19. Bencana Dalam Acara
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua pelajar di SMA Garuda selain karena tidak adanya pembelajaran, mereka juga sangat menantikan setiap pertunjukan yang akan diperlombakan nantinya, seperti Basketball, Cheersleader, MD, dan masih banyak lagi. Stand dari masing-masing ekstrakurikuler juga telah berdiri di setiap penjuru lapangan untuk menjual makanan maupun aksesoris yang menjadi ciri khas setiap ekskul.
Tampak Alister dan beberapa teman-temannya tengah berdiri di atas panggung sedang memperhatikan sekitar.
"Semuanya aman kan?" tanya Alister kepada Galang.
"Aman, Al. Anak-anak juga udah ada ditempat jaganya masing-masing," jawab Galang yang dijawab anggukan oleh Alister.
Saat matanya tengah mengamati situasi, pandangannya tidak sengaja merekam aktivitas seorang gadis yang sedang mengikat rambutnya. Cukup lama ia memperhatikan gadis itu yang tanpa ia sadari orang yang berada disampingnya geli melihat tingkah Alister.
"Kalau suka samperin," ucap Galang dengan tangan yang menepuk pundak Alister.
Seketika Alister tersadar dengan perbuatan bodohnya tadi. Ia langsung bersikap acuh seperti tidak terjadi apa-apa.
Galang semakin geli dengan tingkah sahabatnya ini. "Gue denger-denger sih tuh cewek masih available. Harus gerak cepat takut keduluan," kata Galang lagi. Ia sangat suka menggoda Alister.
"Biasa aja," ucap Alister lalu pergi meninggalkan Galang.
Alister pergi menuju ruang basket untuk mengganti bajunya. Jujur Alister sedang tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini. Perasaannya selalu berkecamuk setiap Ia berpapasan dengan gadis bernama Ayla, seperti ada getaran dalam hatinya. Apa ia tertarik pada gadis itu seperti yang Galang ucapkan tadi? Itu tidak mungkin, kalau pun itu mungkin Alister akan mengubur dalam-dalam perasaan buruk itu. Ia sangat tidak ingin mempersulit diri dengan kehadiran sosok seorang gadis di kehidupannya.
****
Ayla dan anggota tim cheers yang lain tengah mempersiapkan diri. Mereka harus menampilkan yang terbaik karena saingan yang terbilang sangat kuat, apalagi mereka harus merebut kembali posisi "Best Cheers In Years" yang tahun sempat tergeser oleh sekolah tetangga.
"Look gue udah oke kan?" tanya Leona pada Jessica.
Jessica menilik penampilan Leona dari atas sampai bawah, lalu ia mengacungkan ibu jarinya ke atas.
"Duh, gue takut banget," ucap Metta dengan nada gelisah.
"Takut kenapa lo?" tanya Jessica.
"Gue takut gak totalitas nanti dan kita gak bisa rebut lagi posisi kita," ucap Metta yang membuat yang lain juga ikut gelisah.
"Lo jangan sugesti diri lo sendiri gitu dong. Tuh liat yang lain gara-gara lo ngomong gitu mereka jadi ikutan gak percaya diri kayak lo kan," ucap Leona sedikit kesal dengan Metta.
Metta melihat kepanikan dalam raut wajah anggota tim cheers nya.
"Lagian kita harus percaya sama leader kita, Ayla. Gue yakin banget ko kita pasti bakal menang begitu juga ekskul yang lain," ujar Jessica meyakinkan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...