7. Clavera Vs Berlin

3.1K 111 0
                                    

7. Clavera Vs Berlin

"Aww."

"Mau lo apa bangsat?!" Mauren sudah tidak terkendali. Amarah yang ia tahan sedari tadi akhirnya meledak.

Metta tak diam saja, ia juga membalas menjambak rambut Mauren, ia tidak akan takut hanya karena Mauren adalah kakak kelasnya.

"Dasar cewek gak tahu malu!"

Jambak-kan dari Metta membuat Mauren sedikit terhuyung ke samping.

"Stop!"

"METTA, MAUREN!"

Merasa tidak didengarkan, Ayla langsung menarik rambut kedua cewek itu agar berhenti.

"Sakit set-an!"

"Ih, Ay. Lo apa-apaan sih."

"Udah, stop! Childish banget sih lo berdua." Ayla melipat kedua tangannya di atas dada dengan mata yang menatap tajam keduanya.

"Lo juga jadi kakak kelas, kalo mau main kasar jangan jambak-jambakkan gak etis. Kalau mau langsung baku hantam, itu baru keren," lanjut Ayla.

Semua murid menatapnya tidak percaya, mereka kira Ayla akan melerai, tak tahunya hanya memberi tahu cara berantem yang benar.

"Silahkan sekarang lanjutin lagi. Masih ada 10 menit sebelum bel masuk," kata Ayla sambil melirik jam tangannya.

Leona dan Jessica saling menatap satu sama lain, tidak lagi paham dengan Ayla, impresif.

Mauren menatap Ayla tajam berniat meruntuhkan keangkuhan dan keberanian Ayla. Namun Ayla hanya terkekeh menanggapinya.

"Kenapa? Mau berantem sama gue? Ayo tapi gue gak suka jambak-jambakkan, terlalu basic. Gue maunya baku hantam, tonjok-tonjokan," ucap Ayla yang membuat nyali Mauren langsung menciut.

Semua murid terus memperhatikan perselisihan kedua geng itu. Baik Clavera maupun Berlin sudah tidak lagi menunjukan hubungan antara kakak kelas dan adik kelas ataupun senior dan junior, melainkan sebuah hubungan permusuhan.

Mauren berdecih menanggapi semuanya. Ia menatap satu persatu adik kelasnya itu.

"Maksud lo semua apa ngomong kayak gitu? Kalian nyindir gue kan? Gue tahu itu!" ucap Mauren langsung pada intinya dengan tatapan yang menghunus tajam ke arah Metta. Dari tadi cewek inilah yang paling banyak drama menurutnya.

"Nyindir lo? Gak ada tuh," balas Metta membalas tatapan Mauren tak kalah tajam.

"Gak usah ngeles lo! Gue bukan anak kecil."

"Oh, jadi lo ngerasa? Ya walaupun kita gak ada tujuan kesitu, tapi kalau lo nyadar sendiri sih gak pa-pa kita gak keberatan. Ya kan, guys?" ucap Ayla yang dianggukki oleh ketiga sahabatnya.

"Iya malahan bagus kalau lo sadar," timpal Leona dengan alis yang di-naik turunkan.

"Itu gak berlaku buat lo doang kok. Itu juga buat anggota-anggota lo yang gak guna itu," tambah Ayla.

"Lo pikir Clavera itu keren, hah? Bahkan Clavera gak ada apa-apanya dibanding Berlin," balas Mauren menggebu-gebu. Ia tidak ingin kalah dengan adik kelas songong-nya itu.

ALISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang