"Twenty-six"

6.6K 624 23
                                    

"Twenty-six"













BRAK!!!

Dengan wajah penuh amarah Jaemin memasuki apartemen Heejin.

"HEEJIN~AAA!!!" teriak Jaemin sambil berjalan masuk mencari keberadaan Heejin yang ia yakini berada di apartemen setelah Jaemin menghubungi salah satu karyawannya yang berkata bahwa Heejin tak ada di kantor.

Brak!

"Jaemin?!" terkejut Heejin saat Jaemin membuka pintu kamar dan terlihat Heejin sedang berbaring di atas ranjang dengan tangan memegang ponsel.

Plak!

Bukan pelukan palagi ciuman yang Heejin dapat, melainkan tamparan cukup keras yang menyapa pipi mulusnya yang kini terdapat bekas merah.

"Yak! apa yang kau lakukan!" teriak Heejin.

"Harusnya aku yang tanya apa yang kau katakan pada keluargaku?!" teriak Jaemin tak mau kalah dari Heejin.

Heejin, yang tadinya emosi tiba-tiba berubah tersenyum "oh! jadi mereka sudah memberi tahumu?" ucap Heejin santai namun berhasil memancing emosi Jaemin.

"Kenapa?  kalau kau tak kembali pada lelaki menjijikkan itu aku juga tak akan melakukan ini" lanjut Heejin.

Jaemin, yang sudah tak bisa menahan amarahnya pun mencekik Heejin yang ada di hadapannya.

"Kalau kau tak memberikan obat yang salah pada ku, hubungan kita tak akan pernah terjadi, dan satu lagi yang harus kau ingat" Jaemin mengantung ucapannya dan memajukan tubuhnya lebih dekat dengan Heejin "KAU LEBIH MENJIJIKAN" lanjut Jaemin penuh menekankan.

Jaemin, melepas cekikannya dan berjalan ke arah lemari sebelum membuka berangkat yang ada di sama yang selama ini tak pernah Heejin tau ada brangkar di dalam lemari itu.

Brugh!

"Ini sertifikat apartemen ini dan ini black card milikku, kau bisa lakakukan apa yang kau mau dengan semua ini" ucap Jaemin dan ia sedikit membungkuk agar wajahnya sejajar dengan Heejin "Jangan pernah temui aku lagi dan jangan berani-berani menyentuk keluargaku" lanjut Jaemin sambil mengusap lembut pipi Heejin yang tadi bekas tamparannya.

Jaemin, bangkit dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat melihat Heejin yang hanya menunduk tak berkutik.

"Aku pergi" ucap Jaemin sebelum melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan Heejin.

Greb!

Langkah Jaemin terhenti saat sepasang tangan melingkar pada pinggangnya yang tak lain Heejin lah pelakunya.

"Lepas"

Heejin, menggelengkan kepalanya tak ingin melepas pelukannya pada Jaemin.

Ya, niat awal Heejin untuk mendapatkan harta dari Jaemin memang sudah tercapai dengan Jaemin memberikan black card dan sertifikat apartement, tapi masalahnya sekarang Heejin juga menginginkan Jaemin terus bersamanya.

"aku mohon beri aku kesempatan" ucap Heejin.

Mendengar itu Jaemin melepas paksa tangan Heejin dari pinggangnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Heejin.

"Jaemin~aaa... aku minta maaf, memang awalnya aku ingin memanfaatkanmu, tapi sekarang aku sadar kalau aku mencintaimu, kau yang ku mau sekarang" ucap Heejin dengan wajah memelas menatap manik Jaemin.

Dan Jaemin yang dasarnya juga orang yang kelewat baik itu pun mengingap pipi Heejin yang sudah basah dengan air mata.

"Aku...ak-"

"STAND BY ME" {NaHyuck} ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang