Happy Reading
Ehmm
Lili memasuki kamar Vino. Dari sini dia bisa melihat jembatan penghubung balkon mereka. Begitu banyak kenangan di atas jembatan dinding kaca itu. Diseberang sana, ada kamarnya yang lampunya masih menyala.
Rumahnya memang masih di jaga dan dirawat oleh pengurus rumah kepercayaan kedua orang tuanya dulu. Lili tidak mau rumahnya menjadi Angker karena tidak ada penghuni tetap dan menjadi kotor.
“Kenapa lo bilang gitu tadi ha?!” Tanya Vino membuat lamunan Lili akan kamar semasa tinggal bersama orang tuanya harus hilang ketika mendengar suara Vino yang tidak biasa.
“Bilang apanya?” Tanya gadis itu bingung. Dia benar-benar tidak tahu apa maksudnya.
“Kenapa lo mesti bilang kalo kita bakal pergi hanymoon segala?”
“Lah emang salah, lo cuma diem aja jadi gue jawab dong!”Tanya Lili tak mau kalah. Emangnya ada yang salah jika dia menjawab seperti itu?
“Lo tau betul ngga ada gunanya mau liburan kemanapun karena gue ngga bakal TIDURIN LO!” Ucap Vino. Membuat dada Lili seakan sesak akan pernyataan itu.
“Kenapa ngga mungkin? Kenapa ngga mungkin padahal gue istri sah lo? Kenapa ngga mungkin padahal itu kewajiban gue sebagai istri lo? Kenapa? Kenapa Ha?!” Ujar Lili. Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikir suaminya itu
“Kalo gue tidurin lo, dan Lo hamil gimana? Mikir ngga otak lo!”
“Emang kenapa kalo gue hamil? Gue hamil karena gue punya suami! Anak gue ngga bakal jadi Haram karena gue dihamili sama Suami gue sendiri?! Lo yang mikir, punya Otak kan lo!”
“Kalo lo sampe hamil! Gue pastiin kita akan rugi Lili. Bukan cuma gue, tapi Lo juga!” Vino masih terus berteriak. Bersyukurlah mereka karena kamar Vino sejak dulu selalu kedap suara, sehingga tidak akan terdengar dari luar kamar ini.
Rugi? Hahaha Lili benar-benar harus menahan emosinya mendengar itu “Lo ingat ucapan gue, ngga ada satu anak pun yang membuat orang tuanya Rugi! Kecuali orang tua brengsek kayak lo! Bastard!” Teriak Lili. Gadis itu benar-benar kehilangan kendalinya. Seakan-akan Vino sangat tidak ingin anaknya lahir dari rahimnya. Benarkah?
“Ohh gue tau! Disini lo ngga mau kan gue hamil anak lo?! Iya kan?! Jawab lo?!” Teriak Lili sambil memukul dada Vino yang hanya terdiam.
“Hahaha gue tau sekarang. Gue tau! Kalo emang lo ngga mau gue hamil anak lo, jadi siapa? Apa masa lalu lo itu yang akan jadi ibu dari anak-anak lo?! Iya?! Jawab brengsek!” Lili menarik kerah baju Vino. Mata gadis itu sudah merah. Air mata sudah terkumpul dipelupuk matanya. Sekali saja! Sekali saja gadis itu berkedip, sudah pasti Air matanya akan tumpah!
“Jangan Ngomong sembarangan! Intinya lo nggak bakal hamil anak gue!” Ujar Vino sambil melepaskan cengkraman Lili.
Gadis itu mundur beberapa langkah. Mendongakkan kepalanya, menghalangi Air matanya yang akan tumpah.
“Oh ya?.. Kalo emang gue nggak boleh hamil anak lo” Ujarnya terputus, gadis itu menarik nafasnya. Lalu menatap langsung kedalam manik yang terus melihat kearahnya itu.
