Safe flight

454 78 41
                                    

Happy reading...

"Obat udah, handuk udah, apalagi ya?" Joohyun terdiam sejenak memikirkan apalagi yang harus ia siapkan.

Seokjin menatap Joohyun sembari menahan tawanya, "Udah dong, yang pergi kan aku bukan kamu."

"Sama aja, kalo ada yang kelupaan gimana? Nanti kamu ribet lagi di sana, mending aku siapin dari sekarang kan?" Joohyun kembali memeriksa tas bawaan Seokjin.

Seokjin yang sudah gemas langsung memeluk Joohyun dari belakang, "Udah dong, udah lengkap kok, bentar lagi aku berangkat nih, masa kamu seharian sibuk ngurusin barang aku? Ngurusin akunya kapan?"

Joohyun terkekeh mendengar kekasihnya yang sedang merajuk itu, "Ini juga demi kamu, aku ga mau kamu kekurangan apapun nanti di sana." Joohyun memutar badannya agar dapat melihat dengan jelas kekasih yang akan pergi meninggalkannya sebentar lagi untuk urusan negara itu.

"Joohyun, ini zaman apa? Di sana ada banyak supermarket, aku bisa beli kapan aja, yang tidak bisa aku beli itu kamu, gimana nanti kalo aku kangen? Sekarang masih ketemu aja akunya dicuekin." Seokjin sekarang sedang berada dalam mode manjanya.

Lagi-lagi Joohyun terkekeh, "Bayi gede, sejak kapan jadi manja gini sih?"

"Sekali-kali, biar nanti kalo aku pergi, kamu kangen aku yang manja-manja gini."

"Bukan pertama kalinya kan kamu ninggalin aku? Aku udah khatam rasanya kangen Seokjin." Kali ini Joohyun yang pura-pura merajuk.

"Iyaa sih, tapi kan kita udah lama ga ketemu karena kamu sibuk persiapan comeback, terus baru aja kita dapat waktu luang, akunya harus pergi, mau ga mau kan pisah lagi, kamu gapapa?"

"Gapapa, ini  kan pekerjaan, dan kamu ke sana juga bawa nama negara kita, yang ada aku bangga, bangga bisa punya pacar yang jadi utusan negara gini, kamu ke sana buat banggain kita semua Seokjin, jadi untuk apa aku harus sedih?"

Seokjin tersenyum bangga memiliki seorang kekasih yang pengertian seperti Joohyun, Seokjin lantas kembali memeluk manja kekasihnya itu.

"Kamu kenapa sih bisa sebaik ini? Aku kan jadi ga sanggup pisah."

"Biarin, biar kamu ga ngelirik cewek bule di sana, inget kamu itu beruntung udah punya cewek sebaik aku." Joohyun terkekeh pelan.

Seokjin tersenyum jail, "Gimana kalo bule itu yang ngejar-ngejar aku? Aku kan ganteng."

Joohyun menepuk punggung Seokjin, "Awas aja kalo kamu berani deketin bule di sana, koleksi Mario Bros kamu di sini aku bakar."

"Aku bercanda Joo bercanda, jangan sentuh anak-anakku ya."

"Makanya jangan macem-macem, haha."

"Mana berani aku macem-macem sama kamu tuh, aku masih sayang anak-anakku."

Joohyun tertawa, "Ternyata Mario Bros lebih berharga ya ketimbang pacar sendiri?"

"Ga bisa dibandingin dong, ibaratnya bandingin ayah sama ibu."

"Jadi aku kamu setarain sama Mario Bros??" Joohyun kesal lalu melepaskan pelukannya.

"Hahaha, bercanda Joo, kamu lebih berharga dari apapun, setara sama RJ." Lagi-lagi Seokjin menjahili Joohyun, alhasil Seokjin menerima jitakan penuh cinta dari Joohyun.

"Awhh, ampun... Aku bercandaaa, ga lagi deh beneran." Seokjin berlari menghindari pukulan maut Joohyun.

Joohyun yang sudah kelelahan kemudian duduk di sofa untuk mengistirahatkan dirinya, Seokjin duduk di sebelah Joohyun.

"Capek banget ya?" Ujar Seokjin lembut.

"Dikit, udah sana kamu siap-siap, nanti ketinggalan pesawat."

Jinrene Story (ONE SHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang