Hama
Sudah pukul 4 pagi, Lili terbangun lagi saat merasakan bawah perutnya sakit. Netranya menatap kearah tangan Vino yang memeluk pinggangnya posesif
"Lucu ya, gue bisa ngerasain pelukan lo cuma malam aja,"
"Itupun lo nggak sadar kalo setiap malam lo meluk gue," Lili menarik nafasnya panjang. Mengusap tangan kekar Vino yang memeluknya sangat erat
"Andai lo tau kelakuan lo setiap malam gini."
"Kenapa gue bisa milikin lo nggak lebih dari 7 jam? Itupun hanya waktu tidur,"
"Setiap hari gue milih bangun lebih awal cuma mau lebih merasakan hangat pelukan lo" Lili maju, badannya kini sudah menempel sempurna ke tubuh bidang Vino
"Setiap hari gue selalu berdoa agar pagi jangan tiba. Susah banget ya buat lo jadi milik gue. Bukan hanya malam aja. Tapi siang dan seluruh waktu juga"
Lili menarik nafasnya pelan, perut bagian bawahnya sangat tidak enak rasanya.
Lili bangkit meninggalkan Vino di dalam kamar. Sudah dua minggu dia selalu merasa seperti ini. Pagi-pagi pasti ia akan pindah ke kamar tamu hanya untuk muntah karena tidak mau tidur Vino terganggu.
"Huekkk"
"Mampus ini pasti gara-gara gue jemput Cika ujan-ujanan kemaren,"
"Memang ya tu bawahan kampret! Untung sahabat kalo bukan gue tinggalin tu anak!"
⭐⭐⭐
Pagi telah tiba, Vino duduk anteng di meja makan sambil menunggu Lili yang sedang menyiapkan sarapan.
"Nanti gue ikut lo ya, Mami nelpon nyuruh ke rumah tadi"
"Kan beda arah Li. Bawa motor sendiri aja lah ya"Vino menggulung kemejanya saat Lili sudah siap menyiapkan makanan
"Tinggal anterin aja kenapa sih. Susah amat idup lo"
"Ntar gue telat, biasanya juga pergi sendiri kan"
"Alah! Kalo telat emang masalah? Lo kan bos nya, lagian di studio lo palingan cuma ada model-model jablay!" Lili mendengus. Ntah kenapa mood nya selalu tidak bisa si kendalikan
"Mulut lo di jaga Li. Mereka karyawan gue!" Vino mendelik
"Terserah lo Bastard!" Lili bangkit dari duduknya. Tangannya mendorong kasar piring yang masih penuh dengan makanan itu.
"Mau kemana lo?"
"Habisin dulu makannya, jangan kayak anak kecil Lili!" Vino menarik tangan Lili yang akan melewatinya
"Udah kenyang! Sana minggir!" Lili menghempas tangan Vino untuk berlalu pergi meninggalkan Vino yang menghela nafas panjang.
"Perasaan gue dia dulu ga gitu-gitu amat dah?" Huhhh.
⭐⭐⭐