Your Side

301 37 12
                                    

Setelah melahirkan, aku kira akan seperti ibu-ibu pada umumnya, akan lebih diperhatikan, lebih disayang, lebih dicintai, namun ternyata sama saja, suamiku tetap seperti biasanya, bekerja siang dan malam, bahkan anak kami tidak pernah ia pedulikan, menikah tanpa didasari cinta memang menyedihkan.

Pagi ini entah kenapa aku ingin sekali berbicara dengan suamiku perihal popok bayi yang sudah habis, rencananya ingin minta ia belikan sebelum berangkat kerja, tapi lagi-lagi tidak pernah sesuai dengan keinginanku.

"Mas, popok adek udah habis, minta tolong belikan, ya?"

"Aku akan transfer uangnya, kamu beli sendiri saja."

Setelah mengucapkan kalimat yang menyakitkan hatiku itu, ia bergegas berangkat ke kantor, selalu saja seperti itu, menyedihkan.

Aku menikah dengan Seokjin karena perjodohan, aku tentu tidak menolak, karena dari kecil aku sudah menyukainya, namun cintaku sepertinya tidak berbalas, ia tidak pernah membuka hatinya untukku, aku kira seiring berjalannya waktu dia akan berubah, dia akan mulai menyukaiku, namun sampai detik ini, itu hanya menjadi angan-anganku saja.

Aku menatap bayiku dengan perasaan sedih, aku berusaha tersenyum dan menghibur diriku sendiri, karena jika ibu stress, itu akan berpengaruh pada anaknya.

"Maafin mama sayang."

_______

Joohyun memasukkan bayinya ke dalam kereta bayi, tujuannya pagi ini adalah pergi ke minimarket terdekat, untuk membeli kebutuhan paling penting anak semata wayangnya itu, popok bayi.

"Tapi ada baiknya juga ya nak, kita sekalian jalan-jalan pagi, hehe." Joohyun terkekeh kecil, ia berusaha menghibur dirinya sendiri.

Sesampainya di minimarket, Joohyun berjalan memilih popok untuk bayinya, di saat kegiatan memilihnya, seseorang menepuk bahunya pelan, "Mbak Joo?"

"Lohh yer? Ngapain di sini?"

"Niatnya mau ke rumah mbak, ngajak mbak sarapan pagi, tapi aku ngga sengaja lihat mbak di sini, jadi aku susul deh hehe. Ya ampun keponakan aunty gemesnyaaa." Ujar Yeri sembari mengelus pelan pipi keponakan satu-satunya itu.

"Ya udah, kita sarapan bareng aja sekarang." Usul Joohyun.

"Ide bagus, kita ke kafe kenalan aku aja gimana?" Kali ini Yeri yang memberi usul.

"Setuju."

Yeri mengambil alih kereta di tangan Joohyun, "Biar aku aja mbak, keponakan aunty, kita jalan yuk."

Joohyun tersenyum melihat keakraban Yeri dan anaknya, Yeri adalah adik iparnya yang sudah Joohyun anggap seperti adiknya sendiri.

Yeri memang cukup sering ke rumah belakangan ini untuk menemani Joohyun, kebetulan Yeri sedang libur panjang, jadi dia bisa dengan bebas pergi ke mana saja.

"Mbak, kopi di sana enak loh, nanti mbak coba ya." Ujar Yeri.

Joohyun mengangguk.

______

Sesampainya di kafe, Yeri pergi untuk memesan makanan, sedangkan Joohyun menunggu di meja kafe sembari mengamati anaknya yang sedang menggoyangkan kedua kaki dan tangannya, sesekali ia tersenyum.

"Iyaa nak, seneng ya bisa jalan-jalan ke sini? Iyaa? Uluu anak mamaaa." Joohyun berbicara kepada anaknya.

Di saat asik berbicara, ia tak sengaja melihat suaminya sedang membukakan pintu mobil untuk seorang perempuan, matanya memanas, jantungnya berdetak tak karuan, sungguh ia tak pernah berpikir keadaan seperti ini akan terjadi padanya, Seokjin memang tidak mencintainya, tapi ia tak pernah menduga Seokjin akan bermain api dibelakangnya.

Jinrene Story (ONE SHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang