaran kemana-mana.
"Cantik."
Sudut bibirnya sedikit terangkat ke atas membentuk senyuman kecil. Wajah seorang gadis terbayang dalam ingatannya dan mampu mengambil alih semua pikiran Alister saat ini.
Seolah sadar dengan apa yang ia lakukan tadi. Alister memukul-mukul kepalanya pelan.
"Gila! Apa yang lo bilang barusan bego!"
Aneh.
Ini semua sangat aneh. Alister tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu. Ya, gadis yang baru saja dia antar pulang, Ayla.
Sungguh gadis itu sangat menggangu pikiran Alister. Harusnya ia tidak melakukan hal bodoh dengan mengantarkan Ayla pulang. Entah ada dorongan dari mana sampai ia bisa melakukan itu. Jangan sampai kejadian tadi terulang lagi.
"Sialan!"
Alister merubah posisi tidurnya dan langsung menutup kedua mata untuk pergi menuju alam mimpi.
****
TBCTBL TBL TBL! Takut Banget Loch!!
Menurut kalian siapa yang aneh?Kalo menurut gue sih kalian yang aneh baca doang vote kagak hhe....
bercanda✌🏻Spam Alister for next update!
See you in the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...