11. Truth Or Dare
Malam ini, kondisi kamar Ayla bisa dibilang seperti kapal pecah. Mulai dari selimut yang berantakan , sampah bekas cemilan yang berserakan, dan masih banyak lagi. Dan sekarang mereka sedang melakukan ritual malam cewek-cewek pada umumnya, yaitu skincare-an.
"Sialan! masker gue retak nih," ucap Jessica saat Metta dengan sengaja menunjukkan video lucu pada mereka.
"Metta jangan mulai deh lo," ucap Leona yang geram dengan Metta.
"Jangan marah napa. Gue kan cuma mau berbagi kebahagiaan buat lo pada," jawab Metta dan kembali mengskroll video.
"Kebahagiaan pala lo! Gue pukul tau rasa," balas Ayla.
Metta tidak menggubris, ia menghembuskan nafasnya jengah. "Bosen banget gue, ngapain kek."
Jessica tampak berpikir. Permainan apa yang cocok untuk menghilangkan rasa bosan mereka sekarang. Main bola bekel? Congklak? Atau rebut suami orang? Gila memang! Ia segera menghilangkan pikirannya itu.
"Gimana kalo kita main truth or dare," ucap Jessica saat memberi saran.
"Boleh tuh. Gue ikut," jawab Metta.
"Gue juga. Lo juga harus ikut, Ay," tambah Leona.
"Gak! Males," ucap Ayla acuh.
"Gak asik lo ah," ujar Leona, ia beranjak dari duduknya menghampiri Ayla.
"Ayo lah, Ay. Bosen nih." Metta menarik paksa tangan Ayla agar turun dari kasur.
"Iya, Ay. Gak asik banget kalo lo gak ikutan."
Ayla menggeram kesal. Ia menaruh ponselnya di kasur sambil melepaskan cengkraman Metta pada tangannya. "Oke, oke!"
Ketiga nampak sumringah. "Nah gitu dong, dari tadi kek."
"Ya udah cepet mulai."
Jessica berdiri dan mengambil salah satu botol di atas meja. Ia kembali duduk dengan membuat lingkaran diantara keempatnya.
"Oke. Jadi nanti gue puter botolnya dan saat botolnya berhenti tepat di depan kalian, berarti kalian yang kena," jelas Jessica.
"Tapi sebelum itu kita harus buat perjanjian dulu. Kalo di antara kita ada yang melanggar atau gak mau nurutin tantangan, dia harus traktir kita jajan di kantin selama semester ini plus belanja di Gucci," lanjutnya dengan senyum kecil.
"Gila lo ya! Gucci?" ucap Metta lumayan terkejut.
"Kenapa?"
"Ya jangan Gucci juga lah bego. Bisa limit kartu kredit gue."
"Emang lo bakalan kabur dari tantangan?" tanya Leona pada Metta.
"Ya gak juga sih, tapi ya mikir lah anjir udah traktir satu semester, belanja di Gucci pula."
"Kayak orang susah aja, Gucci doang," ucap Ayla santai. Gucci doang? Ampun sultan.
"Ya udah deh ganti jangan Gucci, H&m aja," ralat Jessica.
"SETUJU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...