20. Bulan, Matahari dan Mawar Putih (jcdh)

218 16 6
                                    

by. Nuraa

Rating : 13+

Tw : -


***



Jatuh cinta dapat terjadi begitu cepat ketika dua insan saling bertukar pandang dalam persekian detik. Joochan pun mengakui hal tersebut setelah ia bertemu dengan adik dari sahabatnya. Kim Donghyun namanya. Salah satu siswa yang juga merupakan adik angkatnya.

Ia masih ingat dengan jelas bagaimana pertemuan mereka saat itu. Joochan gemar sekali bermain di rumah sahabatnya, Kim Jibeom. Mengingat kediaman keluarga Kim memiliki lingkungan yang luas dan taman belakang yang dipenuhi dengan pohon apel, salah satu tempat yang joochan gemari untuk berteduh setiap ia mampir untuk bermain ataupun mengerjakan tugas sekolah bersama sahabatnya itu

Tapi pada hari itu, Joochan menemukan alasan lain mengapa ia gemar sekali bermain di kediaman keluarga Kim. Saat itu, ia mendapat giliran untuk mengembalikan buku ke perpustakaan sekolah, ia bertemu dengan Donghyun untuk pertama kalinya disana. Seorang laki-laki manis berambut cokelat tua dan pipi gembil yang sibuk dengan buku fiksi ditangannya yang mampu membuat joochan terpesona dalam terbangan kupu-kupu dalam sekali pandang.

Semenjak hari itu, Joochan tidak pernah absen untuk bermain di rumah sahabatnya. Seakan pertemuan yang ia atur dengan sengaja di lorong sekolah, kantin dan taman sekolah, ataupun sapaan tanpa rasa malu pun tidak cukup untuknya memotong jarak dengan sang pujaan hati. Jibeom tentu saja tidak sebodoh itu untuk menyadari tindakan laki-laki bermarga Hong yang terus menghujani pertanyaan mengenai adiknya. Joochan sadar jika perasaan cinta dan bahagia dalam dadanya meletup tiada henti. Ia pun tidak paham dan yakin akan apa yang sebenarnya terjadi dalam dirinya sendiri. Satu hal yang pasti, Ia jatuh cinta.

.

" Donghyun jatuh sakit. "

Kedua bola mata Joochan membulat, menampakkan bagaimana terkejutnya dirinya saat ini dengan begitu jelas kepada sahabatnya itu.

" Bagaimana keadaannya saat ini? Dia baik-baik saja? " Tanya Joochan penuh rasa khawatir. Memikirkan sosok laki-laki manis yang ia sukai tengah terbaring lemah saat ini. Sial, membayangkannya saja membuat dadanya terasa begitu sakit.

" Sejauh ini baik-baik saja. Sepertinya penyakitnya kambuh lagi. " Jelas Jibeom tanpa berniat melepas fokusnya dari ensiklopedia tebal dan buku latihan di depannya.

Joochan terdiam. Seakan mencerna setiap kata dalam ucapan Jibeom yang baru saja ia dengar. Ia lemparkan pandangan penuh tanya kepada laki-laki yang masih sibuk dengan tugasnya, " Donghyun punya penyakit? Kau tidak pernah memberitahukanku soal itu. " Tanya Joochan.

" Kau tidak pernah bertanya. " Jawab Jibeom singkat. Jawabannya sama sekali tidak menjelaskan apapun kepada Joochan. Tanpa ragu, Joochan mendaratkan satu pukulan keras di bahu Jibeom yang langsung membuat laki-laki itu meringis kesakitan, " Kalau gitu biar aku bertanya sekarang! Apa kau tahu soal penyakit Donghyun yang perlu aku ketahui? "

Jibeom menatap joochan dengan tajam, rasa kesal begitu kental tersirat disana, " Kau bisa bertanya tanpa perlu memukulku! "

" Sikap menyebalkanmu itu yang mengundang gairahku untuk memukulmu! " Jawab Joochan tak kalah kesal, " Cepat. Ceritakan kepadaku. "

" Donghyun akan membenciku jika ia tahu aku menceritakan ini kepada orang lain. " Ucap jibeom yang tengah membayangkan amarah sang adik yang siap memarahinya.

" Ya, setidaknya ia hanya membencimu dan bukan diriku. "

Dan sekali lagi, Jibeom menatap Joochan dengan tajam. Yang ditatap pun hanya tersenyum tidak tahu diri. Jibeom menghela napas pasrah. Saat itu juga ia mulai mempertanyakan apakah semua orang akan bersikap begitu menyebalkan ketika mereka jatuh cinta seperti sahabatnya yang satu ini.

BLACKBOARD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang