Cappucino
Hampir pukul tiga pagi hari mereka benar-benar sampai di lapangan yang sudah banyak berisi tenda. Suasana begitu sepi. Ditambah hujan, membuat mereka yang merasa tidak ada sangkut pautnya memilih tidur duluan.
Mereka yang masih terjaga, hanya beberapa anak Ranex dan ketiga sahabat Lili dan Kibo.
Cika langsung berlari kearah Lili yang sudah turun dari gendongan Vino. Bermodal handuk cika langsung menyelimuti sahabatnya yang masih kedinginan.
Anak-anak Ranex yang ikut serta mencari langsung mengambil bagian teh dan kopi hangat yang sudah di siapkan oleh pihak panitia dan Sinta.
Beberapa dari mereka memilih kembali ke tenda masing-masing untuk berganti pakaian. Mereka semua memang menggunakan mantel, tapi itu tidak cukup untuk melindungi mereka dari hujan yang begitu deras. Ditambah lagi mereka lebih dari 3 jam bertempur di dalam hutan yang tengah hujan untuk mencari 3 korban itu.
Cika dan Sinta segera membawa Lili ke tenda besar mereka. Sebelum benar-benar pergi. Cika berbalik arah menyeduh satu bungkus cappucino. Berjalan kearah suami dari sahabatnya itu.
“Ini di minum” Ucap Cika sambil mengambil tangan besar yang begitu dingin itu. Menyerahkan gelas berisi cappucino membuat si pemilik tangan harus melihat punggung wanita itu berlalu bersama kedua sahabatnya.
“Kenapa kopi lo beda sendiri dah Ed?” Tanya Salah satu anak Ranex saat melihat Edward meminum kopi berwarna coklat itu.
Didalam tenda. Lili sudah berganti dengan pakaian yang begitu tebal. Tiga lapis yang gadis itu kenakan. Cika membantu mengeringkan rambut sahabatnya itu. Sementara Sinta sudah sibuk membongkar kopernya untuk mencari obat pereda masuk Angin.
“Tangan lo ngga anget-anget dari tadi. Udah tidur biar gue kompres pake air anget” Ujar Sinta, menempelkan satu handuk kecil ke kening sahabatnya itu.
“Kalian tidur juga sana,”Bed mereka memang berbeda-beda. Satu orang memiliki bed sendiri. Itulah yang membuat tenda mereka jauh lebih luas dari yang lainnya.
“Tadi kami sudah sempat tidur, udah mending lo tidur aja ini HP lo gue taro di samping bantal” Ucap Cika menyelimuti sahabatnya itu.
Lili melihat kanan kirinya. Kedua sahabatnya sudah tidur terlelap. Mungkin mereka kelelahan karena menunggu kepulangannya. Tapi kenapa justru ia yang tidak bisa tidur?
“Gue yang capek kenapa gue malah yang ga bisa tidur anjj” Gumam Lili sambil membuka hpnya dan langsung menuju room chat suaminya.
Lili:
P
P
P
Ki lo udah tidur ya?
Suamii!!!!!
Suami gue ngga bisa tidur:(
Mau dipeluk suami biar bisa tidur:(
Suami udah beneran tidur ya? :(
Lili menaruh hpnya dan berusaha kembali untuk tidur. Sekarang sudah pukul 4 pagi, sudah ada yang bangun untuk menyiapkan sarapan dan berbagai hal lainnya.
Di sebrang tenda sana. Vino harus keluar dari galeri nya saat melihat notifikasi pesan muncul dari atas layar.