Happy Reading
Gue burikan!
Disisi lain, orang yang tengah mereka cari kini sudah meraba-raba untuk kembali kejalan semula. Bibir Lili sudah membiru gadis itu bukan main kedinginan.
Kibo dan Kevin sudah bergantian menggendong Lili. Biar bagaimanapun Lili wanita diantara mereka. Sudah sewajarnya mereka melindungi Lili. Terlebih Kevin harus melindungi Putri dari Ranex. Dan Kibo harus melindungi Lili karena Lili adalah sahabatnya.
"Bo badan lo udah lemes banget udah kita istirahat dulu disana" Ucap Lili sambil menunjuk pohon yang cukup kering dibawahnya.
"Kevin lo mending matiin dulu senternya,pake senter gue aja. Yang masih terang dimatiin aja dulu. Kalo lagi istirahat pake yang redup aja. Jangan sampe semuanya mati" Senter mereka sudah mulai kehabisan baterei. Senter Kibo sudah sejak tadi mati. Milik Lili masih hidup tapi sangat redup. Yang tersisa hanya milik Kevin yang sedari tadi mereka matikan agar tidak kehabisan baterei dalam serempak.
"Yang kuat gue ngga mau punya anak buah lembek" Ejek Lili saat melihat Kevin sudah menundukkan kepalanya.
"Ngga nyangka sih kalo gue bakal sedekat ini sama lo. Karena insiden beginian haha" Ucap Kevin diakhiri dengan tawa lemahnya. Dia memang sudah mengenal Lili sejak lama. Semenjak Lili selalu mengintili di manapun Vino berada.
Dan sepertinya dia sudah jauh lebih dekat mengenal Ibu bos nya itu saat di perjalanan tadi. Bercerita tentang banyak hal untuk mencairkan suasana yang begitu dingin.
Ternyata Lili tidak secuek itu. Dalam perjalanan panjang mereka dia jadi tau, Lili sangat peduli akan sahabatnya. Contohnya sekarang ini, Kibo sudah bersandar di bahunya. Lili begitu menyayangi para sahabatnya.
"Gue rasa gue sudah membuktikan kalo gue cukup kuat didalam kondisi saat ini" Kevin mengangkat kepalanya yang begitu berat. Jam hitam yang ada di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 1 Dini hari.
"Sudah bisa kita lanjut jalannya?" Tanya Lili sambil menggores beberapa pohon yang ada disekitarnya. Menandakan bahwa mereka sudah melewati jalan ini. Mereka tidak mau kembali masuk kedalam hutan semakin dalam lagi.
"Siap maraton lagi?" Tanya Kibo sambil memeras sweater nya yang basah, sedikit mengurangi kadar air di bajunya agar lebih ringan dan mengurangi dingin yang semakin menusuk.
"Lagu apa selanjutnya?" Tanya Lili saat dirinya sudah naik keatas punggung sahabat suaminya, yang sepertinya sudah menjadi sahabatnya juga sekarang.
Mereka melewati perjalanan ini sambil bernyanyi kecil. Kevin dan Lili sama-sama mengikuti ekskul Musik. Bedanya Kevin lebih dulu keluar saat dia menaiki kelas 12 dulu.
Berjalan sekitar 10 menit dan berhenti lagi. Kali ini Lili sudah mengumpulkan tenaganya untuk berjalan sendiri. Dirinya sangat kasian melihat kedua laki-laki yang sedari tadi bergantian harus mendukungnya.
"Nah itu! Itu pohon yang di samping tempat gue ngambil gambar yang ada cacing tadi Li!" Seru Kibo bersemangat. Dia ingat jelas pohon yang menjadi pegangannya saat harus menahan muntah karena tangannya harus masuk kedalam sekumpulan cacing-cacing gila tadi.
