"seven"

8.4K 848 45
                                    

"seven"












Setelah merasa lebih tenang Haechan keluar kamar dan berjalan menuju kamar Nayeon untuk mengambil anaknya yang tadi bersama Nayeon.

"Nunna" panggil Haechan membuat Nayeon yang hampir tertidur kembali membuka matanya.

"Ah! Chan~aaa ada yang kau butuhkan?" tanya Nayeon.

Haechan, menggelengkan kepalanya "tidak, aku hanya ingin mengambil Dongmin" ucap Haechan sambil menatap sang buah hati yang terlelap dalam pelukan Mark sosok Appa pengganti Dongmin selama ini.

"Ah! bawalah mungkin dia juga merindukanmu" ucap Nayeon sambil menyingkirkan lengan suaminya dari tubuh mungil Dongmin sebelum mengangkat Dongmin untuk di berikan pada Haechan.

Haechan, mengambil tubuh Dongmin untuk di peluknya sebelum ia membalikan badan dan berjalan keluar kamar menuju kamarnya sendiri.

Haechan, menatap lembur wajah sang buah hati yang sangat mirip dengan Jaemin Appanya.

"Kenapa kau begitu mirip dengan Appamu" gumam Haechan sambil memainkan pipi gembil Dongmin yang mirip dengannya.

"Seandainya Appamu tak menyelamatkan eomma saat itu pasti dia masih mengingatmu sekarang, tapi kalau eomma mati kau juga tak lahir" gumam Haechan lagi yang mulai ngelantur sambil mengingat masalalu saat dirinya melihat Jaemin untuk terakhir kalinya.

Haechan Flashback oN.

      Haechan, terus berjalan menyusuri gelapnya jalan kota Seoul dengan air mata yang tak hentinya mengalir keluar dari manik indahnya setelah keluar dari rumah keluarga Na.

"Dan kau jalang, pergi dari sini dan jangan temui Jaemin lagi"

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Haechan bagaimana murkanya kedua orang tua Jaemin yang menolak dirinya.

Dddrrrttt....

Ddrrttt....

Ponsel Haechan terus begetar menampilkan kontak Jaemin yang sedang melakukan panggilnya padanya.

"Maaf" gumam Haechan menatap layar ponselnya.

Haechan, menolak panggilan dari Jaemin dan mencari kontak orang tuanya.

"Eomma"

.....

"Bisakah kau pulang besok?"

.....

"Uummm.. baiklah"

Haechan, mengakhir panggilan dan mematikan ponselnya sebelum menyimpannya kembali ke dalam saku celana.

"Aegi~aaa... apa kau merasakan apa yang eomma rasakan sekarang?" ucap Haechan sambil mengusap perutnya yang masih rata..

"Aegi~aaa... apakah kita bisa bertahan tanpa Appamu?" tanya Haechan lagi meski ia tau kalau aegi yang ia ajak bicara tak akan menjawab setiap pertanyaanya.

Haechan, menghapus air matanya dan berusaha untuk tersenyum walau itu sangat sulit ia lakukan saat ini.

"Ayo kita pulang dan semoga hari esok bisa lebih baik" ucap Haechan yang lagi-lagi mengakak sang buah hati berbicara.

Dan ke esokan harinya kedua orang tua Haechan menuruti kemauan anak bungsunya untuk pulang, bahkan Mark dan Nayeon pun ikut kembali ke Korea.

"STAND BY ME" {NaHyuck} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang