07. Secret (jjyt)

173 22 20
                                    

by. joy

Rating: Mature

TW: fluffy , nfsw , harshword , mention of cigarette , kissing

— — —


Tampaknya di kelas XII IPS 1 sedang jam kosong, terlihat dari rata-rata murid hanya bergosip, tertidur, sampai nonton bareng. Para murid jelas senang, tidak ada pembelajaran, mereka bebas melakukan apapun.

Sampai saat seseorang masuk, membuat murid-murid terkejut dan langsung kembali ke tempat duduknya. "Apakah kelas ini tidak ada gurunya?" tanyanya. "iya Pak, guru geografi tidak masuk" jawab murid, yang dikenal sebagai ketua kelas, Seungmin.

"oke, untuk itu walau tidak ada gurunya. bapak harap kalian tetap diam jangan terlalu berisik, supaya tidak mengganggu kelas lain" murid-murid hanya mengangguk. Tetapi ada satu murid yang menarik perhatiannya, "Youngtaek, apakah kamu tahu kesalahanmu?" Ia langsung menghampiri Youngtaek yang duduk di atas meja.

"Salah saya apa emangnya ya, Pak Jangjun?" jawaban Youngtaek seakan mengejeknya, Jangjun geram dengan kelakuan anak muridnya yang satu ini.

Jangjun sudah mengatasi berbagai macam murid di sekolah ini, tetapi hanya Youngtaek saja yang berani dengannya. Berkali-kali Youngtaek dipanggil ke ruang BK, tapi anak itu tidak ada capeknya membuat keributan.

"duduk di kursi bukan di meja. dan kancing bajumu, masukkan seragamnya. Sekali lagi saya melihat seragam mu masih berantakan, akan saya panggil ke ruang BK." Sang ketua kelas pun termenung melihat Pak Jangjun mengomentari seragam Youngtaek. Pasalnya ini hanya masalah sepele, tetapi mengapa guru itu ribet sekali, pikir Seungmin.

"iya pak Jangjun yang terhormat" Jangjun langsung meninggalkan kelas. Berbeda dengan Youngtaek, yang tetap melanjutkan aktivitasnya di atas meja itu tanpa merapikan seragamnya. Entah apa yang ada di otak murid itu.

Tidak terasa waktu libur berlalu, senin pagi ini terasa seperti beban untuk Youngtaek. Pasalnya ia selalu datang telat, dan berakhir di ruang BK seperti sekarang. "kemana dasi, topi, dan sepatu hitammu? dan mengapa kamu terlambat 30 menit?" tanyanya bertubi-tubi.

"pak satu-satu kalo mau nanya, saya bingung jawabnya" Jangjun, si guru BK. Beliau yang akan menghukum siswa ini (lagi). "dasi, topi, dan sepatu hitam kamu kemana saya tanya." Jangjun mengulang kembali pertanyaannya. "lupa pak, hehe" yang ditanya hanya senyam-senyum atas kecerobohannya pagi ini.

Pasalnya ia bangun saja sudah jam 7 pagi, tepat gerbang sekolah ditutup. Bahkan ia tidak sempat mandi dan sarapan, Youngtaek pun tidak ingat apapun bahkan dasi dan topi. Sepatu pun ia hanya mengambil asal dan langsung bergegas ke sekolah. Benar-benar seperti tidak niat untuk sekolah.

"bagaimana bisa lupa?" Jangjun bertanya-tanya kepada murid ajaibnya ini, bagaimana bisa lupa dengan hal-hal kecil seperti itu. "ya bapak bukannya bangunin saya si sebelum jam 7, kalo dibangunin kan saya jadi ga buru-buru kayak tadi pagi, dan saya jadi ga telat" murid itu mengutarakan isi hatinya.

Ah iya, hampir lupa bahwa ia telah menikah dengan murid yang duduk di depannya. Pernikahan mereka tidak ada yang tahu, karena bersifat tertutup hanya keluarga mereka yang mengetahui. Memang itu kemauan Youngtaek, ia tidak ingin ada yang tahu bahwa dirinya sudah menikah. Dengan embel-embel, "kak, aku ini masih kelas 12 SMA. aku gamau sampe temen-temen ku tahu. apa kata mereka kelas 12 udah nikah" rengeknya seperti itu kira-kira. Jangjun merasa benar apa yang dikatakan Youngtaek, akhirnya pernikahan mereka bersifat tertutup.

"ya kamu juga engga bangun. aku bangunin kamu jam 6 loh, kamu cuma iya-iya aja. yaudah aku tinggal" jelas Jangjun. "nah kan kakak jahat sama aku, males ah" murid itu cemberut mendengar penjelasannya.

"jangan cemberut-cemberut kamu mau aku cium disini?" goda Jangjun, terlihat jelas pipi yang sudah memerah. Youngtaek salting.

"emangnya berani kakak cium aku disini?" Jangjun tersenyum, "berani, sini aku buktiin". Badan Jangjun yang semula hanya duduk di kursi, sudah beranjak bangun dan mendekatkan diri ke Youngtaek. Jangjun benar-benar membuktikannya, ia mencium murid ajaibnya itu. Ditahannya tengkuk Youngtaek, Jangjun mulai melakukan pergerakan. Tangan Youngtaek juga sudah berada di leher Jangjun.

Jangjun mendorong Youngtaek ke tembok, ciuman pun semakin panas, bahkan AC yang berada di ruangan ini pun tidak terasa. Kedua kaki Youngtaek diangkat dan mengelilingi pinggang jangjun. Guru itu menggendongnya, dengan tembok sebagai penahan. Keduanya sangat menikmati pangutan itu. Tangan Jangjun pun mulai bergerak ke arah resleting celana Youngtaek. Youngtaek kaget, ia tidak mengira akan melakukan hubungan intim di sekolah, "kak, berhenti inget ini di sekolah" tegasnya.

"omg sorry, aku kelepasan. pulang sekolah lanjut ya?" pintanya. Youngtaek menggelengkan kepalanya, "engga ada pulang sekolah, aku cape mau tidur. besoknya juga masih sekolah, aku gamau kalau cara jalanku jadi aneh" Jangjun tertawa, ia mengingat saat malam pertama mereka. Bangun paginya Youngtaek benar-benar tidak bisa jalan.

"yaudah kamu balik lagi sana ke kelas, itu hukuman buat murid nakal kayak kamu" Jangjun mengacak-acak rambut Youngtaek, "oke kak, aku pergi dulu. semangat kerjanya!" sebelum pergi Youngtaek menyempatkan diri untuk mencium pipi guru itu. Lagi-lagi Jangjun dibuat kaget dengan kelakuan murid ajaibnya.

Sangat jelas perbedaan Youngtaek bersama temannya dan dengan Jangjun. Jika bersama temannya Youngtaek terlihat seperti ketua geng yang tidak takut apapun, tidak ada Youngtaek yang cemberut, misuh-misuh atau apapun. Hanya ada Youngtaek yang nakal, tidak taat aturan dan sering bolos. Berbeda jika bersama dengan Jangjun, ia terlihat seperti anak kecil yang sering mengadu, dan yang gampang disuruh. Memikirkan Youngtaek membuat Jangjun tersenyum.

"jadi lo dihukum apa aja sama pak Jangjun tadi? tanya si ketua kelas, "lo ga diapa-apain kan? gue denger soalnya banyak yang dihukum aneh-aneh sama beliau, mulai dari nyabut rumput, nyari belalang, mungutin sampah, lo disuruh apa?" oceh si ketua kelas.

"santai aja min, gue aman-aman aja si. doi udah gue sogok ahahahah" pikir Youngtaek mana berani Jangjun menyuruh hal-hal seperti itu kepadanya. "bagus deh kalo gitu, kantin ga bro?" "gas lah, gue bayarin"

Jangjun sudah mulai capek akan tingkah Youngtaek. Hari ini Youngtaek terlihat sedang merokok di atas rooftop sekolah. Untungnya Jangjun yang melihat, bagaimana jika guru lain, tidak habis pikir bagaimana keadaan Youngtaek selanjutnya.

"kalau kamu lupa ini masih area sekolah." tegasnya. sang murid pun menoleh ke arah sumber suara, "satu batang lagi" Jangjun paham sekali, jika Youngtaek merokok tandanya ada yang tidak beres dengannya.

"kenapa?" tanyanya, "mau peluk?" Youngtaek menggeleng, "mau ngerokok aja, kamu jauh-jauh dari aku sana ntar bau asepnya" Jangjun malah menarik rokok tersebut, dan menginjaknya. "kalau ada masalah ceritain ke aku, aku siap dengerinnya. jangan kayak gini Youngtaek." Jangjun memeluk muridnya itu, dan terdengar suara tangis, "jangan nangis, masa jagoan sekolah nangis" ucap Jangjun sembari tersenyum dan membersihkan air mata Youngtaek.

"udah diemin aja, lama-lama dia juga bosen nyari masalah terus sama kamu. biasanya yang kayak gitu, emang suka nyari perhatian aja ke kamu, secara kamu ganteng?? belum lagi kamu tuh orangnya sayang banget sama geng kamu." Youngtaek telah menceritakan masalahnya kepada Jangjun, ia merasa lega. Selama ini ia bingung harus bercerita kepada siapa. "kakak jangan puji aku gitu dong, nanti aku salting tau" beginilah Youngtaek yang sebenarnya jika berada di samping Jangjun, terlihat seperti anak kecil.

"ahahah iya-iya engga lagi deh" Jangjun mengacak-acak rambut Youngtaek, "kakak ih rambut aku jadi ga ada bentuknya ini" Jangjun jelas paham bahwa Youngtaek marah, tetapi ia menghiraukan itu karena menggoda Youngtaek adalah hal yang wajib hukumnya.

"mana sini mulutnya tadi yang bekas ngerokok? mau aku bersihin" Jangjun benar-benar membersihkannya, dengan cara menyatukan kedua ranumnya. Saat Jangjun ingin menyudahinya, tetapi Youngtaek menahan itu dan melanjutkan pangutannya. Youngtaek mengigit bibir bawah Jangjun. Bibirnya berhasil masuk ke dalam berkat gigitannya itu. Youngtaek terlihat seperti yang mendominasi kegiatan ini, pasalnya semuanya ia yang gerak. Apakah anak ini jika pusing hawanya jadi nafsu? tentu tidak ada yang tahu selain diri Youngtaek.

— end.

BLACKBOARD.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang