My December Boy (Get well soon)

428 58 8
                                    

Bae Joohyun POV.

Dulu, seseorang pernah bertanya kepadaku, diantara dua belas bulan yang ada, mana bulan yang menjadi favoritku? Alih-alih menjawab Maret, aku lebih suka Desember, karena apa?

Karena Desember adalah bulan lahirnya orang favoritku ke dunia, Kim Seokjin.

Seperti kata orang, semakin kita menyukai sesuatu, semakin banyak kita terluka karenanya. Wendy terluka di bulan Desember, dan sekarang Seokjin juga terluka di bulan Desember, kenapa semuanya harus terjadi di bulan yang sama? Bulan di mana orang kesukaanku lahir? Bulan di mana aku ingin terus menemuinya?

Hari itu, setelah acara yang sangat panjang dan melelahkan, aku diberi kabar bahwa Seokjin terluka, bukan, lebih tepatnya ia tumbang, gara-gara covid sialan itu, Ah, aku sangat ingin mencaci makinya, kenapa harus Seokjinku? Di antara banyaknya manusia, kenapa harus Seokjinku?

Aku tidak masalah, ya... Karena Seokjin orang yang kuat, aku yakin dia bisa menghadapi itu semua, tapi... Di cuaca seperti ini, dia sakit seorang diri, tidak ada yang merawatnya, aku kesal karena itu.

Aku kesal tidak bisa berbuat banyak untuknya, bahkan untuk menghiburnya saja aku tak sanggup, malah ujung-ujungnya dia yang menghiburku, aku paling lemah kalau itu berkaitan dengan Kim Seokjin.

Sekarang aku mempertanyakan, setelah semua ini, apa aku masih menyukai bulan Desember? Apa Desember berhak mendapatkan cintaku setelah semua ini? Sialnya jawabanku tetap sama, aku tetap menyukai Desember, karena di bulan ini Kim Seokjinku lahir ke dunia, di bulan ini laki-laki Desemberku tersenyum lebih cerah dibandingkan dengan bulan lainnya. Sekarang, aku bisa apa selain tetap menyukainya?

Joohyun POV end.

___

Author POV.

Hari itu setelah menangis semalaman, Joohyun kembali menghubungi Seokjin. Menanyakan kabar pemuda itu tiap pagi merupakan rutinitas yang harus Joohyun lakukan dari sekarang, setidaknya jika ia tak bisa menemani dan merawat Seokjin, ia bisa memberikan dukungan berupa semangat bukan?

"Seokjinie, udah bangun?"

"Kamu makan teratur kan?"

"Tadi malam ga bergadang kan?"

"Awas kalo kamu ketahuan bergadang, aku akan nerobos masuk ke apartemenmu, jangan anggap aku bercanda ya Kim Seokjin!"

Sekarang Joohyun mempunyai banyak kegelisahan, ia bahkan gelisah jika Seokjin terlambat membalas pesannya, ia bukan tipe perempuan yang akan mengirimkan pesan panjang lebar, tapi khusus untuk sekarang itu pengecualian, ia harus memastikan keadaan Seokjin untuk menenangkan dirinya sendiri dari rasa khawatir.

"Ya ampun Joohyunie, ini masih jam 6 pagi kan? Kamu udah hubungin aku?"

"Ga bisa ya biarin aku tidur bentar lagi? TT TT"

Joohyun tersenyum menerima pesan dari Seokjin, ia segera mengetikkan balasan.

"Ga boleh, kamu harus minum obat, habis minum obat, kalo udah ga lemes lagi, kamu olahraga ya bentar, olahraga ringan aja, jangan yang berat-berat."

"Oh iya, pakai pakaian tebal, cuacanya dingin banget."

"Aku berharap ada cahaya matahari, biar kamu bisa berjemur."

...

"Joohyunie, kamu udah kayak mama aja, dari semalem heboh ngingetin aku inilah itulah, kalian ga bisa banget ya lihat aku tenang? Huh."

Jinrene Story (ONE SHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang