16. Suka?
Sedari tadi Leona, Jessica, dan Metta terus saja mendesak Ayla agar ia mau menjelaskan sesuatu yang sempat tertunda kemarin. Tentang Ayla yang diantar pulang oleh Alister.
"Ih Ayla masa lo gak mau cerita sih." Leona menggoyangkan bahu Ayla terus-menerus.
Ayla menghembuskan nafasnya kasar. Apa special-nya hal itu sampai-sampai sahabatnya ini ingin tahu. Dengan perasaan yang sudah dongkol setengah mati, Ayla mulai menceritakan semuanya mulai dari awal meraka meninggalkan Ayla hingga Ayla bertemu Alister dan berakhir diantarkan pulang.
"Puas?" tanya Ayla ketika sudah menceritakan semuanya.
Ketiga sahabatnya masih menampilkan ekspresi kaget plus tidak menyangka. Bagaimana tidak. Kalau orang lain sih bodoamat, tapi ini Alister. Cowok tampan yang terkenal dingin dan tidak tersentuh sama sekali tiba-tiba mengantarkan pulang seorang wanita untuk pertama kalinya. Dan wanita itu adalah sahabat mereka.
"Gila! Lo pasti seneng banget kan, Ay? Jantung lo gimana pas dibonceng sama Kak Alister? Pasti dag dig dug ser!" Metta heboh bukan main membuat Ayla langsung membekap mulut Metta.
Bukan apa-apa, Ayla hanya tidak ingin orang lain mendengar hal itu. Bisa-bisa ia diserang habis-habisan oleh fans Alister di kelas ini.
"Metta!" peringat Ayla dan yang diperingati hanya menyengir lebar.
"Tapi sumpah bener kata Metta. Jantung lo pasti diskoan kan?!" ucap Jessica yang disetujui oleh Leona dan Metta.
"Gak tuh. Biasa aja malah," balas Ayla sekenanya.
Bohong jika ia berkata itu biasa saja. Sudah pasti jantung Ayla tidak aman. Tapi ia tidak mungkin berkata jujur kepada sahabatnya. Bisa-bisa meraka makin heboh dan lebih parahnya lagi mereka akan menggoda Ayla terus-menerus.
Ayla bangkit dari duduknya. "Udah ah. Kantin yuk, laper gue."
Meraka pun setuju dan mengikuti Ayla keluar kelas dengan pembahasan yang masih seputaran tadi.
****
Keberadaan Agrasa di meja kebangsaan meraka di ujung sana membuat suasana kantin semakin ricuh dan tidak kondusif. Bagaimana tidak meraka semua adalah pusat daya tarik dari SMA Garuda sendiri. Maka tak aneh jika sesekali para murid di sana tertangkap sedang melirik ke arah mereka. Ada yang caper secara high class dan ada juga yang mirip jalang jalanan. Bahkan ada siswi yang terang-terangan menyatakan perasaannya kepada salah satu dari mereka.
"K–kak Alister." Claudia anak hits kelas 10 menghampiri meja Agrasa dengan malu-malu. Dengan ditemani oleh kedua teman yang tentu sama caper–nya.
Alister menoleh ke arah gadis itu sesaat, lalu kembali lagi pada benda pipih yang sedang ia mainkan.
"Dicuekin lagi aja anjir! Apa gue kurang cantik?" Claudia bermonolog dalam hati.
"K–kak Alister. Ini aku bawa sesuatu buat kakak." Laura mengulurkan tangannya untuk memperlihatkan sebuah paper bag yang ia bawa.
Alister menatapnya dengan jengah. Tanpa berniat membalas ataupun menerimanya, ia kembali memfokuskan diri pada ponsel yang sedang ia pegang.
Keempat sahabat cowo itu menatap Claudia kasihan, terkecuali Karrel. Cowok itu berdecih dan sama ketusnya dengan Alister saat melihat seorang wanita menghampiri mereka tanpa rasa malu. Padahal kodrat wanita itu dikejar bukan mengejar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISTER
Fiksi RemajaIni cerita tentang seorang lelaki dingin, cuek, pintar dan tampan, namun akan menjadi iblis tak punya hati jika sudah di jalanan. Tidak pernah tertarik dengan a relationship remaja pada umumnya. Badboy, namun tetap menjadi kesayangan para guru. Alis...