Happy Reading
Rayap Di Pilar.
Lili kini sudah berkumpul di ruangan privat di tempat ini. Ntahlah mereka lagi tidak tertarik untuk bergabung dengan keasikan yang ada di lantai bawah. Semuanya mendadak diam sambil memikirkan masalah yang ditimbulkan anak BW.
“Vino kenapa ngga ikut? Lo ngga bilang kalo kita disini juga?” Tanya Kevin, diantara sahabat suaminya yang lain, mungkin hanya kevin yang benar-benar sudah dekat dengan ibu bos mereka ini. Mungkin karena insiden kemah kemarin.
“Dia mau tidur katanya” Balas Lili santai, gadis itu sibuk menatap Sinta yang terus menerus meneguk minuman penyegar tenggorokan. Jangan lupakan, diantara mereka memang Sinta si gadis lemot yang paling kebal dengan minuman mahal itu.
“Ngga bisanya Vino gini, kalian ada masalah?” Tanya Putra
“Tau dari mana gue ada masalah Put?” Tanya Lili santai, sambil meneguk kecil minumannya.
“Yahh gue kan nebak aja kali, biasanya bos ngga pernah absen kalo di ajak kumpul. Lo kok sensi amat” Jawab Putra
“Haha sorry-sorry gue ngga maksud nyinggung. Yah emang ada sedikit problem sih” Balas Lili.
“Masalah apaan lagi Li? Perasaan tadi baik-baik aja kalian” Ucap Epyu.
“Kali ini cukup serius, gue harap lo kuat!” Ucap Edward tiba-tiba. Laki-laki itu memang selalu tau apapun tanpa di kasih tau siapapun.
“Hmm tergantung situasi, emang lo tau dari mana?” Tanya Lili
“Menurut lo dari mana?” Balas Edward. Memang sepertinya dua orang ini sangat tidak cocok untuk disatukan. Pasti keduanya akan saling melempar kode.
“Plis lah gue ngga mudeng, jangan main kode-kodean gini napa elah!” Ucap Andre sambil menghela nafas panjang.
“Tau noh, Ed juga, kalo tau sesuatu tuh bagi-bagi kek” Sambung Kevin
“Jangan bilang Karina!”Celetuk Putra yang membuat seluruh atensi mengarah kepadanya.
“Jangan sembarangan ya muncung lo!” Ucap Cika emosi. Dia tidak mau sahabatnya harus menerima badai pernikahan di usia pernikahan mereka yang masih seumur toge.
“Kok kalian diem? Jangan bilang emang itu masalahnya?!” Tanya Kevin saat menyadari kedua orang ahli kode-kodean itu hanya diam. Seolah membenarkan dugaan Putra.
“Ngga mungkin lah, seluruh anak sekolah tau, kalo tuh uler udah balik ke kandangnya” ucap Kibo yang diangguki oleh mereka, kecuali Lili dan Edward.
“Sumpah Demi apa beneran tuh nenek sihir?” Tanya Sinta.
Lili hanya diam, akhirnya Edward mengangguk kecil menjawab semua pertanyaan mereka. “Kali ini benar-benar masalah sih” Ucap Cika sambil memegang bahu Lili. Seakan menguatkan sahabatnya itu.
“Dan tau apa yang lebih parah?” Ucap Edward.
“Ya ngga tau lah bambang kalo lo ngga ngomong. Makanya ngomong jangan setengah-setengah!” Geram Epyu dan Kevin. Kedua laki-laki jakung itu benar-benar menunggu apa yang akan di ucapkan Edward.