My Perfect Wife

453 68 16
                                    

____

"Mas, nanti inget kan harus makan malam di rumah?" Ujar Joohyun sembari membenarkan letak dasi Seokjin.

"Hmm." Jawab Seokjin singkat.

"Hmm?" Joohyun mengernyitkan alisnya.

"Iyaa, inget." Jawab Seokjin lagi-lagi singkat.

Joohyun tersenyum karena berhasil mendengar apa yang ingin ia dengar.

"Ya udah, hati-hati di jalan yaa, nanti sampai kantor kabarin."

"Pake kabarin segala." Gumam Seokjin singkat.

"Apa mas?"

"Gapapa, aku pergi." Jawab Seokjin segera karena ingin bergegas mengakhiri obrolan mereka.

Seokjin mulai menjauh dari pandangan Joohyun, "Sampai nanti mas, cepet pulang." Gumam Joohyun pelan.

Seokjin dan Joohyun sudah menikah selama dua bulan, tentu bukan atas dasar cinta, mereka berdua dijodohkan, Seokjin yang memang orangnya workaholic, tidak pernah menyempatkan dirinya untuk mengenal perempuan, hal itulah yang membuat orang tuanya khawatir, dan akhirnya menjodohkan Seokjin dengan Joohyun, selama pernikahan, Seokjin selalu berusaha menjauh dari Joohyun, ia belum terbiasa ada orang lain di sisinya.

____

"Hey bro, nanti mau makan malam apa?" Hobi datang menghampiri Seokjin yang tengah berkutat dengan setumpuk berkas yang hampir menggunung.

"Hah? Terserah aja..." Jawab Seokjin.

"Oke, gue pesenin yaa."

"Ehh tunggu." Seokjin teringat sesuatu.

"Apa? Lo mau request?"

"Ng, gue... Gue udah ada janji."

"Janji?"

"Iya, makan malam di rumah."

"Oh astaga, gue lupa kalo temen gue ini pengantin baru, gue harus cari istri juga nih biar bisa makan malam bareng." Ujar hobi sembari duduk di sofa dekat meja kerja Seokjin.

Seokjin menghela nafas beratnya.

"Ngomong-ngomong, tumben banget si gila kerja ini mau aja gitu pulang cepet, cuma buat nemenin istri makan, oh gue paham, namanya juga pengantin baru yaa kan, pengen bareng terus." Hobi mulai menggoda Seokjin.

"Lo mau gue lempar? Terpaksa ini gue."

"Tunggu, tunggu. Sejak kapan Kim Seokjin mau dipaksa? Ohh baru inget, lo sekarang masuk sekte suami suami takut istri ya? Hahaha."

"Terus aja lo ejek gue." Seokjin berdecak sebal.

"Tapi gue serius, istri lo pasti cantik banget ya? Sampe lo bucin gini? Lo sih ga undang gue saat pernikahan, kapan-kapan lo mesti undang gue ke rumah, gue juga mau makan masakan kakak ipar."

"Itu mulut lemes bener kalo ngomong, gue gini juga terpaksa kali, gue ga biasa di rumah gue ada orang lain, lo pikir aja nih ya, gue ga biasa sarapan pagi, tapi gue dipaksa harus sarapan pagi bareng dia, terus makan malam juga, gue kan biasa makan malam di kantor, tapi sekarang, gue harus makan malam di rumah, gila ga tuh? Terus, dasi gue dia juga yang mau pakein, padahal kan gue bisa pake sendiri, dia itu punya kebiasaan ikut campur urusan orang kali yah."

Hobi tertawa mendengar penjelasan Seokjin, "Tapi gitu-gitu lo ngikut juga kan? Ngga ngebantah, cih, lain di mulut lain di hati."

"Enak aja, gue pernah ya ga dengerin kata dia, gue sengaja pulang jam 12 malam dan ga ikut makan malam, dan lo tahu apa? Dia nungguin gue dong di meja makan, itu orang belum makan sebelum gue pulang, gila gak? kalo gue gituin terus, bisa-bisa anak orang mati di rumah gue." Seokjin bercerita sembari mengelus dadanya.

Jinrene Story (ONE SHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang