Tiffany menatap bangunan yang menjulang tinggi itu dari bawah hingga atas. Ia menghela nafas nya dan segera masuk ke dalam perusahaan itu.
"Permisi" ucap Tiffany. Saat ia menghampiri resepsionis yang ada di sana.
"Iya. Ada yang bisa saya bantu Nona?" ucap resepsionis itu ramah.
"Itu. Ruangan presdir ada di mana?" ucap Tiffany gugup.
"Kalau boleh saya tau, anda ada keperluan apa dengan presdir?" ucap resepsionis itu.
"Ha itu. Saya di kerjakan sebagai sekretaris nya yang baru" ucap Tiffany asal.
"Tunggu sebentar" ucap resepsionis itu. Ia pun langsung menelpon seseorang. "Mari Nona, saya antarkan anda ke ruangan presdir" ucap resepsionis itu lagi. Saat ia sudah selesai menghubungi seseorang di seberang sana.
"Ha baiklah" ucap Tiffany. Resepsionis itu pun segera membawa Tiffany menuju ke arah lift, untuk menuju ke ruangan presdir.
"Silahkan Nona. Anda bisa masuk, itu adalah ruangan Tuan Marco" ucap resepsionis itu. Setelah mereka sudah tiba di lantai paling atas.
"Baiklah" ucap Tiffany. Resepsionis itu pun segera pergi meninggalkan Tiffany. Dan Tiffany pun segera melangkahkan kakinya menuju ke ruang itu.
Tok!
Tok!
Tok!
Ceklek!
"Nona Tiffany?" ucap seorang pria. Dengan pakaian formal nya.
"Iya, saya Tiffany" ucap Tiffany. Menundukkan kepalanya hormat.
"Silahkan masuk Nona. Tuan Marco sudah menunggu anda" ucap pria itu. Tiffany menganggukkan kepalanya dan segera masuk kedalam ruangan itu.
"Tuan, sekretaris baru anda telah tiba" ucap pria itu.
Marco membalikkan kursinya menghadap pada Tiffany. Hingga membuat Tiffany sedikit terkejut.
Pria itu..... Pria itu yang aku temui satu bulan yang lalu di mini market. Ucap Tiffany dalam hati. Oh daebak! Kenapa dia terlihat tampan sekali jika memakai jas seperti ini. Ucap Tiffany lagi dalam hati. Ia menatap Marco tanpa berkedip sekali pun. Hingga membuat Marco menyeringai.
"Mark! Kau bisa keluar sekarang" ucap Marco. Pada asisten nya. Pria yang bernama Mark itu pun menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari ruangan Marco. "Kemari" ucap Marco lagi pada Tiffany.
"Saya?" ucap Tiffany. Menunjuk pada dirinya sendiri.
"Setan!" ucap Marco. Membuat Tiffany merinding.
"Dimana setan nya Tuan?" ucap Tiffany. Melihat ke kanan dan ke kiri.
"Yang sedang berdiri di depan ku sekarang" ucap Marco kesal.
"Maksud Tuan, saya setan. Begitu?" ucap Tiffany. Membulatkan matanya. Membuat Marco terkekeh.
"Kemari" ucap Marco. Tiffany pun melangkahkan kakinya mendekati meja kebesaran Marco. Dan duduk di kursi yang ada di depan meja itu. "Apa aku ada menyuruh mu untuk duduk disitu?" ucap Marco lagi. Saat Tiffany duduk di kursi itu.
"Lalu, saya harus duduk dimana Tuan. Di lantai?" ucap Tiffany polos. Membuat Marco kembali terkekeh.
"Disini" ucap Marco. Menepuk-nepuk pahanya. Membuat Tiffany membulatkan matanya.
"Saya tidak mau Tuan. Saya datang kesini untuk bekerja. Bukan berpacaran" ucap Tiffany. Membuat tawa Marco pecah.
"Hahaha! Apa kau ingin kita berpacaran?" ucap Marco. Menaikturunkan sebelah alisnya untuk menggoda Tiffany. Dengan cepat Tiffany menggelengkan kepalanya. "Kemarilah, dan duduk disini. Duduk di pangkuan seorang pria, tidak harus di sebut dengan berpacaran juga" ucap Marco lagi.
"Tapi....."
"Kemari Tiffany. Perkenalkan dirimu padaku" ucap Marco. Memotong ucapan Tiffany.
"Tapi, tidak harus duduk di pangkuan anda. Saya bisa memperkenalkan diri saya disini" ucap Tiffany.
"Perkenalkan dirimu disini. Atau perkenalkan dirimu di atas ranjang" ucap Marco santai. Membuat Tiffany membulatkan matanya terkejut dengan ucapan Marco. "Baiklah. Perkenalkan dirimu di atas ranjang" ucap Marco lagi. Bangkit berdiri lalu menghampiri Tiffany dan bersiap untuk menggendong wanita itu.
"Baik, saya akan memperkenalkan diri saya di....." Tiffany menghentikan ucapan nya. Membuat Marco menaikan satu alisnya.
Sial! Dimana! Ucap Tiffany dalam hati.
"Dimana?" ucap Marco. Menggoda Tiffany dengan menaikturunkan sebelah alisnya.
"Di..... Pangkuan anda?" ucap Tiffany. Mengecilkan suaranya saat menyebutkan pangkuan. Membuat Marco menyeringai.
"Kemari baby" ucap Marco. Kembali duduk ke kursi kebesaran nya.
Apa katanya? Baby? Yang benar saja! Dasar pria tua gila! Ucap Tiffany dalam hati kesal. Ia bangkit berdiri dari duduk nya dan melangkahkan kakinya mendekati Marco.
Dengan ragu Tiffany duduk di pangkuan Marco. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan jantung nya yang sedang berdisko di dalam sana. Sedangkan Marco, ia hanya tersenyum saat melihat Tiffany yang malu-malu kucing seperti itu. Kedua tangan kekar nya ia lingkarkan pada pinggang ramping Tiffany.
"Perkenalkan dirimu sekarang" ucap Marco. Meletakkan kepalanya di bahu Tiffany. Dengan gugup, Tiffany pun mulai memperkenalkan diri nya.
"N-nama saya, Tiffany Alexandra Louis. Anda bisa memanggil saya Tiffany. Saya saat ini, sedang berkuliah di Universitas XXX yang ada di negara ini. Saya....."
"Cukup! Aku sudah mengetahui semua tentang dirimu" ucap Marco. Memotong ucapan Tiffany.
"Darimana anda mengetahui nya" ucap Tiffany.
"Dari berkas yang kau berikan padaku" ucap Marco. Dengan senyuman khas di wajahnya.
"L-lalu, kenapa anda meminta saya untuk memperkenalkan diri lagi?" ucap Tiffany.
"Agar kau duduk di pangkuan ku?" ucap Marco. "Kau temani aku berkerja" ucap Marco lagi.
"Baiklah" ucap Tiffany. Yang ingin turun dari pangkuan Marco. Namun, Marco malah mengeratkan pelukan nya pada pinggang ramping Tiffany.
"Siapa yang menyuruh mu turun?" ucap Marco.
"Lalu, saya harus tetap duduk di pangkuan anda?" ucap Tiffany.
"Tentu saja" ucap Marco santai.
"Tapi....."
"Kau harus menurut pada bos mu" ucap Marco. Memotong ucapan Tiffany. "Atau kau ingin kita bermain saja?" ucap Marco lagi.
"Bermain? Bermain apa?" ucap Tiffany.
"Bermain..... Ha, maksud ku. Mempertemukan penis ku dengan milik mu" ucap Marco vulgar. Membuat Tiffany membulatkan matanya.
"Jangan kurang ajar!" ucap Tiffany. Turun dari pangkuan Marco dengan sekuat tenaga nya. Namun, baru saja ia berdiri. Marco kembali menarik tangan Tiffany. Hingga membuat wanita itu terduduk kembali di pangkuan nya.
Tanpa aba-aba. Marco langsung mencium bibir Tiffany. Melumat nya dengan sedikit kasar. Tiffany memberontak. Ia memukul-mukul tubuh Marco. Dan berusaha melepaskan diri nya dari Marco. Namun, apalah daya. Tubuh Marco lebih besar di bandingkan tubuh nya. Karena terlalu lelah melawan. Tiffany pun akhirnya pasrah. Sambil mengutuk Marco dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
TIFFANY [END]
Romantik⚠️WARNING⚠️Cerita untuk usia 18+ - 21+ bagi yang belum cukup umur, silahkan di skip. Terdapat banyak adegan sexual dan kata-kata vulgar nya! Dua kali di hianati oleh orang yang di cintai nya. Membuat Tiffany begitu trauma dengan yang namanya CINTA...