Happy Reading
K
ecil dan keriput 🤪
Pagi sudah datang, sinar mentari sedikit demi sedikit mengintip dari balik gorden panjang itu. Membuat salah satu dari dua insan yang tengah tertidur pulas menjadi terganggu dengan sinarnya.
“Enggh” Vino mengeliat kecil, mencoba menetralkan sinar yang memasuki indra penglihatannya.
Mata elang miliknya langsung berpusat ke kepala wanita yang berada di pelukannya. Vino masih tidak habis pikir. Dia kini sudah menikah, mengingkari omongannya sendiri di masa lalu“Maaf, ini di luar kendali gue”
“Li...li bangun, sudah pagi, bikin sarapan sana untuk suami” Perkataan Vino membuat Lili yang sebenarnya sudah mesem-mesem sendiri dengan senyum khas miliknya. Sebenarnya gadis itu sudah bangun duluan subuh tadi. Gadis itu bahkan sudah nyiapin sarapan. Perlu diinget Lili memang memiliki segalanya. Tapi gadis itu benar-benar bersahabat dengan dapur, karena itulah Anggun sering mengajarkan resep kue terbaru kepada Lili.
“Lili bangun ngga lo, mau jadi istri durhaka ya?” Vino mengelus puncak teman hidupnya itu. Benarkan? Mereka bahkan sudah berteman saat masih dikandungan. Sekolah bersama, tumbuh bersama, rumah bertetangga, dan sekarang malah berumah tangga.
“Cium dulu dong, pagi-pagi butuh asupan ni” Lili mendongakkan kepalanya, melihat kearah Vino yang sudah mendelik kesal.
“Cium-cium, masih kecil ngga boleh Cium-cium”Ujar Vino
“Cium sama suami sendiri juga ngga boleh?” Tanya Lili menatap Vino dengan mata sayunya.
“Ngga boleh, lo masih kecil” balasanya
“Udah gede kok. Nih liat susunya juga udah besar” Lili langsung duduk melihat kedalam kaos oversize miliknya.
Tidak bisakah gadis itu memfilter sedikit ucapannya. Apa tadi katanya? Susunya juga sudah besar? Damn! Vino memalingkan wajahnya kesamping.
Lili tau itu, dia hanya ingin menggoda Vino, rasanya asik juga. Dulu dia masih punya malu jika ingin bercanda seperti ini. Kalau sekarang kan sudah Sah. Petuah mamanya yang ia ingat dulu adalah. Candaan di pagi hari bisa membuat hari terlewati dengan sangat damai.
“Besar kan, tuh liat, emang punya lo kecil terus! ” Lili sudah menahan ledakan tawanya saat melihat pipi Vino yang memerah bak tomat busuk.
“ya wajarlah punya gue kecil, gue cowok ngga etis kali susu gue besar. Yang harus dibesarin tuh otot bukan susu!” Vino membalas nyolot argumen Lili.
Lili benar-benar sangat tersiksa harus menahan tawanya, gadis itu beranjak sambil menyibak selimut suaminya.
“Yang kecil maksud gue bukan susu lo,, emmm tapi Yupi lo Kio” Shit! Lagi-lagi tangan itu berani-beraninya menyentuh kesayangan miliknya.
Vino benar-benar syok melihat Lili yang seperti ini. Dia tau Lili gila, tapi dia tidak menyangka kegilaannya akan bertambah setelah mereka menikah.
