by. b
Rating: General audiences
TW: Banyak air mata
Notes: italic = flashback
***
"Aku selalu bahagia, setiap dengar Kamu main biola," kalimat yang saat itu diikuti tawa. Kalimat yang saat ini diselimuti air mata.
Masih ada bayangnya di kepala, ketika netra menangkap sosok manis anak kecil berbaju biru, sedang terduduk lesu di ujung ruangan. Dirinya hanya anak baru, tapi menghampiri seseorang yang sebenarnya juga tak ia kenal, rasanya bukan sebuah masalah.
"Aku Jaehyun, Bong Jaehyun," pipi gembilnya terangkat, bersamaan dengan tangan yang terulur. Kepalanya mengangguk saat anak berkaus biru di depannya hanya mengedarkan pandangan kesana-kemari, ragu apakah dirinya yang diajak berkenalan.
"Joochan,"
Teringat dengan jelas pertemuan pertama mereka. Dua anak berumur sembilan tahun yang tidak sengaja bertemu di tempat les musik, si ceroboh Joochan yang tidak sengaja memutuskan dua senar biolanya, berhasil mendapat atensi Jaehyun.
"Aku masih ingat, waktu Kamu hampir menangis karna senar putus," lengkung tercipta diantara kedua pipi yang tak lagi gembil. Suara sayup-sayup di telinga membawa melodi jenaka ke udara. Sayang, tak ada yang mendengar monolognya. Jikapun ada, mereka tak akan mengerti.
"Masih ingat juga girangnya Kamu waktu tau mama bawa senar cadangan, tau anaknya ceroboh," lanjutnya sembari beradu tangan, mencoba mencari kehangatan di dalam teater yang penyejuk udaranya semakin dingin.
Masih ada setengah jam lagi hingga pertunjukkan dimulai. Konser orkestra, dan penampilan solo dari dirinya.
Dari dia yang lebih dari sepuluh tahun, dengan tidak sopannya masuk dan menempati relung kosong Jaehyun yang sempat tak berpemilik.
Mata terpejam, kepalanya kembali memutar tarian-tarian memori dengan utas tali kebahagiaan. Gambarnya memainkan bagaimana kali pertama ia mendengar gesekan biola itu, dan secara otomatis menjadi lagu kesukaannya.
"Belum sempurna, tapi Aku janji akan buat lagu, untuk Jaehyun,"
Senyum, hanya itu yang bisa Jaehyun kecil hadiahkan pada janji anak umur sembilan tahun di depannya.
"Di masa depan, ayo kita main bersama! Aku dan piano, Kamu dan biola!"
Saat itu umurnya tiga belas, kali kedua Jaehyun mendengar alunan musik teduh dari biola milik Joochan. Jadwal les yang tidak pernah bersamaan membuat kedua sahabat itu sulit bertemu. Sahabat. Itu yang mereka katakan pada hari kemarin, hingga waktu dengan cepatnya berlalu.
"Jae! Gimana?"
Maniknya tidak lepas dari sosok yang baru turun panggung. Umur mereka tidak lebih dari tujuh belas tahun, tidak ada yang berbeda dari mereka selain kemampuan alat musik yang semakin luar biasa.
Dan detak di dada Jaehyun yang semakin tak biasa.
"Ini cuma pensi sekolah, mainmu sudah sebagus itu?"
"Piano Kamu tadi lebih bagus,"
"Joo ... Aku selalu bahagia, setiap dengar Kamu main biola,"
Senyum itu mengembang, tangan yang lebih muda terangkat untuk mengacak rambut yang mati-matian diatur sedemikian rupa tadi pagi. Entah respon seperti apa yang harus ia berikan. Marah? Seharusnya. Tapi tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKBOARD.
Teen Fiction3rd ficfest from @gncdship now we comeback with school-romance theme💗