Konon katanya, konsep offense-defense dalam berumah tangga jika hanya pihak istri yang ingin mempertahankan komitmen yang telah dibuat, itu masih bisa terselamatkan. Tapi jika hanya pihak suami yang bertahan, kebanyakan akan terjun bebas ke dasar jurang keberlangsunganya.
Tapi masalahnya, terkadang istri merasa lelah juga untuk berjuang secara sepihak walau anak menjadi alasan yang paling kuat untuk bertahan. Apalagi yang belum punya anak. Kecuali jika istri bisa berinisiatif menyerang untuk bertahan.
Bukankah ada yang bilang : 'Good defense is a great offense'.
Jadi mungkin itu terdengar cocok untuk diterapkan dalam kasusnya Qila.
***
Hari Kamis pekan ini, terasa lelah sekali. Mungkin karena adanya kejar tayang borongan pembuatan akta sertifikat tanah satu desa. Mesti kesana-kemari. Untung bukan aku yang kebagian mengikuti bu Marta kesana-kemari.
Michellin datang pagi-pagi ke ruangan ini bersama Jonatan, kakaknya yang pulang dari Jakarta untuk memberitahu bahwa mulai hari ini Jonatan akan memegang kantor Notaris dan PPAT sebagai Notaris sementara menggantikan bu Marta yang sebentar lagi akan memasuki masa purna. Tumben-tumbenan aku baru lihat keluarga bu Marta lengkap begini. Tugas-tugas secara bertahap akan diambil alih oleh Jonatan. Aku belum terlalu ngerti sih jangka waktu tugas notaris itu pensiunya sampai umur berapa. Cuman kalau aku lihat-lihat bu Marta belum ada umur di angka enam puluh kayaknya.
Aku belum cerita ya, malam Minggu kemarin aku diajak Mas Anda makan bareng Michellin. Kami berkenalan di sana. Pertama kalinya aku bertemu denganya meski setiap hari aku bekerja di rumahnya. Aneh memang. tapi semenjak kepulanganya dari kursus di Singapura memang aku tak pernah melihat batang hidungnya. Yang belakangan aku ketahui setelah pulang dari Singapura besoknya Michellin sudah terbang ke Jakarta ke tempat Jonatan, kakaknya. Memang beda ya mobilitas keluarga Sultan sama rakyat jelata.
Michellin ini kalau aku deskripsikan tipe-tipe cewek ideal Mas Anda banget. Cantik, putih, langsing, rambut lurus, pembawaanya elegan nggak grasa-grusu kayak aku. Ditunjang dengan knowledge serta IPK cumlaude beugh.. kalau kata anak jaman sekarang tipe-tipe cewek yang pengen langsung dibawa ijab kabul.
Dari pertemuan itu juga aku tahu kalau Michellin ini adik tingkat Mas Anda dulu. Fakultas sama tapi jurusan berbeda. Michellin di teknik sipil sedang Mas Anda di teknik Arsitektur. Michellin mengambil jurusan teknik sebagai tindakan pembangkangan terhadap keinginan orang tua. Memang ya, sekelas Michellin yang elegan gitu tetap tak mau jalan hidupnya didikte oleh orang tua. Apalagi aku yang urakan.
Dulu memang aku membangkang memilih menjalani pacaran dengan Pras. Dan berakhir menyedihkan.
Bapak tak setuju saat tahu aku berpacaran dengan Pras yang notabene strata sosialnya di atas kami. Bapak menasehatiku saat itu untuk mencari pendamping hidup dengan strata sosial yang seimbang agar aku tak dipandang sebelah mata oleh keluarga suamiku kelak.
Tapi kini aku bertanya-tanya kenapa bapak malah menerima perjodohkanku dengan Mas Anda yang bapak sangat tahu strata sosial keluarganya.
Semua tahu strata keluarga Mbah Siti, Mbahnya Mas Anda termasuk orang berada di desa kami. Keturunan kepala desa yang turun temurun dari jaman penjajah Jepang. Sawahnya pun tak terhitung berapa luasnya. Ini aku nggak melebih-lebihkan. Makanya aku tak heran jika jaman bapak yang tak lulus SD, tapi Papa Mas Anda bahkan lulus dengan gelar BA.
"Tapi aku maunya di D'Lombok yang mau ke Kaliurang itu lhoh, Mas. Yang dulu kita berdua pernah ke sana yang pas hujan-hujan. Mas bilang tempatnya di sana cozy and romantic, masakanya juga cocok sama lidah Mas Abdi yang nggak suka terlalu pedas. Padahal baju kita berdua udah basah semua, aku juga menggigil kedinginan. Tapi kebayar dengan tempat sama rasa masakanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/266051188-288-k664571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGABDI
RandomSetelah kepindahanya ke Jogja dan kini bekerja di kantor Notaris dan PPAT, Ailani Aqilah hanya dibuat sibuk memikirkan hal yang membuat ia illfeel terhadap suaminya. Seperti orang bilang : Jangan terlalu cinta nanti jadi benci. Jangan terlalu benci...