24. This Conflict?
Ayla menghela napas saat Metta mengatakan apa yang diucapkan oleh Devan tentang Alister padanya.
"Maybe he likes you, Ay."
Jessica menyetujui perkataan Leona tadi. "Gue setuju. Kak Alister gak pernah gini sebelumnya, bahkan cewek yang ngejar dia aja ditolak terang-terangan tanpa ada rasa kasihan."
"Tuh kan. Udahlah, Ay. Pepet aja," balas Metta.
Ayla mendengus kasar. "Not my type."
"Gila lo. Sekelas Alister gak masuk type lo?" Kaget Metta bukan main. Bagaimana bisa mostwanted SMA Garuda yang paling sempurna tidak masuk dalam kriteria cowo yang Ayla suka?!
"Type gue itu yang udah mapan. Bukan anak SMA yang masih jadi beban orang tua," tegas Ayla.
"Pantes Jomblo terus," timpal Leona.
"Sialan lo. Ini namanya gue jomblo berkelas. Iya gak, Jess?" Ayla meminta persetujuan Jessica yang sudah jelas sama-sama Jomblo.
"Iya deh buat yang katanya bukan type lu tapi kemarin pulang bareng," Jessica menyetujui namun berakhir ikut menyudutkan juga.
"Itu gue dipaksa. Mohon digaris bawahi ya adik-adik cantik dan menggemaskan." Ayla membela diri.
Perdebatan mereka terhenti saat sebuah benda pipih milik Ayla di atas meja berdering. Ayla segera mengambil handphone-nya yang berdering itu. Melihat nama panggilan, ia berdeham untuk menormalkan suara.
"Halo. Ada apa, Kak?"
"Gimana kabar lo?" tanya orang di seberang sana.
"Oke kok. Kenapa nelepon gua? tumben banget."
"Kepikiran aja gue sama lu."
"Gila! Lo ngeremehim gue? Come on, gue gak sendiri. Ada mereka bertiga juga di sini."
"Really?"
"Sure."Ayla mengalihkan panggilan suara tadi menjadi video. Ia menyoroti ketiga temannya untuk membuat seseorang itu percaya padanya.
"Lo tenang aja, Kak. Kita di sini bakal selesain semuanya sama-sama," ucap Leona meyakinkan.
"Okay, I believe you guys."
"Anw, just info. Jangan lupa dateng ke sirkuit Asteros nanti malam."
"For what?" Ayla dan ketiga gadis itu ikut bingung.
"Lo berempat gak mungkin sia-siain kesempatan apapun kan?"Mereka berempat saling melempar tatapan.
"Okay. We're coming at 9pm."
Panggilan terputus.
****
"Nanti malam turun gak nih?" tanya Brama kepada teman-temannya.
"Turun lah yakali ngga," balas Jojo.
"Gak sabar gue liat muka kekalahan si Marcel," ucap Devan.
"Cardosa nurunin berapa orang?" tanya Alister pada Karrel.
"Dari info yang gue dapet sih tiga orang," jawab Karrel.
"Persiapin aja semuanya. Tau sendiri kan seberapa liciknya si Marcel," tegas Galang.
"Bener. Gue juga udah bilang ke anak-anak biar kumpul dulu nanti malam di Markas sebelum
ke Sirkuit," ucap Devan."Oke. Kalo gitu gue pulang duluan," ucap Alister yang udah bersiap dengan jaket kulit kebanggannya.
"Tumben banget," ucap Brama merasa aneh.
"Hmm. Mencurigakan sekali si abang ini," timpal
Jojo yang memasang wajah menyelidik."Mau pulang bareng sama si eneng ya?" lanjut Jojo.
"Mulut lo. Gue mau anter nyokap Grocery Shop dulu," elak Alister sambil berjalan keluar meninggalkan teman-temannya.
"Hati-Hati, Bosku."
Devan, Galang, dan Karrel pun bersiap untuk pulang. Melihat itu Jojo sedikit bertanya. "Loh kok pulang semuanya?"
"Kan punya rumah," jawab Karrel seadanya.
"Ya bener sih. Tapi—"
Brama memotong ucapan Jojo. "Udah, Jo. Lo juga pulang ayo. Apa nunggu di jemput?"
"Dijemput siapa?" tanya Jojo.
"Malaikat Izrail?"
Mereka semua tertawa terbahak mendengarnya.
"Anjing, Bram. Bisaan lo," ucap Devan sambil tertawa ngikngik.
Jojo memutar bola matanya malas. "Satu kata buat lo, Bram."
"Apaan tuh?" ucap Brama dengan tawa yang belum berhenti.
"Lo Manusia Babi!"
"Itu tiga kata bego," ucap Karrel.
"Lah iya. Maafin," balas Jojo.
****
TBC
AN: Hello Friends! Gimana new chapter dari cerita Alister ini?Aku mau ucapin maaf sebesar-besarnya ke kalian karena baru sempat up lagi. Akhir-akhir ini aku disibukan dengan kegiatan aku di kampus.
Terimakasih juga buat kalian yang udah sabar dan mau nungguin kelanjutan cerita Alister ini. Jangan bosen ya, tetap support cerita Alister.
Jangan lupa share, comment, and vote.
Spam Next for next update!
Aku bakal up lagi kalau tembus 1k comment.
See you bulan depan, guys!!Follow juga biar kalian dapat notif update terbarunya. See you in the next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Ficção AdolescenteIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...