Kalian tahu? Penyajian makanan dalam sebuah hajatan ada empat yaitu estafet, makan satu wadah bersama, piring terbang, dan prasmanan.
Masing-masing mempunyai filosofi plus dan minusnya. Tergantung para yang punya hajat mana yang akan dipilihnya.
Dengan estafet mengajarkan kepada kita tentang arti sebuah kerja sama. Dengan kerja sama itu bahu membahu orang-orang membentuk suatu barisan untuk mengantarkan sajian kepada para tamu. Dengan estafet mengantarkan sajian makanan pada para tamu lebih cepat waktu dan lebih meringankan tenaga pramusaji. Namun kekurangan estafet hanya bisa menyajikan satu macam sajian dan dalam satu waktu saja, serta lebih membutuhkan banyak orang sehingga kurang efisien.
Makan dalam satu wadah merupakan cara makan tradisional Indonesia yang memiliki nilai kebersamaan tinggi. Sebab dalam satu wadah, yang biasanya beralaskan daun pisang atau piring besar para tamu akan makan bersama langsung dari tangan. Kekuranganya, jika para tamu yang datang satu-satu ataupun bahkan tak kenal dengan orang yang satu wadah denganya maka akan sangat canggung dan tak nyaman suasananya.
Lain hal dengan piring terbang. Piring terbang sedikit lebih praktis karena tidak banyak orang yang terlibat dalam penyajian. Menyajikan berbagai makanan dan minuman hanya dikerjakan beberapa orang pramusaji saja. Sama halnya dengan estafet, piring terbang pun ada kekuranganya yaitu beratnya tugas yang diemban oleh pramusaji, serta kadang terlewatinya hidangan untuk seorang tamu yang luput dari edaran pandangan panitia. Hingga kadang sampai tamu pulang pun tak disuguhi hidangan.
Prasmanan lebih praktis. Karena para tamu bisa mengambil dan memilih hidangan dengan menu yang mereka inginkan serta sesuai porsi masing-masing dari tamu. Pun dengan tugas pramusaji menjadi lebih ringan. Kekuranganya harus menyediakan lebih banyak menu makanan yang dihidangkan sehingga membutuhkan budget yang lebih dari pada model estafet pun model piring terbang. Kadangkala jika tamu banyak yang tak hadir maka makanan menjadi mubazir.
Mungkin masih banyak filosofi lain di daerah yang berbeda dalam penyajian makanan di sebuah hajatan. Mungkin juga semua yang disebutkan di atas tidak ada yang cocok bagi seseorang yang punya hajat. Semua disesuaikan dengan budget dan juga adat istiadat daerah setempat.
Begitu juga itu berlaku dalam kehidupan. Kita bisa memilih jalan hidup yang akan dipilih. Ada yang sama ada yang berbeda. Tak apa untuk memilih jalan yang berbeda dari lainya.
Namun, Qila memilih jalan mainstream yang biasa dijalani oleh kebanyakan dengan perjodohan. Dan menjalani pernikahan dengan Karanda adalah jalan yang dipilihnya.
Mungkin Qila menjadi naif dengan berharap pada pernikahanya. Faktanya itu menyakitkan. Meski Qila sadar diri bahwa seorang Karanda tak akan pernah melihat dirinya. Even of all numbers being zero.
***
"Kalo udah jadi istri, bukan cuman mesti jago masak aja Vi, yang lainya juga. Ya nggak Mas?"
Setelah adegan hampir tersedak dan selesai minum, buru-buru aku menjawab umpan Viana. Sayang kan sudah ada yang pasang umpan tapi nggak ada yang menyambar. Kayak garing gitu. Bagian kaya gini yang bikin aku seneng dan semangat lagi. Aku suka kalau urusan permainan kata-kata kayak gini. Apalagi dulu pas masih di D&C, Mbak Ayu sering aku buat nggak berkutik dan berakhir menyerah melambai tangan padaku. Kecuali sama Mas Anda tadi pagi. Ya sebenarnya aku bisa sih balikin kata-kata dia. Tapi aku takut kata-kata yang bakal keluar dari mulutku untuk Mas Anda bakal berbalik menjadi boomerang bagiku. Man.. ini Mas Keranda gitu. Kalian tahu kan aku illfell setengah mampus sama dia.
Galau-galau itu bukan gaya aku banget. Apalagi cuma Mas Keranda yang nggak jujur tentang jemput Viana terus pergi futsal sama-sama atau apalah itu. Jauh-jauh lah.

KAMU SEDANG MEMBACA
MENGABDI
RandomSetelah kepindahanya ke Jogja dan kini bekerja di kantor Notaris dan PPAT, Ailani Aqilah hanya dibuat sibuk memikirkan hal yang membuat ia illfeel terhadap suaminya. Seperti orang bilang : Jangan terlalu cinta nanti jadi benci. Jangan terlalu benci...