"Tiffany" ucap Marco. Setelah beberapa detik terdiam tadi. Marco pun langsung mengejar Tiffany yang sudah masuk kedalam lift. Para karyawan nya yang ada di perusahaan nya menatap Marco dan Tiffany dengan bingung. Ada hubungan apa bos mereka itu dengan Tiffany. Batin mereka penasaran.
"Tiffany! Hei!" ucap Marco. Saat ia sudah tiba di lobby perusahaan. Dan melihat Tiffany yang keluar dari perusahaan nya. "Tiffany tunggu!" ucap Marco lagi. Menahan tangan Tiffany yang ingin membuka pintu mobilnya.
"Lepas!" ucap Tiffany. Menatap Marco dengan tajam
"Tidak!" ucap Marco.
"Lepas!"
"Tidak!"
"Marco!" ucap Tiffany marah. Untuk pertama kalinya ia memanggil Marco dengan nama.
"Ayo ikut aku!" ucap Marco. Menarik paksa tangan Tiffany. Dan membawanya masuk kembali kedalam perusahaan.
"Apa yang anda inginkan sebenarnya" ucap Tiffany. Saat mereka sudah berada di dalam lift. Bukannya menjawab, Marco malah mengambil ponselnya di saku celananya dan segera menghubungi asisten nya.
"Halo Tuan" ucap Mark. Di seberang sana.
"Ku beri kau waktu satu menit untuk mengosongkan lantai paling atas. Jangan sampai ada satu orang pun yang berkeliaran disana" ucap Marco.
"Baik Tuan" ucap Mark. Setelah mendengar jawaban dari Mark. Marco pun langsung mematikan panggilan nya.
"Tuan Marco. Ap....."
Cup!
Ucapan Tiffany terhenti saat Marco mencium bibir nya. Tiffany mengepalkan kedua tangan nya. Marco selalu memperlakukan dirinya seperti wanita murahan. Marco melepaskan ciuman nya saat Tiffany mulai terisak.
"Kenapa kau menangis?" ucap Marco. Membelai pipi Tiffany dengan lembut. "Tiffany? Apa aku menyakiti mu?" ucap Marco lagi.
"Kau tanyakan saja pada dirimu sendiri" ucap Tiffany ketus.
Ting!
Saat Marco ingin menjawab ucapan Tiffany, pintu lift terbuka. Marco mengenggam tangan Tiffany dan membawa wanita itu keluar dari lift. Lalu, menuju ke ruangan. Di lantai itu, terlihat begitu sepi. Tidak ada orang sama sekali.
"Kenapa anda mengosongkan lantai ini?" ucap Tiffany pada Marco.
"Agar tidak ada yang mendengar desahan mu" ucap Marco. Dengan senyuman liciknya.
"Apa?! Apa yang ingin anda lakukan" ucap Tiffany. Sedikit berteriak.
"Mempertemukan penis ku dengan milik mu" ucap Marco santai. Membuat mata Tiffany membulat mendengar ucapan vulgar Marco.
"LEPAS! AKU TIDAK MAU! KAU PIKIR AKU WANITA JALANG, HAH?!" ucap Tiffany berteriak.
"Tiffany! Apa maksud mu!" ucap Marco bingung.
"Kau masih bertanya?! Kau pikir saja sendiri apa maksud ku" ucap Tiffany.
"Tiffany aku tidak pernah mengatakan bahwa kau jalang. Aku hanya....."
"Hanya ingin mempertemukan penis mu dengan milikku, begitu?" ucap Tiffany. "Oh, baiklah. Mari pertemukan mereka" ucap Tiffany lagi. Mendekatkan wajah nya pada wajah Marco. Lalu, mencium bibir Marco dengan kasar.
Marco yang menerima serangan dari Tiffany pun terkejut. Ia tidak menyangka jika Tiffany berani mencium bibir nya duluan. Marco yang tidak ingin melewatkan kesempatan pun membalas ciuman Tiffany dengan kasar pula. Kaki keduanya perlahan bergerak masuk kedalam ruangan Marco. Saat berada di dalam ruangan nya. Marco menutup pintu ruangan nya dan mengunci pintu itu. Ia menyenderkan tubuh Tiffany di belakang pintu. Keduanya saling melumat dengan begitu buas. Tangan nakal Marco meraba-raba bokong Tiffany. Dan perlahan membuka kancing rok Tiffany. Hingga rok Tiffany pun terjatuh dan meningggalkan celana dalam nya yang menutupi area kewanitaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIFFANY [END]
Romance⚠️WARNING⚠️Cerita untuk usia 18+ - 21+ bagi yang belum cukup umur, silahkan di skip. Terdapat banyak adegan sexual dan kata-kata vulgar nya! Dua kali di hianati oleh orang yang di cintai nya. Membuat Tiffany begitu trauma dengan yang namanya CINTA...