06. Masalah (bmjc x dyjc)

224 21 4
                                    

by. Baby Polar

Rating : Mature

TW : Homophobics, suicide, affair, violence


***


Pemuda berseragam sekolah itu menatap lurus ke arah meja di hadapannya dengan tatapan kosong. Mengabaikan dua orang pria dewasa yang duduk di hadapannya yang menatapnya dengan serius bercampur dengan khawatir. Tapi pemuda itu tidak peduli, ia tahu yang mereka khawatirkan bukan dirinya, namun nama baik sekolah.

"Apa tidak ada yang mau kamu jelaskan Hong Joochan?"

Joochan –si pemuda berseragam sekolah— mendengus muak mendengar pertanyaan kepala sekolahnya barusan. Apa yang perlu ia jelaskan, jika pria itu tidak akan sama sekali menggubris pernyataannya. Pria itu akan tetap menganggapnya sebagai pelaku yang telah mencoreng nama baik sekolah, tanpa mau repot-repot melihat Joochan sebagai korban disini.

"Soal partner— maksud saya, orang lain di video itu, kamu bisa bilang siapa orangnya?"

Joochan akhirnya mengangkat wajahnya lalu menatap Lee Daeyeol –wali kelasnya— dengan tajam. "Saya bilang juga percuma. Kalian pasti bakal bilang saya memfitnah orang lain karena gak ada bukti."

Daeyeol meneguk ludahnya. "Tapi kalau kamu mau bilang, mungkin kita bisa bantu—"

"BAPAK GAK USAH PURA-PURA PEDULI SAMA SAYA!!!"

"HONG JOOCHAN!!!"

Joochan kembali mengatupkan bibirnya saat sang kepala sekolah membentaknya. Bagus sekali, ia akan semakin dicap sebagai murid tidak benar di sini, dan proses DO nya dari sekolah ini akan semakin cepat.

"Partner kamu.. bukan Bomin kan?"

Joochan kini membulatkan matanya sambil kembali mengangkat kepala ke arah Daeyeol. "Kenapa bapak jadi bawa-bawa Bomin?!"

"Bukan gitu Chan. Kamu tau sendiri banyak kabar soal kamu dan—"

"BOMIN GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA INI!!!"

"CUKUP JOOCHAN CUKUP!!!"

Joochan mengepalkan tangannya di atas lutut untuk meredam emosinya terhadap wali kelas sialannya itu. Sedangkan sang kepala sekolah yang sejak tadi hanya bisa diam lalu membantak Joochan kini meraup wajahnya dengan frustasi. Ia lalu meraih beberapa lembar dokumen yang sudah ia siapkan lalu memberikannya pada Joochan.

"Seperti yang kamu tau, harusnya orangtua kamu datang kesini mendampingi kamu. Tapi sudah panggilan ketiga dan orangtua kamu belum juga datang, terpaksa saya harus melakukan ini tanpa orangtua kamu. Mohon maaf Hong Joochan, demi kebaikan kita semua terutama nama sekolah ini, kamu tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan disini."

Joochan meraih map yang disodorkan kepala sekolah itu lalu berdecih. Lebih baik seperti ini, ia sudah muak pada orang-orang bertopeng di sekolah ini terutama dua orang yang sedang duduk di hadapannya sekarang. Lagipula percuma membela diri, tidak ada yang akan percaya padanya.

Joochan lalu bangkit dari kursinya dan membungkuk ke arah dua orang yang seharusnya ia hormati. "Terima kasih, kalau begitu saya pamit."

Tanpa berbasa-basi lagi Joochan membalikkan badan untuk keluar dari ruangan itu. Ia segera memasang masker, earphone, juga menutupi kepalanya dengan hoodie saat melihat kerumuman murid yang berjejer di depan ruangan. Mereka bahkan tak repot untuk berpura-pura tidak menguping kejadian yang baru saja terjadi di ruang kepala sekolah barusan.

BLACKBOARD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang