"six"

8.9K 936 120
                                    

"six"












"HAECHAN~AAA!!!"

Nayeon, berlari masuk kedalam rumah mencari keberadaan Haechan yang kabur saat di kafe tadi dan ia tak menemukan Haechan di Mall yang mereka kunjungi.

"Dongmin?!" panggil Nayeon yang melihat Dongmin duduk dengan lutut di tekuk dan kepala menunduk di depan kamar Haechan.

"Di mana eomma sayang?" tanya Nayeon dan Dongmin hanya menunjuk ke arah kamar tampa sepatah kata.

Nayeon, segera berdiri dan mengetuk pintu kamar Haechan "Chan~aaa ini nunna, bolehkah nunna masuk?" tanya Nayeon, namun tak ada jawaban dari Haechan yang ada di dalam.

"Mommy, apa eomma marah dengan ku?" tanya Dongmin dengan mata yang berkaca-kaca.

Nayeon, meraih tubuh Dongmin untuk di gendongnya "eomma tak marah dengan mu sayang, eomma hanya capek" ucap Nayeon.

Dongmin, tak menjawab dan melingkarkan lengan mungilnya pada leher Nayeon sebelum ia mejtuhkan kepalanya pada bahu Nayeon "Aku mencintai eomma" gumam Dongmin.

Cklek!

Suara pintu terbuka dan menampilkan sosok Mark yang baru pulang dari kantor dengan setelan jas yang membuatnya terlihat semakin tampan.

"Ada apa ini?" tanya Mark yang melihat istri dan Dongmin berdiri di depan kamar Haechan.

Nayeon, tak menjawab dan malah menatap ke arah kamar Haechan yang tetutup namun Mark paham itu dan segera membuka kamar Haechan setelah menyuruh istrinya menunggu di kamar mereka.

"Chan~aaa" panggil Mark lembut berjalan mendekati Haechan yang terlihat tengkurap di atas ranjang.

Mark, berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang "Chan~aaa... kau baik-baik saja?" tanya Mark sambil mengusap lembut kepala Haechan.

"Hyung"

Haechan, berhambur ke pelukan Mark dan menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan Mark yang tanpa sengaja ikut meneteskan air matanya melihat adik satu-satunya seperti itu.

Ya, Haechan adik kandung Mark bukan Nayeon tapi Haechan yang feminim membuatnya lebih dekat dengan Nayeon di banding Mark, tapi meski begitu Haechan juga tak bisa lepas dari Mark sang kakak yang selalu berusaha ada setiap Haechan membutuhkannya.

"Ssstttt... jangan nangis itu melukai Hyung" ucap Mark sambil mengusap lembut punggung Haechan agar sedikit tenang.

Setelah beberapa menit berlalu tangis Haechan mereda dan Haechan juga terlihat lebih tenang.

"Sekarang ceritakan apa yang terjadi?" ucap Mark sambil menghapus bekas lelehan air mata Haechan.

"Dongmin, bertemu dengannya" ucap Haechan.

Mark, tersenyum mendengar perkataan sang Adik "bukankah itu bagus" ucap Mark.

"T-tapi Hyung?"

"Chan~aaa... apa kau akan selamanya menyembunyikan ini? Dongmin sudah berumur 3 tahun dan sebentar lagi akan masuk TK dia butuh sosok Appa" ucap Mark mencoba menasihati adik imutnya.

"Bukan itu Hyung" ucap Haechan menatap Mark dalam "Nana tak mengenaliku" lanjut Haechan dengan raut wajah yang berubah menjadi sedih.

Dan Mark lagi-lagi harus menghela nafasnya mengumpulkan kesabaran dan mencoba untuk terlihat tegar di hadapan sang adik.

"Nunnamu sudah cerita pada Hyung, dan bukannya itu kesempatanmu untuk mengembalikan ingatannya jika kau menikah dengannya"

"Hyung"

"STAND BY ME" {NaHyuck} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang