26

1.3K 153 2
                                    

Percuma menajamkan lima indera,
nyatanya cinta tetap saja tak terendus dan tak kasatmata.
Tahu-tahu dia sudah menyusup dan mengakar di hati.
Mengikat rasa dengan julur-julurnya yang beduri.


"Jadi, kamu mau ketemu siapa di bank?" tanya Jason tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang lumayan padat di depan kami. Tangan kanannya memegang kendali setir dan tangan kirinya berada di tuas persneling.

"Customer service," jawabku pendek.

"Customer service-nya spesial?"

"Maksud Mister apa?"

"Saya baru lihat kamu pakai dress itu hari ini."

"Lalu?"

"I honestly think that it looks amazing on you. (Jujur saja, dress itu kelihatan bagus sekali ketika kamu pakai) Jadi saya pikir, pasti ada yang spesial dengan urusan bank hari ini."

Kenapa dia menanyakan hal seperti ini padaku? Apakah dia curiga padaku? "Nggak ada yang spesial."

"Oh ya?" tanya Jason sambil memutar setirnya ke kiri.

Mati aku! Sebentar lagi kami akan sampai di BNI KCP Bantul. Bagaimana ini? Apakah aku harus tetap antri ke customer service dan berpura-pura kalau ATM-ku terblokir? Kalau nanti aku ketahuan bohong dan Jason mendengarnya, mau ditaruh mana mukaku?

"Wah, parkirannya penuh," gumam Jason.

BNI hanya berjarak beberapa meter saja di depan kami dan seperti kata Jason parkirannya sudah dipenuhi berbagai macam motor dan mobil. Tiba-tiba aku merasa kedinginan, sepertinya bukan karena AC mobilnya, tapi karena aku cemas. Aku menggigit bibir bawahku.

"Mister," panggilku pelan sambil memejamkan mata. Tanganku memegang erat tas selempang yang ada di pangkuanku.

"Ya?"

"Maaf, saya bohong," bisikku.

"Apa?"

Aku masih memejamkan mataku. Aku tidak berani melihat wajahnya, apalagi matanya. "Maaf, saya bohong," ulangku lebih keras.

Aku mendengar Jason membuka kaca jendela mobil. Dia berbicara sebentar dengan tukang parkir yang menghampiri kami. Si tukang parkir mengatakan tidak ada tempat parkir untuk mobilnya dan Jason menjawabnya dengan terima kasih lalu kembali menjalankan mobilnya.

"Kamu bohong apa? Bohong kalau hari ini sebenarnya kamu nggak mau ke bank, tapi kamu mau interview kerja di tempat lain?" tanya Jason yang memelankan laju mobilnya dan sedikit menepi ke bahu jalan.

Aku langsung membuka mataku lebar-lebar dan menggeleng dengan kuat. "Bukan. Saya nggak ada jadwal interview. Saya cuma mau ke Jogja National Museum," jawabku cepat.

"Apa kamu terbiasa seperti ini?"

"Terbiasa apa?"

"Bolos di jam kerja."

"Selama ini saya nggak pernah bolos. Sekali pun nggak pernah. You have to trust me," kataku sedikit panik.

Jason menaikkan alis kirinya. Kedua matanya melihatku dengan penuh selidik. Pasti dia tidak akan pernah mempercayaiku lagi setelah kejadian ini. Mati aku!

"Jadi, apa yang spesial di Jogja National Museum hari ini?" tanyanya setelah beberapa detik menyiksaku dengan diamnya.

"Di JNM sedang ada pameran seni. Salah satu yang memamerkan karyanya di sana adalah pacar, eh, mantan pacar saya."

Hush! No Drama AllowedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang