Tiffany masuk kedalam mobil nya dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan perusahaan milik Marco. Begitu pun dengan Marco, ia masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan perusahaan nya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Agar bisa segera menyusul mobil istri nya.
"Arrrggghhh" Marco mengerang. Ia memukul kuat setir mobilnya. Pandangan Marco lurus kedepan. Matanya terus menatap pada mobil istrinya itu yang semakin melaju. Hingga.....
BRAAKK!
Mobil yang Tiffany kendarai tertabrak dengan truk besar. Hingga membuat mobil Tiffany terpelanting. Marco membulatkan matanya saat melihat mobil istrinya itu terpelanting. Segera Marco menghentikan mobilnya. Dengan cepat ia keluar dari mobilnya dan berlari kencang menghampiri istrinya yang masih berada di dalam mobil itu. Tubuh Marco bergetar saat melihat Tiffany yang sudah berdarah di dalam sana.
"Sayang! Buka pintu nya" ucap Marco berteriak. Berusaha membuka pintu mobil Tiffany. Ia benar-benar panik dan juga takut, karena sebentar lagi mobil Tiffany akan segera meledak.
Orang-orang yang berada di sana pun membantu Marco untuk membuka pintu mobil Tiffany. Salah satu orang yang ada di sana, mengambil batu yang sedikit besar di pinggir jalan. Ia memecahkan kaca mobil itu menggunakan batu. Saat kaca mobil Tiffany sudah pecah. Marco segera membuka kunci mobil Tiffany dari dalam. Dengan cepat ia mengeluarkan Tiffany dari mobil itu dan membawa Tiffany jauh dari mobil nya. Dan saat itu juga, mobil Tiffany pun meledak.
"Sayang" ucap Marco. Dengan air matanya yang mulai mengalir di wajah tampan nya itu. Ia memangku kepala Tiffany yang sudah di penuhi oleh darah. "Sayang, bertahanlah" ucap Marco lagi. Ia mengangkat tubuh Tiffany dan membawa istrinya itu ke mobilnya. Orang-orang yang berada di sana sebenarnya sudah memanggil ambulan. Namun, Marco tidak ingin menunggu terlalu lama.
Saat sudah tiba di rumah sakit. Marco segera memanggil dokter untuk menangani istrinya. Para dokter dan perawat yang ada di sana pun dengan cekatan menangani Tiffany.
"Maaf Tuan, anda tidak boleh masuk" ucap salah satu suster itu. Saat Marco ingin mengikuti mereka ke dalam ruangan operasi.
"Tolong, tolong selamatkan istri ku" ucap Marco. Dengan air matanya yang terus mengalir di wajah nya itu.
"Kami akan berusaha Tuan" ucap suster itu. Ia pun segera masuk ke ruangan operasi dan menutup pintu nya.
Sedangkan, Marco. Ia merosot ke lantai. Ia tidak akan bisa memaafkan dirinya jika sampai terjadi sesuatu pada istri nya.
Marco dengan setia menunggu di depan ruangan operasi. Tak henti-henti nya ia berdoa untuk keselamatan istri nya. Marco ingin menghubungi keluarga mereka. Namun, ia tidak ingin membuat keluarga nya dan Tiffany khawatir.
Marco berjalan mondar-mandir di depan ruangan operasi dengan perasaan yang tidak karuan. Ia takut, benar-benar takut jika sampai Tiffany pergi meninggalkan dirinya.
Di tengah kegelisahan nya. Nia dan Mark datang menyusul Marco ke rumah sakit. Beberapa waktu yang lalu, Marco sempat menghubungi Mark bahwa ia berada di rumah sakit. Melihat kedatangan Nia, membuat Marco emosi. Ia mendekati Nia dan mendorong tubuh wanita itu dengan kasar hingga membuat Nia terjatuh ke lantai.
"Apa maksud mu melakukan nya! Hah?!" ucap Marco emosi. Namun, bukannya takut. Nia malah tersenyum sinis.
"Inilah yang aku maksud. Membuat istri mu salah paham" ucap Nia santai. "Tapi, aku tidak sampai berpikir jika istri mu akan kecelakaan seperti ini" ucap Nia lagi. Ia bangkit berdiri, masih dengan santai nya.
"WANITA TIDAK TAU DI UNTUNG! JIKA BUKAN KARENA ANAK MU, AKU TIDAK AKAN MENERIMA MU SEBAGAI SEKERTARIS KU!" ucap Marco berteriak. Membuat orang-orang yang berlalu lalang di sana menatap ke arah nya.
"Tuan, tenanglah" ucap Mark. Menyentuh bahu Marco untuk menenangkan pria itu. Namun, Marco malah menepis tangan Mark dengan kasar.
"Tenang kau bilang?! Istri ku sedang berada di dalam sana saat ini" ucap Marco. Menunjuk pada ruangan operasi.
"Saya tau Tuan. Tapi kita hanya bisa berdoa untuk keselamatan Nyonya" ucap Mark. Marco terdiam dan berusaha memendam emosi nya.
"Keluar kau dari perusahaan ku. Dan jangan pernah kembali lagi!" ucap Marco. Pada Nia. Saat Nia ingin berbicara, Mark memberikan nya isyarat. Namun, dengan tak tau malu nya Nia tetap menjawab ucapan Marco.
"Kau tidak bisa memecat ku begitu saja Marco! Jika kau memecat ku, bagaimana dengan anakku?" ucap Nia.
"Aku tidak peduli lagi! Seharusnya kau bersyukur karena aku menerima mu bekerja di perusahaan ku" ucap Marco. Nia menatap Marco dengan tajam.
"Kau tega menelantarkan ku dan anak ku?" ucap Nia. Ia berusaha untuk mendapatkan hati pria itu kembali.
"Sudah ku bilang itu bukan urusan ku. Jika kau memang pernah menikah. Kau bisa menghubungi atau menemui mantan suami mu!" ucap Marco. Membuat Nia terdiam.
Sejujurnya, ia tidak tau siapa ayah dari anaknya itu. Ia hanya membohongi Marco saja, mengatakan bahwa dirinya pernah menikah dan bercerai setelah anaknya lahir. Ia mengatakan hal itu, agar Marco mau menerima dirinya bekerja di perusahaan Marco. Terlalu banyak pria yang meniduri nya dulu, hingga membuat ia tidak tau siapa ayah dari anaknya.
*****
Dua jam kemudian.....
Marco duduk di samping ranjang pasien sambil mengenggam tangan Tiffany yang masih terbaring lemah disana. Dua jam yang lalu, Tiffany baru saja selesai di operasi.
"Sayang, bangun" ucap Marco terisak. Dadanya sesak saat wanita yang ia cintai terbaring lemah seperti ini. "Jangan tidur terlalu lama. Aku tidak suka jika kau tidur terlalu lama" ucap Marco lagi. Mengecup punggung tangan istrinya dengan lembut.
Ia takut, sangat takut jika istrinya kembali mengalami koma. Seperti saat Tiffany melahirkan putri mereka dulu. Air mata Marco terus mengalir di wajah tampan nya itu.
"Bangunlah Sayang. Jangan terlalu lama tidur. Bagaimana dengan anak-anak kita, jika kau tidur terus" ucap Marco. Ia kembali mengecup punggung tangan Tiffany dengan lembut.
Marco teringat pada dokter yang menangani Tiffany saat operasi tadi. Ia bangkit berdiri dan segera keluar dari ruang perawatan Tiffany untuk menemui dokter tersebut.
Ddrrtt!
Ddrrtt!
Ddrrtt!
Di tengah perjalanan Marco menuju ruangan dokter itu. Ponsel Marco yang berada di saku celana berdering. Dengan segera Marco mengambil ponsel nya dan mengangkat panggilan yang ternyata adalah dari Kattie.
"Halo" ucap Marco saat sudah mengangkat panggilan dari Kattie.
"Apa kau dan Tiffany sudah selesai makan siang? Nora menangis daritadi. Tiffany sudah pergi tiga jam lebih dan sampai sekarang belum kembali" ucap Kattie. Membuat Marco terdiam. Apa yang harus ia katakan pada Mommy nya bahwa Tiffany baru saja selesai di operasi akibat kecelakaan.
"Mom..... Tiffany" ucap Marco bergetar. Membuat perasaan Kattie di seberang sana menjadi tidak enak.
"Kenapa Marco? Ada apa dengan Tiffany!" ucap Kattie.
"Tiffany baru saja selesai di operasi Mom" ucap Marco. Mungkin lebih baik keluarga mereka mengetahui tentang keadaan Tiffany sekarang.
"Bagaimana bisa!" ucap Kattie terkejut. Setau dirinya, menantu nya itu selama ini sehat-sehat saja. Lalu mengapa tiba-tiba menantu nya di operasi.
"Tiffany mengalami kecelakaan" ucap Marco sendu. Membuat Kattie semakin terkejut.
"Bagaimana bisa Marco?!" ucap Kattie. Mata wanita paruh baya itu mulai berkaca-kaca.
"Aku akan menjelaskan pada kalian nanti" ucap Marco sendu. Tanpa mendengar jawaban dari Kattie, Marco pun segera mengakhiri panggilan mereka. Ia melanjutkan langkah nya menuju ke ruangan dokter yang menangani Tiffany.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIFFANY [END]
Romance⚠️WARNING⚠️Cerita untuk usia 18+ - 21+ bagi yang belum cukup umur, silahkan di skip. Terdapat banyak adegan sexual dan kata-kata vulgar nya! Dua kali di hianati oleh orang yang di cintai nya. Membuat Tiffany begitu trauma dengan yang namanya CINTA...