31

1.4K 173 1
                                    

Seringkali aku lupa
bila hujan lebat nantinya akan reda,
jika siang terik pun akan menjadi malam kelam.
Rasa cinta dan sakit ternyata juga begitu,
berlalu tanpa kuingat kapan pernah singgah.



Lima menit sebelum jam istirahat selesai, aku dan Mbak Maya memutuskan untuk kembali ke meja kerja kami masing-masing. Ketika aku memasuki ruangan, suara tawa Jason terdengar begitu lepas. Aku belum pernah mendengarnya tertawa seriang itu. Aku jadi penasaran, kira-kira apa yang membuatnya begitu senang?

Jason mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya kepadaku ketika aku berjalan melewati mejanya. Dia masih tersenyum.

"Bring me a dino!" (Bawakan aku dinosaurus!) sahut anak kecil dari speaker laptopnya.

Jason tergelak, "I'm sorry, Rick. I can't bring you dinosaurs." (Maaf, Rick. Paman nggak bisa membawakanmu dinosaurus)

"But why?" (Tapi kenapa?) tanya anak kecil itu merajuk.

"Dino can't get into the plane, Rick," (Dinosaurus nggak boleh naik pesawat, Rick) jelas Jason dengan senyum di wajahnya.

"Just a baby dino, Uncle. Please! Please! Please!" (Cuma bayi dinosaurus kok, Paman.)

"If I bring you something else, better than a dino, can I stay at your house?" (Kalau Paman bawakan sesuatu yang lebih baik dari dinosaurus, boleh nggak Paman menginap di rumahmu?)

"What's better than a dino?" (Memangnya ada yang lebih baik daripada dinosaururs?) sahut anak itu lagi.

"Come on, Rick. Finish your lunch. Uncle Je need to get back to work," (Ayo, Rick. Selesaikan makan siangmu. Paman Je harus kerja lagi) suara seorang wanita muncul menggantikan suara anak tadi. "Maaf Je, tadi ada telepon dari Andy. Sampai mana tadi kita ngobrol?"

"Nggak apa-apa. Andy tumben telepon di jam kerja. Ada yang penting?"

"Nggak, dia cuma bilang nanti pulang telat."

"Oh, aku pikir ada yang penting. Ya sudah, aku akan meneleponmu lagi sebelum kami berangkat. I gotta go now (Sudah dulu ya)."

"Eh tunggu dulu, Je. Mana pacarmu? Ibu bilang dia cantik. Kenalin dong!"

Jason tertawa pendek, "Can't wait to see you this weekend, Amanda! Bye now!" (Nggak sabar ketemu kamu akhir minggu ini, Amanda! Sudah ya)

"Hey, wait!" (Hei, tunggu!) protes wanita itu.

Jason tidak menghiraukan seruan itu. Dia buru-buru menutup Skype di laptopnya. Dia menggerakkan kursinya yang beroda mendekat ke mejaku. Kenapa sih dia suka sekali dekat-dekat deganku akhir-akhir ini? Parfumnya yang segar dan maskulin sudah cukup tercium hidungku ketika dia duduk di mejanya, apalagi sekarang dia duduk persis di samping mejaku. Lama-lama aku bisa hafal wanginya yang enak ini.

"Ada yang bisa saya bantu, Mister?"

"Nanti jam tiga sore kamu ikut saya keluar."

Aku melirik sepintas kalender mejaku. Tidak ada jadwal meeting di luar. "Ada meeting dengan siapa?" tanyaku akhirnya.

"Bukan meeting kok."

"Lalu?"

"Kita akan berburu dinosaurus."

"Hah?"

Hush! No Drama AllowedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang