11

2K 178 2
                                    

Di antara segala macam sepak terjang remaja yang sedang dalam masa on fire, ketertarikan terhadap lawan jenis biasanya menjadi bagian dari tumbuh kembangnya. Berfantasi tentang lawan jenis adalah salah satunya.

Sama halnya seperti laki-laki remaja pada usianya, Karanda juga pernah mengalami fase berfantasi terhadap lawan jenis meskipun itu hanya sekedar berciuman.

Seorang Karanda yang notabene remaja laki-laki normal tak pernah menampik bahwa ia tertarik dengan lawan jenis. Banyak cewek yang didekatinya maupun mendekatinya baik karena paras, sifat, watak, kebiasaanya, maupun hanya sekedar obrolan yang nyambung.

Tapi diantara cewek-cewek yang pernah dekat denganya sebenarnya ada satu cewek yang menjadi fantasi remajanya.

***

Tiga belas tahun lalu

"Qi, tunggu!" Karanda yang baru turun dari angkot dan menyelesaikan pembayaran pada sopir angkot buru-buru berlari sambil membenahi letak tas punggungnya dengan sebelah tangan kiri yang menenteng tas sepatu sepakbola.

Sementara Qila dan Hana sudah berjalan jauh sekitar dua puluh lima meter di depanya karena mereka naik ongkot berbeda dengan Karanda.

Sebuah pemandangan harian pulang sekolah siswa-siswi SMP dan SMA di desanya. Karena sekolah terletak di kota yang berjarak sekitar sepuluh kilo dari desa mereka, maka mau tak mau tiap berangkat sekolah ataupun pulangnya pilihan mereka kalau tidak bersepeda, naik motor, ataupun naik angkot bagi yang tak mau capek mengayuh sepeda ataupun tak punya sepeda motor. Dengan konsekwensi jalan kaki dari pemberhentian angkot sekitar satu kilo untuk sampai desa mereka. Termasuk Qila dan Hana.

Desa mereka jauh dari jalan raya yang dilalui angkot. Sepanjang perjalanan satu kilo berjalan kaki itu, akan disuguhi pemandangan sawah yang membentang di kanan dan kiri jalan.

Sementara dua orang perempuan dengan seragam SMA kelas XII yang bareng dengan Qila dan Hana tersenyum bahagia sambil membenahi letak hijabnya. Tentu saja hanya sekedar bisa bercakap dengan Karanda si 'femes' playboy cap Gajah adalah termasuk hal yang bisa dibanggakan di depan teman-temanya.

Namun, tidak bagi Qila. Baginya berbarengan pulang sekolah dengan Karanda adalah hal yang dihindarinya. Tentu karena semenjak kejadian Qila memergoki Karanda yang sedang... tak usah disebut, you know lah yang awal mula bikin Qila illfeel sama Karanda.

Hari ini Karanda tidak membawa sepeda motornya karena hujan lebat plus petir dan angin kencang tadi pagi.

Sedang Qila dan Hana yang dari keluarga pas-pasan harus cukup puas naik angkot, karena tak mungkin meminta pada orang tuanya untuk membelikan sepeda motor.

Karanda akhirnya sampai pada rombongan Qila.

Ia menepuk punggung Qila. "Dipanggil-panggil malah nggak berhenti."

Qila diam saja. Sedang dua perempuan berseragam SMA kelas XII menyapa Karanda.

"Gak bawa motor mas?" Hana bertanya akhirnya. Hana dan Qila baru saja masuk jenjang SMA. Tapi tidak satu sekolah dengan Karanda.

Karanda menjawab dengan gelengan kepala. "Ujan. Males aja si blacky kemarin abis aku mandiin mesti kotor-kotoran lagi."

Akhirnya Hana lebih memilih berjalan di depan Karanda bersama Qila. Sedang Karanda terlibat obrolan seru dengan dua cewek berseragam SMA seusianya.

"............"

"Fantasi?"

Tak tahu pembahasan awalnya bagaimana tiba-tiba saja obrolan mereka telah berganti tema. Qila dan Hana yang berjalan di depan Karanda saling menyenggol siku begitu mendengar pembahasan tiga orang di belakangnya. Pembahasan Dewasa.

MENGABDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang