Setelah mengakhiri panggilan nya dengan Nia tadi. Marco membaringkan tubuh nya di atas ranjang. Ia meletakkan tangan nya di atas dahinya. Pria itu tampak sedang memikirkan sesuatu. Tapi, entah apa itu. Sejujurnya, Marco benar-benar merasa bersalah pada Nia. Ia sudah memberikan harapan pada wanita itu. Tapi, ia sendiri juga yang sudah menghancurkan harapan wanita itu.
Ddrrtt!
Ddrrtt!
Ddrrtt!
Ponsel yang sempat ia letakan di atas nakas tadi kembali berdering. Segera Marco mengambil ponsel nya dan melihat nama pemanggil di layar ponsel nya itu. Marco menghela nafas nya dan mengangkat panggilan yang ternyata adalah dari Mommy nya.
"Halo Mom"
"Daddy..... Hiksss hiksss hiksss. Daddy, kenapa kau belum pulang" ucap Noah. Di seberang sana. Ternyata bocah berusia lima tahun itu yang menghubungi Marco menggunakan ponsel Mommy nya.
"Noah? Jangan menangis Sayang. Daddy akan segera pulang" ucap Marco. Sebenarnya ia juga sudah merindukan putra semata wayang nya itu. Namun, demi membawa Tiffany kembali padanya. Marco terpaksa menahan rindu nya pada putra semata wayang nya.
"Dari kemarin-kemarin Daddy selalu mengatakan hal itu. Tapi Daddy tidak juga pulang-pulang. Hiksss hiksss hiksss" ucap Noah. Sambil terisak.
"Noah ingin tidur dengan Mommy Tiffany bukan?" ucap Marco. Membuat tangis Noah sedikit mereda
"Ya Daddy. Apa Daddy sedang bersama dengan Mommy Tiffany?" ucap Noah antusias.
"Ya. Mommy Tiffany sedang tidur Sayang" ucap Marco.
"Daddy akan pulang bersama dengan Mommy Tiffany?" ucap Noah.
"Iya. Noah tunggu saja Daddy dan Mommy kembali. Oke?!" ucap Marco.
"Oke Daddy" ucap Noah.
"Anak pintar" ucap Marco. Untung saja putranya itu tidak terus-terusan merengek. "Berikan ponsel nya pada Grandma. Daddy ingin bicara dengan Grandma" ucap Marco lagi. Noah pun segera memberikan ponsel itu pada Mommy Marco.
"Halo Marco" ucap Mommy Marco, Kattie. Di seberang sana.
"Halo Mom. Bagaimana kabar Mommy dan Noah disana" ucap Marco.
"Kami baik! Kapan kau akan pulang. Dan kapan kau membawakan menantu baru untuk ku" ucap Kattie. Ia pun sebenarnya juga tau, jika hubungan Marco dan Vanessa tidak baik. Dan ia juga tau, jika Vanessa bermain pria di belakang putra nya itu.
"Sebentar lagi Mom. Aku akan segera mengenalkan nya pada Mommy" ucap Marco.
"Mommy tunggu Marco. Setelah itu kau harus segera menceraikan Vanessa!" ucap Kattie. Sudah dari dulu ia ingin Marco menceraikan Vanessa. Namun, Marco selalu menolak nya. Karena kondisi orang tua Vanessa yang sedang tidak baik-baik saja.
"Aku tidak bisa menceraikan Vanessa begitu saja Mom. Mommy tau keadaan....."
"Mommy tidak peduli! Pokoknya kau harus menceraikan Vanessa secepatnya! Istri dan Ibu macam apa dia yang tidak pernah mengurus suami dan anaknya sendiri" ucap Kattie. "Kau ceraikan saja dia secepatnya. Dan sembunyikan perceraian kalian dari Mommy nya" ucap Kattie lagi.
"Iya Mom. Aku akan melakukan nya nanti" ucap Marco.
"Jangan iya iya saja! Buktikan!" ucap Kattie.
"Iya Mom!" ucap Marco.
Tut!
Karena tidak ingin mendengarkan ocehan dari Kattie. Marco pun langsung mengakhiri panggilan itu begitu saja. Marco menghela nafas dengan kasar. Apapun yang terjadi, ia harus membawa Tiffany kembali ke Paris. Walaupun ia belum bisa menikahi Tiffany untuk saat ini. Tapi setidaknya, Tiffany harus berada di samping nya. Dua minggu tidak berada di dekat wanita itu saja, Marco sudah sudah seperti orang gila. Apalagi jika wanita itu tidak ada di dekatnya selama bertahun-tahun? Bisa-bisa ia menjadi gila betulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
TIFFANY [END]
Romance⚠️WARNING⚠️Cerita untuk usia 18+ - 21+ bagi yang belum cukup umur, silahkan di skip. Terdapat banyak adegan sexual dan kata-kata vulgar nya! Dua kali di hianati oleh orang yang di cintai nya. Membuat Tiffany begitu trauma dengan yang namanya CINTA...