2. Murid Baru
Suasana di salah satu kelas sangat ricuh. Ditambah lagi dengan banyaknya siswa yang sangat susah bila ditagih uang kas. Bisa dibayangkan teriakan-teriakan sang Bendahara.
"Heh, Zaky! Bayar uang kas."
"Besok."
"Besok-besok. Sekarang bego!"
"Iya bayar lo, Zak."
"Lo juga sama!"
"Besok gue janji. Sekarang gak bawa uang lebih."
"Gue pegang omongan lo. Awas aja kalau nipu, abis lo sama gue."
Metta menghembuskan nafasnya. Ia harus ekstra sabar dalam menjalani tugasnya sebagai Bendahara. Metta adalah termasuk siswi paling tegas dan berani di kelas XI IPA 2, itu sebabnya ia terpilih menjadi Bendahara kelas. Bukan hanya Metta, namun ada kedua tamannya juga yang sama tegasnya, Leona dan Jessica, ketua dan wakil ketua kelas di sana. Semua pengurus kelas, di pegang oleh wanita, alasannya karena lelaki tidak bisa dipercaya. Itu yang di katakan wali kelas meraka.
"Tuh, si Ahmad," ucap Jessica ketika melihat seorang siswa yang baru saja masuk kelas.
Ahmad. Siswa paling susah di atur di kelas mereka, datang terlambat, jarang mengerjakan tugas dan tidak suka bayar uang kas.
"Woy, Ahmad. Sini lo!" teriak Metta.
"Eh, Metta sama Jessica cantik. Kenapa?" tanyanya sok polos sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kenapa-kenapa, bayar uang kas lah," jawab Jessica sinis.
"Besok deh."
"Gak ada besok-besok. Sekarang! Lo udah tiga minggu nunggak tahu gak!" ucap Metta terbawa emosi, pasalnya tiap kali anak itu dimintai uang kas selalu saja jawab besok-besok tapi besoknya gak tau besok yang mana.
"Tiga minggu doang."
"Bacot. Cepetan bayar! Gak bayar gue tonjok lo," ancam Leona yang baru saja menghampiri mereka.
"Galak bener Buketu. Nih gue bayar," ucap Ahmad seraya menyodorkan uang yang sudah ia ambil dari saku celananya.
Metta menggeram kesal saat menerima uang itu. "Heh! Lima ribu? Lo nunggak tiga minggu cuman bayar lima ribu, gila!"
"Masih untung gue bayar."
"Nama doang lo Ahmad, kelakuan tercela!" ujar Metta. Pasalnya Ahmad artinya sangat terpuji, lah ini malah kebalikannya.
BRAK!
"Bima! Buka pintu pelan-pelan, bego. Kalau rusak gue aja nanti yang kena!" pekik Leona sang ketua kelas kesal kepada Bima, siswa sejenis Ahmad.
"Bu Mutia mau ke sini!" ucap Bima dengan nafas terengah-engah.
"Lah? Kan bukan jam pelajarannya," ucap salah satu murid.
"Udah jangan banyak omong. Cepetan duduk!" perintah Leona kepada teman sekelasnya.
Tok! Tok! Tok!
"Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Mutia, wali kelas mereka sambil berjalan ke depan papan tulis.
"PAGI, BUU!" balas semua murid serentak.
"Maaf mengganggu. Ibu ingin memberitahu kalian bahwa pagi ini, kalian kedatangan murid baru. Ayla, silahkan masuk," ucap Bu Mutia sambil melihat ke arah pintu dan merentangkan tangannya menyambut siswi itu.
Ayla melangkahkan kaki masuk ke kelas dan berdiri di samping Bu Mutia.
"Perkenalkan diri kamu terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...