6. Clavera
Ayla, Leona, Jessica, dan Metta sedang berjalan di koridor sekolah hendak menuju kantin. Sejak tadi pagi mereka selalu menjadi sorotan, bahkan sampai sekarang. Itu semua karena satu hal, yaitu Clavera, nama geng mereka.
Berita tentang Clavera yang beranggotakan Ayla Graceva Atmaja, sebagai Queen mereka. Leona Laurenia, Jessica Gracella Audy, dan Ametta Kalilla, langsung tersebar ke seluruh penjuru sekolah, banyak yang kagum dengan visual mereka. Bagaimana tidak, satu geng isinya cewek cantik semua tidak ada yang biasa saja, semuanya nampak luar biasa. Tapi dibalik itu semua tidak sedikit juga yang merasa iri dan dengki, salah satunya geng Berlin yang sedari tadi menatap mereka saat mereka menginjakkan kaki di kantin.
"Duh, kalian ngerasa panas gak sih?" ucap Metta saat sudah duduk di mejanya sambil mengibaskan tangannya.
Itu ia ucapkan semata-mata untuk memancing Mauren dan antek-anteknya, yang sedari tadi menatap mereka.
Leona yang langsung connect pun langsung mengikuti permainan yang dibuat oleh Metta.
"Ih iya panas ya. Padahal gue bawa kipas loh, tapi tetep aja panas, cuy!" timpal Leona. Ia sedari tadi memegangi kipas portable mini yang selalu ia bawa.
"Lo doang kali. Orang biasa aja gini, lebay deh," kata Jessica sambil terkekeh diakhir.
"Ih aneh banget sih lo, Jess, orang panas gini. PA-NA-S banget loh!" balas Ayla tidak mau ketinggalan. Ia melirik Kakak kelasnya itu saat mengeja kata 'Panas' dengan penuh tekanan sambil mengipasi wajahnya menggunakan kipas portable mini seperti yang dipegang oleh Leona.
Mauren sangat yakin bahwa keempat adik kelasnya itu sedang menyindirnya. Apalagi saat Ayla meliriknya itu sudah jelas memperlihatkan bahwa sindiran itu untuknya.
Baru saja Mauren ingin melabrak adik kelas kurang ajarnya itu, tapi niatnya ia urungkan saat melihat inti Agrasa memasuki kantin. Mauren langsung menghampiri Alister dan juga teman-temannya diikuti oleh antek-anteknya.
"Hai Alister," sapa Mauren tanpa basa-basi langsung duduk di samping Alister.
"Gak usah deket-deket!" Alister bergeser ke samping untuk sedikit jauh dengan Mauren. Katakan saja jika ia risih dengan keberadaan Mauren.
"Ko kamu gitu sih, Al." Mauren mencabikan pipinya.
Alister tidak menanggapinya, ia memfokuskan pandangannya pada benda pipih yang sedang ia pegang.
"Alister gak mau sama lo, Ren. Mending lo sama gue aja, Abang Jojo yang paling kasep," ucap Jojo pada Mauren.
"Kasep apaan?" tanya salah satu teman Mauren.
"Jelasin, Jo," ucap Galang sambil memakan gorengannya.
"Kasep itu artinya ganteng. Kayak gue gitu, ganteng kan?" ucap Jojo sambil menaik-turunkan sebelah alisnya.
"Iya ganteng. Gangguan telinga!" balas teman Mauren yang lain.
Galang, Devan, Brama, dan juga Karrel terbahak-bahak mendengarnya apalagi melihat ekspresi Jojo saat ini, tapi itu tidak berlaku dengan Alister yang masih menunjukkan ekspresi datarnya.
"Wah belum tahu dia, Bram," ucap Jojo tidak terima.
Brama yang sedang menyeruput minumannya, menatap Jojo. "Kasih dia paham, Jo."
"Gini yah, eneng-eneng yang cantiknya gak seberapa. Lo tahu Manu Rios?"
"Tahu lah, suami gue itu. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...