14. Pulang Bareng
Ayla sekarang sedang berada di ruangan cheers karena tadi Bu Mala—Pembina ekskul cheers—meminta Ayla untuk mendatanginya di ruangan itu.
"Ada apa ya, Bu?" tanya Ayla sedikit bingung.
Ayla sungguh tidak mengerti. Apa ia akan diajak bergabung ke dalam ekskul cheers? Atau malah ini ada hubungannya dengan Mauren.
"Duduk dulu, Ayla. Ibu cuman mau sedikit bertanya sama kamu." Bu Mala mempersilahkan Ayla duduk.
"Tanya apa ya, Bu?"
"Begini, apa kamu sebelumnya pernah bergabung dalam kegiatan cheerleader?"
"Pernah waktu saya masih SMP. Memang kenapa, Bu?"
Memang benar Ayla pernah menjadi bagian dari anggota cheers, bahkan ia juga pernah menjadi ketua dari ekskul tersebut.
"Saya ingin mengajak kamu bergabung, karena tim cheers kita kekurangan flyer."
"Bukannya sudah ada Kak Mauren, Bu?"
"Iya memang. Tapi kita baru punya dua flyer dan kita butuh satu flyer lagi. Kemarin teman kamu Metta merekomendasikan nama kamu kepada saya karena kamu pernah menjadi flyer sebelumnya."
Dasar Metta
"Oh begitu. Nanti saya pikirkan lagi ya Bu."
"Baik, Terimakasih Ayla. Kalau kamu mau, kamu bisa langsung temui ibu dan nanti bisa ikut latihan besok sepulang sekolah."
"Baik, Bu. Saya izin pamit kembali ke kelas."
Setalah itu Ayla langsung kembali ke kelas untuk membuat perhitungan dengan Metta.
****
"METTA!"
Ayla masuk ke kelasnya dengan meneriaki nama Metta sekeras mungkin sampai membuat telinga para murid di sana berdengung.
"Ih Ayla! Lo kenapa sih? Dateng-dateng teriak-teriak," ucap Metta geram.
"Iya, sampai sakit nih kuping gue," tambah Leona.
Ayla menghampiri Metta yang tadi sedang duduk santai diujung sana bersama Leona dan Jessica.
"Lo apaan sih pake rekomendasiin nama gue segala ke Bu Mala," ucap Ayla pada Metta.
"Oh itu. Ya gak pa-pa lah, lagian lo juga jago banget kalo masalah cheers. Sekalian nanti kita bisa latihan bareng-bareng, lo juga belum masuk ekskul apa-apa dari pertama masuk," balas Metta ada benarnya.
"Kan lo sendiri yang bilang ketuanya si Mauren sialan itu, yakali gue mau join."
"Ya itu kan kalo lo masuk jalur mandiri pasti gak bakalan dia terima, tapi ini lo yang diajakin gabung sama Bu Mala langsung."
"Iya, Ay. Terima aja udah, kalo si Mauren macem-macem kita libas aja langsung," ujar Leona.
"Bukan masalah itunya. Gue males banget sama tuh cewek, apalagi ketemu hampir tiap hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Teen FictionIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...